Hidupgaya.co – Menjadi ibu bukanlah hal mudah, sehingga tak jarang mereka kewalahan dalam menjalankan tugas harian. Mommy burnout, adalah kondisi dimana seorang ibu kelelahan secara fisik dan mental dikarenakan tanggung jawab dari berbagai perannya sebagai istri, orang tua, dan tempat keluarga berpijak.

Disampaikan dr. Mesty Ariotedjo Sp.A, yang juga pendiri @tentanganakofficial, sebagai seorang ibu dirinya merasa harus kuat menjalani tanggung jawab untuk keluarga. “Terkadang memang sungkan meminta bantuan orang lain karena tidak mau merepotkan orang lain. Di sisi lain, aku juga ingin tetap memiliki aktualisasi diri. Dengan tanggung jawab yang luas, kadang aku mengalami stres dan kelelahan fisik dan emosi,” ujar Mesty,  ibu dua anak balita, di acara temu media virtual yang dihelat Hansaplast baru-baru ini.

Mesty sadar, ibu yang bahagia penting bagi perkembangan anak. Oleh karena itu, dengan banyaknya peran yang dia jalani penting sekali untuk memastikan support system dari suami, dan keluarga terdekat sebagai salah satu cara untuk menangani mommy burnout. 

Psikolog Grace Eugenia Sameve sepakat bahwa sebagai sosok terdekat, para suami memiliki andil yang sangat penting untuk membantu istri atau ibu dalam menjalani berbagai peran di kesehariannya. “Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman atau kepekaan terhadap ibu agar dukungan yang diberikan sesuai, misalnya dengan memperhatikan apakah ada situasi yang mungkin membebani ibu,” ujarnya.

Grace mendorong para suami untuk mengamati apakah istri terlihat berbeda dari biasanya. “Misalnya jadi lebih sering menguap, terlihat bersedih atau mudah terpancing emosi. Di saat yang sama, suami sebaiknya mencoba membangun budaya komunikasi dengan istri. Saat diperlukan, suami dapat mengajukan klarifikasi atau pertanyaan,” terangnya.

Psikolog keluarga ini menambahkan, tindakan-tindakan kecil suami yang sesuai dengan kebutuhan istri sangat berarti bukan hanya untuk membantunya  menyelesaikan salah satu tugasnya, tetapi juga bisa mendukung kesejahteraan istri sebagai ibu dari anak-anak. “Dengan begitu, istri menjadi lebih yakin bahwa ia tidak pernah sendiri,” terang Grace.

Mengetahui bahwa bagian dari masalah mommy burnout adalah pola pikir bahwa ibu harus melakukan segala sesuatunya sendirian, Hansaplast menghadirkan kampanye #SepenuhnyaUntukIbu yang bertujuan melibatkan suami dan support system ibu seperti keluarga dan teman, untuk membantu ibu melewati masa ini.

“Suami, khususnya, adalah pilar pemulihan kekuatan sosok ibu sebagai pelindung keluarga. Hansaplast ingin mengajak suami dan para support system untuk memahami dan mengenali tanda-tanda mommy burnout, dengan saran dari pakar dan juga masukan dari para sosok suami yang mengetahui kiat-kiat mendukung ibu yang sedang melewati momen ini,” ujar Senior Brand Manager Hansaplast Alanna Alia Hannantyas.

Dia menambahkan, sebagai brand pertolongan pertama yang sudah cukup lama bereksistensi di Indonesia, Hansaplast tidak bisa hanya melihat pemulihan luka dari sisi fisik saja, namun juga mempertimbangkani sisi emosionalnya. “Kami ingin membantu

para ibu dan keluarganya untuk mengatasi ‘luka’ mommy burnout ini sebagai masalah kehidupan modern. Memulihkan kesehatan dan kebahagiaan ibu berarti membantu membebaskanya dari luka fisik maupun luka emosi,” tandas Alanna. (HG)

Advertisement