Hidupgaya – Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 dengan tema “Ecosystem Restoration” bertujuan mendorong semua pihak terlibat dalam gerakan global untuk mencegah, menghentikan, dan merestorasi degradasi ekosistem demi masa depan yang berkelanjutan.

Di hari tersebut, dirilis ‘United Nations Decade on Ecosystem Restoration 2021-2030’, yang mencantumkan bahwa salah satu langkah penting untuk merestorasi ekosistem daratan maupun lautan adalah dengan menggalakkan pengumpulan dan pemilahan sampah rumah tangga sehingga tidak tercecer di lingkungan, serta upaya daur ulang plastik agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Nyatanya, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, timbunan sampah tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton, dimana 15%-nya terdiri dari sampah plastik. Dari jumlah ini, 88,17% sampah plastik masih diangkut ke TPA atau bahkan berserakan di lingkungan.
Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia, Nurdiana Darus menyatakan, merujuk ke permasalahan tersebut, dan sejalan dengan komitmen bahwa hingga tahun 2025 mendatang Unilever akan mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang diproduksi. “Kami meluncurkan #GenerasiPilahPlastik, sekaligus mengajak masyarakat untuk menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan strategi bisnis global yang dinamakan ‘The Unilever Compass’ dimana Unilever berkomitmen untuk menumbuhkan bisnis yang berkelanjutan, bertanggung jawab dan memberikan manfaat pada sosial dan lingkungan. Ajakan ini menjadi relevan mengingat tahap pengumpulan dan pengolahan sampah plastik adalah komponen penting dalam mengurangi beban sampah terhadap lingkungan sekaligus menciptakan ekonomi sirkular. Untuk itu, seluruh pihak memiliki peran masing-masing, termasuk pemerintah, organisasi kemasyarakatan, konsumen, dan tentunya produsen.
Melanjutkan upaya ini, #GenerasiPilahPlastik diharapkan dapat menjadi bagian dari komunikasi, informasi dan edukasi yang mendorong konsumen berbagi peran dengan menanamkan kesadaran bahwa memilah sampah plastik dari rumah merupakan hal yang mudah dan bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan. Dengan nilai dan kualitas yang meningkat, sampah plastik yang terpilah dan terkumpul dapat menjadi komoditi yang berguna, mendukung industri daur ulang, dan menegakkan ekonomi sirkular.
Dimas Djayadiningrat, sutradara yang peduli terhadap kelestarian lingkungan berbagi pengalaman terkait sampah. “Sejak lama saya punya keresahan terhadap isu sampah yang saat ini cukup mengkhawatirkan. Karenanya, saya menggerakkan diri dan keluarga untuk lebih peduli terhadap lingkungan, salah satunya lewat manajemen sampah,” ujarnya.
“Saya mengajarkan keluarga rutin memilah sampah, menyetorkannya kepada pihak yang bertanggung jawab, hingga memanfaatkan sampah organik menjadi kompos. Sebagai #GenerasiPilahPlastik, saya mengajak masyarakat untuk kembali menempatkan plastik pada fungsinya sebagai benda yang bermanfaat; tidak lagi sebagai ancaman yang menjerat,” tandas Dimas. (HG)