Hidupgaya – Pandemi Covid-19 berdampak pada semua lini, tak terkecuali bisnis otomotif. Hal ini juga dirasakan oleh PT Tunas Ridean Tbk (Grup Tunas Ridean) yang terdampak oleh lesunya penjualan mobil selama paruh pertama 2020. Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) melaporkan selama 2019 penjualan mobil tercapai sekira 1 juta unit, namun sepanjang tahun ini diperkirakan merosot hingga 40% dan diproyeksi membukukan angka penjualan 600 ribu unit saja.

Namun demikian Tunas Ridean optimistis mampu menjaga kinerja keuangan tetap solid dengan melakukan sejumlah langkah bisnis, sembari tetap berusaha menjaga perkembangan bisnis rental dan otomotif. Menyiasati pandemi Covid-19, manajemen Tunas Ridean banyak melakukan perubahan cara kerja. “Akibat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kantor pusat tidak beroperasi. Hal ini berdampak pada belanja modal tahun ini diturunkan hingga 16 persen, demkian juga belanja operasional ikut turun. Sejalan dengan itu kami juga lakukan investasi digital,” kata Rico Adisurja Setiawan – Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk, memaparkan kinerja Grup Tunas Ridean pada paparan publik yang diselenggarakan daring, Kamis (25/6).

Rico menambahkan,dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis Tunas Group yang mulai terasa di kuartal pertama 2020, membuat manajemen lebih obyektif dalam mengambil langkah ekspansi. Belanja modal pada 2019 mencapai Rp568 miliar, namun tahun ini turun 16% menjadi Rp476 miliar, untuk mendukung bisnis rental Rp344 miliar dan Rp132 miliar untuk pembiayaan otomotif.

Imbas pandemi membuat perusahaan menutup toko dan tidak bisa berjualan secara offline demi mematuhi PSBB untuk membendung penyebaran virus corona. Namun demikian penjualan masih tertolong oleh kanal penjualan online di marketplace (Tokopedia) dan medsos, Instagram dan Facebook. Penjualan online selama kurun April-Mei 2020 berkontribusi sekitar 20-30%. “Kami akan lebih menggencarkan investasi digital,” ujar Rico.

Seiring dengan pelaonggaran PSBB, Tunas Ridean sudah membuka kembali showroom dan workshop, juga bengkel. “Antrian konsumen mulai panjang di bengkel, dan juga permintaan mobil baru mulai naik lagi,” ungkap Rico. Namun bagi yang masih takut ke showroom, perusahaan membuka opsi pengantaran mobil ke rumah konsumen untuk kebutuhan testdrive.

Meski di tengah situasi sulit, Tunas Group masih membukukan pendapatan bersih untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2020 sebesar Rp3,2 triliun, meski menurun 11% dari periode sama tahun sebelumnya. Hal ini berdampak pada penurunan laba 22%. Penurunan laba terjadi akibat suramnya penjualan bisnis otomotif hinga 17% menjadi Rp79,3 miliar di awal tahun 2020. “Ini karena dampak covid, intensitas persaingan, juga akibat banjir di awal tahun 2020,” jelas Rico.

Rico menambahkan, untuk tahun buku 2019, Tunas Group membagikan dividen final tunai sebesar Rp145,08 miliar kepada 5,58 miliar lembar saham, atau sebesar Rp26 per saham. Dari angka tersebut, sebesar Rp44,64 miliar atau Rp8 per saham telah dibayarkan sebagai dividen interim pada tanggal 5 Desember 2019. Sehingga sisanya sebesar Rp100,44 miliar atau Rp18 per saham akan dibayarkan sebagai dividen final tunai. (HG)

Advertisement