Hidupgaya.co – Siapa tidak mengetahui Albert Einstein? Penemu teori relativitas sekaligus fisikawan terbesar sepanjang masa telah menemukan berbagai teori penting bagi ilmu pengetahuan melalui berbagai eksperimen sains.
Eksperimen sains ternyata juga merupakan salah satu bentuk stimulasi yang baik bagi tumbuh kembang anak. Disampaikan psikolog anak dari Lembaga Terapan Psikologi UI, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, ada sejumlah aspek dalam tumbuh kembang anak, yaitu fisik (motorik), intelektual (kognitif), bahasa dan sosial emosi.
“Aspek-aspek tersebut perlu didukung dengan berbagai stimulasi yang baik agar tumbuh kembang anak menjadi maksimal. Salah satu bentuk stimulasinya adalah eksperimen sains,” terang Vera dalam temu media yang digelar Einstein Science Project (ESP) di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Vera menambahkan, eksperimen sains dapat membantu mengembangkan rasa ingin tahu, pemikiran kritis dan kemauan belajar. “Selain itu, anak juga dapat belajar urutan, sistematisasi dan aturan. Ini penting bagi anak agar dapat menyampaikan urutan peristiwa, sebab-akibat dan memahami arahan orang tua dengan baik,” terangnya.
Selain itu, eksperimen sains juga memberi kesempatan untuk experiential learning & discovery learning pada anak. “Belajar secara langsung/praktik dan menemukan hal-hal baru dalam eksperimen menjadi aktivitas belajar yang menyenangkan bagi anak,” tutur Vera.
Psikolog anak ini menambahkan, agar anak mendapatkan manfaat yang maksimal dari eksperimen sains, penting untuk memberikan eksperimen yang variatif dengan tetap memastikan aktivitas itu interaktif bagi anak-anak. “Selain itu, penting untuk memperhatikan multi-aspek, yakni satu aktivitas dapat memberikan stimulasi pada lebih dari satu aspek sensoris, misalnya saat bersamaan anak mengamati, mendengar dan menyentuh saat melakukan eksperimen serta memicu experiential learning/hands-on,” beber Vera.
Penting dicatat, aktivitas sains juga harus sesuai tahapan usia perkembangan anak. “Dengan demikian, anak-anak akan terpacu secara fisik (motorik), intelektual (kognitif), bahasa dan sosial emosi,” tandas Vera.
Mengingat pentingnya eksperimen sains dalam menunjang tumbuh kembang anak, Einstein Science Project (ESP) hadir untuk membantu anak-anak melakukan eksperimen sains dengan cara yang menyenangkan.
“Dilatarbelakangi oleh keinginan menginspirasi anak-anak sejak dini agar mencintai ilmu sains dengan cara yang menyenangkan, Einstein Science Project hadir dengan metode hands-on learning atau pengalaman praktik secara langsung,” terang Founder sekaligus Director Einstein Science Project, Sarah Hutauruk.
Sarah menambahkan, sebagai penyedia pengalaman eksperimen science interaktif dan menyenangkan, yang diperuntukkan bagi anak usia 3 -12 tahun, pihaknya menyadari pentingnya aktivitas yang disesuaikan dengan tahapan usia perkembangan anak. “Karenanya kami menyediakan berbagai macam eksperimen sains sesuai dengan usia/level kelas anak. Harapannya, ESP dapat menjadi learning partner bagi anak dan orang tua,” tuturnya.
Kesempatan sama, Manager Operasional Einstein Science Project, Ni Nengah Kristanti, menyampaikan area eksperimen ESP terdiri dari Sensory Corner yaitu area bermain dan eksplorasi sensori untuk anak yang berada di lantai 2. Area terdiri dari meja sensori berisi mainan edukasi berupa pasir kinetic, busy board, magic straw dan lego.
Messy Play and Chemical Experiment yaitu area mencoba eksperimen-eksperimen bertema chemical. Meja belajar yaitu area kelas untuk melakukan eksperimen hands-on serta mencoba berbagai peralatan lab sains seperti mikroskop dan kelengkapannya.
“Anak-anak dari usia 3-12 tahun direkomendasikan untuk mencoba seluruh peralatan di lab sains ESP, tetapi tentu dengan bimbingan dari tim fasilitator Lab ESP,” tutur Ni Nengah.
Durasi kelas untuk 1 eksperimen adalah 60 menit dan 2 eksperimen membutuhkan waktu 90 menit. Anak-anak dapat memilih aktivitasnya sesuai dengan usia dan waktu yang mereka inginkan. Einstein Science Project memberikan beragam program untuk orang tua dan anak, antara lain Enrichment Program, Private Class atau Private Event, juga program untuk sekolah seperti Science Day, Ekstra/intra-kurikuler dan Field Trip.
“Dengan mengikuti berbagai pilihan eksperimen, anak-anak dapat terstimulasi secara lengkap,” tandas Ni Nengah Kristanti.
Nah, dengan mengikuti dan belajar sains di Einstein Science Project bukan tidak mungkin fisikawan terbesar selanjutnya akan berasal dari anak-anak Indonesia yang sudah terbiasa melakukan eksperimen sains. (HG)