Hidupgaya.co – Bercak keputihan pada kulit, yang disebut vitiligo, mempengaruhi orang dari semua etnis dan jenis kulit. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, penelitian menunjukkan bahwa berbagai faktor berperan. Beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk mutasi genetik, pemicu lingkungan, penyakit autoimun, dan sebagainya.
Vitiligo umumnya dianggap sebagai penyakit autoimun, meskipun tidak sepenuhnya jelas apa yang memicu sistem kekebalan untuk secara keliru menyerang sel pigmen kulitnya sendiri yang sehat.
Kombinasi faktor, termasuk genetika, autoimunitas, kerusakan kulit, dan stres, meningkatkan risiko vitiligo. Berikut ini sejumlah faktor yang diduga kuat berperan dalam perkembangan vitiligo dirangkum dari Very Well Health:
1. Mutasi genetik
Variasi dalam banyak gen telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan vitiligo. Sekitar 30% kasus vitiligo terjadi dalam keluarga, dan sekitar seperlima orang dengan vitiligo memiliki setidaknya satu kerabat dekat yang juga memiliki kondisi tersebut.
Sementara riwayat keluarga vitiligo dapat membuat seseorang lebih mungkin memiliki kondisi tersebut, para peneliti setuju bahwa itu bukan satu-satunya penyebab.
2. Kondisi autoimun
Studi menunjukkan hubungan genetik yang jelas antara vitiligo dan penyakit autoimun lainnya, termasuk yang secara khusus mempengaruhi kelenjar tiroid. Sementara keadaan pastinya masih dipelajari, bisa jadi karena sistem kekebalan pasien vitiligo itu sendiri mengembangkan antibodi yang menghancurkan sel pigmentasi kulit.
Orang yang sudah memiliki penyakit autoimun, seperti psoriasis, lupus, penyakit Hashimoto, radang sendi, diabetes tipe 1, dan hipotiroidisme, berisiko lebih tinggi terkena vitiligo.
3. Genetika
Para peneliti telah menemukan variasi pada lebih dari 30 gen yang dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena vitiligo. Banyak gen yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh atau fungsi melanosit, dan mungkin masing-masing gen berkontribusi terhadap sebagian dari risiko vitiligo.
Gen yang dianggap berperan dalam perkembangan vitiligo meliputi:
* Gen NLRP1: Gen ini memberikan petunjuk untuk membuat protein yang terlibat dalam sistem kekebalan. Secara khusus, ini membantu mengatur proses peradangan.
* Gen PTPN22: Gen ini membantu mengontrol aktivitas sel sistem kekebalan tubuh.
Variasi tertentu pada kedua gen dapat mempersulit tubuh untuk mengendalikan peradangan dan mencegah sistem kekebalan menyerang sel sehatnya sendiri. Perubahan gen ini juga dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan mengembangkan penyakit autoimun lainnya
Meskipun para peneliti mengetahui bahwa beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terkena vitiligo sebagai akibat dari mutasi genetik tertentu, alasan mengapa perubahan ini terjadi tidak sepenuhnya jelas dan ini menekankan mengapa ada kemungkinan faktor lain yang berkontribusi.
Vitiligo dapat diturunkan dalam keluarga, meskipun tidak selalu demikian. Sekitar 30% penderita vitiligo memiliki kerabat dekat yang juga menderita vitiligo, tetapi hanya 5% hingga 7% anak dengan orang tua yang menderita vitiligo yang akan mengembangkan kondisi tersebut.
4. Pemicu lingkungan
Keadaan lingkungan, seperti stres, sengatan matahari yang parah, trauma kulit, atau paparan bahan kimia yang kuat, tampaknya memicu perkembangan vitiligo pada orang yang secara genetik cenderung mengalami kondisi tersebut.
Pemicu juga dapat menyebabkan bercak vitiligo yang ada menyebar atau berkembang pada orang yang sudah memiliki kondisi tersebut. Misalnya, tanda pertama hilangnya pigmentasi kulit mungkin muncul di area kulit yang telah bersentuhan dengan bahan kimia atau mengalami kerusakan kulit. (HG)