Hidupgaya.co – Di tengah ketidakpastian sejauh mana pandemi akan berdampak terhadap UMKM, pengusaha perempuan berhasil menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Riset UNDP tentang dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia menemukan bahwa usaha yang dikelola perempuan lebih mampu bertahan dibandingkan yang dijalankan laki-laki.

Disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Jerry Sambuaga, partisipasi perempuan dalam dunia usaha juga tercatat semakin meningkat. “Pada tahun 2021, perempuan mengelola 64,5% dari total UMKM di Indonesia. Di tingkat usaha mikro, 52% dari 64 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Kemudian untuk tingkat usaha kecil, 56% dari 193 ribu pemilik usaha kecil adalah perempuan,” ujar Jerry di acara yang digelar International Trade Center (ITC) dan Unilever secara virtual, baru-baru ini.

Dia menambahkan, untuk usaha menengah, 34% dari 44,7 ribu pelaku usaha adalah perempuan. Sehingga pada tahun 2025, UMKM yang dikelola perempuan diproyeksikan akan mencapai US$135 miliar. “Semua angka tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa dan tidak dapat terlepas dari upaya memajukan perekonomian di Indonesia. Menyadari betapa pentingnya peran perempuan dan UMKM dalam kehidupan ekonomi Indonesia,” ujar Jerry, 

Untuk itu, Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan kontribusi perempuan dan UMKM dalam perdagangan Indonesia. “Selain itu, Kemendag juga akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung peningkatan peran partisipasi perempuan,” imbuhnya.

Terkait dengan itu, International Trade Center (ITC) berkolaborasi dengan Unilever untuk memperkuat serta merayakan kemitraannya dalam mendorong pengadaan barang maupun jasa yang lebih responsif terhadap kesetaraan gender, sekaligus memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia.

Acara yang dilakukan virtual beberapa waktu lalu mempertemukan perwakilan level tinggi pemerintah, perusahaan terkemuka, serta bisnis-bisnis milik perempuan guna membahas hambatan partisipasi perempuan dalam ekonomi dan untuk mengedepankan kemitraan publik-swasta yang dapat menjadi solusi.

Dalam acara ini, para peserta mendapatkan gambaran lebih jelas tentang tujuan dari kemitraan ini serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masa mendatang, yang akan diimplementasikan melalui Inisiatif SheTrades dari ITC bekerja sama dengan Komunitas Womanpreneur. 

Disampaikan Corporate Secretary and Head of Sustainability and Corporate Affairs, Unilever Indonesia, Nurdiana Darus, salah satu pilar dalam strategi The Unilever Compass adalah untuk berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan inklusif. “Hal ini kami lakukan melalui berbagai inisiatif, contohnya dengan membantu meningkatkan standar hidup semua pihak yang terlibat di dalam rantai nilai kami, termasuk para pemasok kami. Salah satu komitmen Unilever adalah memastikan bahwa setidaknya €2 miliar dialokasikan setiap tahun untuk menumbuhkan ekosistem bisnis yang mewakili keragaman dan inklusivitas dalam rantai pasokan kami,” ujarnya.

Kesempatan sama, SheTrades-Unilever Partnership Manager, International Trade Centre, Anna Mori, mengatakan melihat tingginya jumlah wirausaha perempuan yang aktif, Indonesia merupakan negara prioritas baik bagi Unilever maupun SheTrades. “Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menyumbang 57% dari PDB negara, dengan lebih dari 50% UMKM dimiliki oleh perempuan. Memperluas peluang ekonomi bagi bisnis yang dimiliki dan dipimpin perempuan melalui pengadaan dapat mempercepat pemulihan pasca pandemi dan menghasilkan manfaat besar bagi perekonomian,” tuturnya. 

Acara tersebut juga menjelaskan bagaimana bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan dapat mendaftar menjadi bagian dari pemasok Unilever. Di bawah kemitraan ini, bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan juga akan berkesempatan untuk meningkatkan daya saing mereka dengan menghadiri sesi pelatihan teknis tentang perencanaan bisnis yang berkelanjutan dan sesuai etika, serta kesiapan finansial.

Selain selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), kemitraan ini juga akan memperkuat komitmen ITC dan Unilever untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Jerry menekankan, partisipasi dan inisiatif dari pemangku kepentingan terkait, termasuk ITC dan Unilever, akan menjadi kolaborasi yang efektif untuk membangun ekosistem wirausaha perempuan dalam mengadaptasi tantangan-tantangan global. (HG)

Advertisement