Hidupgaya.co – Pandemi tampaknya membawa berkah dalam percepatan digitalisasi di segala lini, termasuk keuangan. Pembayaran digital semakin diterima oleh masyarakat Indonesia demi meningkatkan pengelolaan kemampuan daya beli dan pengaturan keuangan.
Berdasarkan survei Visa yang dilakukan oleh YouGov, hampir 70 persen responden mengklaim bahwa penggunaan pembayaran digital mereka meningkat pesat di tengah pandemi COVID-19 – dalam hal ini termasuk meningkatnya popularitas kartu kredit dan skema Buy Now, Pay Later (BNPL), yakni mencapai 26 persen.
Data Bank Indonesia juga menunjukkan jumlah transaksi kartu kredit di Tanah Air tumbuh 34,35 persen year-on-year pada Juni 2022, dengan volume transaksi hampir 28 juta di bulan yang sama . Hal ini juga tercermin dalam survei Visa yang menemukan bahwa penggunaan kartu kredit telah meningkat sebesar 25 persen selama pandemi.
“Temuan ini memperkuat tren yang kami lihat dipercepat oleh pandemi, di mana semakin banyak orang Indonesia yang menggunakan eCommerce dan metode pembayaran digital dengan alasan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengalaman berbelanja mereka,” ujar Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia.
Riko melihat peningkatan minat dan adopsi pembayaran digital sebagai peluang besar untuk semakin mendorong inklusi keuangan di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Selain itu, studi Visa juga mengungkap ketahanan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda dalam menghadapi tantangan ekonomi akibat pandemi, di mana masyarakat menemukan sejumlah cara untuk mempertahankan kondisi keuangan mereka.
Survei mengungkap, lebih dari separuh responden berfokus pada pertumbuhan tabungan atau investasi mereka, khususnya di kalangan Milenial (59 persen) dan Gen Z (57 persen). Emas masih dianggap sebagai tempat yang aman untuk investasi jangka panjang (57 persen), diikuti oleh saham (38 persen), reksa dana (34 persen), dan aset kripto atau NFT (30 persen).
Bahkan survei mengungkap, Milenial (39 persen). memiliki rencana untuk berinvestasi di properti tahun ini.
Tidak dimungkiri bahwa pandemi telah mempercepat gaya hidup digital-first di kalangan masyarakat Indonesia, terlihat dari preferensi untuk aktivitas sehari-hari yang bebas repot, fleksibel, tanpa kontak atau contactless, dan terhubung dalam jaringan.
“Visa berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan pembayaran digital di Indonesia. Kami berusaha untuk terus menghubungkan semua orang untuk membantu membangun ekonomi yang terbuka dan inklusif, serta memungkinkan bisnis dan individu untuk berkembang,” tandas Riko.
Untuk diketahui, survei dilakukan secara online oleh YouGov atas penugasan Visa, berlangsung 11-22 Februari 2022 kepada 2.000 responden di seluruh Indonesia. Sampel responden mewakili orang dewasa Indonesia berusia di atas 18 tahun, dikategorikan berdasarkan usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan tingkat kota.
Responden disurvei tentang pengelolaan uang dan pola pikir mengenai keuangan, pengeluaran saat ini, perilaku belanja, perilaku perbankan, dan pengeluaran masa depan. (HG)