Hidupgaya – Diabetes melitus atau kencing manis kini bukan lagi penyakit yang banyak diderita kaum usia lanjut. Belakangan banyak anak muda di usia produktif divonis menderita penyakit kencing manis. Pemicunya adalah perubahan gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat dan gaya hidup santai kurang gerak.

Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang dipicu oleh pola makan dan pemilihan jenis makanan yang tidak tepat. Ahli nutrisi banyak menganjurkan pola makan gizi seimbang, atau dulu dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna, mencakup karbo, lauk, sayur dan buah, serta minum susu.

Namun nyatanya pola makan bergizi seimbang ini makin sulit dipenuhi karena beragam alasan, mungkin karena kesibukan sehingga tak punya waktu menyiapkan makanan bergizi seimbang atau beralihnya pola makan ala Barat yang miskin serat dan lebih banyak menyajikan makanan instan.

Bukan rahasia lagi, orang Indonesia gemar sekali menyantap karbohidrat dalam jumlah berlebih. Konsumsi karbo berlebih merupakan salah satu pemicu obesitas yang jika tidak dikontrol bisa menuntun pada terjadinya diabetes tipe 2.

“Diabetes muncul karena dimulai dari porsi makan yang tidak seimbang. Terlebih, kaum milenial yang sibuk dengan segudang aktivitasnya di luar rumah, mereka cenderung makan seadanya. Komposisinya tidak jauh-jauh dari karbohidrat, garam, gula, gorengan, juga santan. Pokoknya asal kenyang,” kata dokter spesialis penyakit dalam dr. Tommy P. Sibuea, SpPD dari RS Tebet Jakarta, baru-baru ini.

Selain konsumsi karbo yang berlebih, porsi makan juga tidak seimbang. “Banyak yang sering melenceng . Misalnya minum susu tapi dominan es krim, cokelat dan gula. Makan daging dalam jumlah banyak namun sayurnya hilang,” tutur Tommy yang ditemui di sela-sela peringatan ulang tahun RS Tebet ke 35.

Agar diabetes tidak mampir, Tommy menyarankan pergeseran pilihan jenis dan pola makan yang kurang tepat ini harus segera dihindari. “Boleh makan karbo, namun pilih karbo yang lambat diurai sehingga tak mengakibatkan lonjakan gula darah. Misalnya roti putih diganti roti gandum, nasi putih diganti dengan nasi merah,” ujarnya.

Terkait dengan pemilihan lauk, Tommy menyarankan untuk menghindari jerohan meskipun rasanya enak. “Gantilah jerohan dengan daging warna putih, misalnya ikan,” bebernya.

Meski sibuk, Tommy menyarankan agar jangan menunda jam makan. Menunda makan hanya akan membuat kita kelaparan dan cenderung makan berlebih saat bertemu makanan.

“Idealnya 3-4 jam sekali makan. Bukan makan yang dalam porsi besar, namun pilih makanan yang mengenyangkan, misalnya kacang hijau yang kaya serat. Pilihlah camilan yang sehat, misalnya buah di antara waktu makan utama,” saran Tommy.

Dengan meengonsumsi camilan sehat kaya serat akan membantu perut kelaparan sehingga tak kalap makan dalam porsi banyak saat jam makan utama tiba. (HG/www.dokterdigital.com)