Hidupgaya.co – Hasil analisis data penggunaan platform Pinhome dan riset ke konsumen, terdapat beberapa temuan menarik seputar kepemilikan rumah pertama di Indonesia: Salah satunya, properti yang paling digemari sebagai rumah pertama biasanya berbentuk rumah baru dengan harga di bawah Rp600 juta.
“Lokasi paling banyak dicari bergeser keluar Jakarta, yaitu Bogor, Bekasi, Tangerang, Depok dan Bandung. Sedangkan dari sisi kredit, kebutuhan kredit semakin berkembang, minat terhadap KPR takeover meningkat karena potensi penghematan hingga 25 persen dari total cicilan,” ujar CEO sekaligus pendiri Pinhome, Dayu Daya Permata dalam temu media di Jakarta, baru-baru ini.
Riset juga mengungkap hal menarik, yakni pembagian THR (tunjangan hari raya), menjadi pemicu transaksi properti. “Transaksi pembelian properti meningkat hingga dua kali lipat setelah THR diterima,” ujar Dayu.
Dia menambahkan, empat dari lima pengguna Pinhome adalah pembeli properti pertama dan 93% pengguna mencari rumah untuk ditinggali. “Saat ini, Pinhome telah bekerja sama dengan lebih dari 20 ribu agen properti, 20 institusi jasa keuangan untuk pendanaan properti dan juga lebih dari 8 ribu penyedia layanan perawatan Pinhome Service,” ujar Dayu.
Pinhome juga bekerja sama dengan Sarana Multigriya Finansial untuk menyediakan layanan rent-to-own sebagai alternatif kredit bagi mereka yang dengan kesulitan akses ke bank. Selain itu, Pinhome juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pemborong untuk menyediakan ratusan rumah terjangkau di berbagai daerah di Indonesia.
Kesempatan sama, Executive Director, Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, menyampaikan solusi hulu ke hilir berbasis teknologi seperti Pinhome menjawab berbagai pertanyaan property seeker dan pemain industri. “Misalnya, fitur PinValue yang bisa memberikan perkiraan harga properti secara transparan tidak hanya membantu pembeli properti, tapi juga pemain industri dan pengembang,” ujarnya.
Dia meyakini tahun 2023 sebagai momentum yang tepat untuk membeli properti. “Tahun ini industri properti tidak akan kehilangan daya beli, dilandasi dengan kekuatan pasar lokal dan ekonomi fundamental Indonesia,” ujarnya.
Ali menambahkan, bila mampu, lebih baik beli properti di tahun 2023 daripada menunggu di tahun-tahun depan. “Harga properti akan makin bersahabat di tahun politik ini. Setelah pemilu, bisa jadi harga properti akan naik seiring kenaikan permintaan,” saran dia.
Adapun beberapa tips tambahan dari Ali Tranghanda bagi mereka yang berminat membeli properti di antaranya manfaatkan bunga KPR yang melandai atau di bawah bunga sebelum pandemi. “Jika menggunakan pihak ketiga untuk membeli properti, seperti agen atau platform digital, pastikan itu terpercaya dan memberikan transparansi untuk proses dan biaya yang harus dikeluarkan,” tandas Ali. (HG)