Badan PBB untuk AIDS (UNAIDS)  merilis data terbaru terkait perkembangan penyakit AIDS. Laporan itu menyebut, dalam 10 tahun terakhir jumlah penderita AIDS yang menjalani terapi antiretroviral (ARV) di seluruh dunia telah meningkat tujuh kali lipat dari 2,2 juta orang pada 2005 menjadi 15,8 juta orang pada Juni 2015.

Terapi ARV

Laporan global AIDS itu diluncurkan menjelang peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember.

Pada akhir 2014, UNAIDS memperkirakan terdapat sekitar 36,9 juta orang hidup dengan HIV secara global. Terapi yang terus didorong untuk penanggulangan AIDS secara global adalah terapi ARV.

Michel Sidibé, Direktur Eksekutif UNAIDS, mengungkapkan terapi ARV juga telah menyelamatkan banyak jiwa dengan mencegah progresi  (perkembangan)  ke arah AIDS. “Dengan terapi ARV, risiko penularan pun dapat dihindari seminimal mungkin sehingga terapi ARV dianggap merupakan salah satu cara pencegahan penularan HIV yang efektif,” kata Sidibe dalam keterangan tulisnya, Senin (30/11).

Meskipun cukup efektif, sayangnya baru 42,8 persen penderita HIV yang menjalani terapi ARV atau 15,8 juta hingga Juni 2015. Jumlah tersebut telah meningkat dua kali lipat dibandingkan jumlah pada 2010 sebesar 7,5 juta orang dan tujuh kali lipat dibandingkan jumlah pada 2005 sebesar 2,2 juta orang.

Sidibe menambahkan, setiap lima tahun kita memiliki lebih dari dua kali lipat jumlah orang yang menjalani terapi ARV dan yang terselamatkan jiwanya.

Dalam laporan tersebut, UNAIDS memperkirakan infeksi HIV baru telah turun 35 persen dari puncaknya pada 2.000 dan kematian karena AIDS telah turun 42 persen sejak puncaknya pada 2004.

Walaupun saat ini diperkirakan sebanyak 15,8 juta orang dengan HIV telah menjalani terapi ARV, terdapat sejumlah orang dengan HIV dengan besaran yang sama yang belum memulai terapi ARV dan atau mengetahui status HIV-nya.

Untuk dapat menghentikan epidemi AIDS, kata Sidibe, diagnosis dini HIV dan akselerasi terapi ARV pada orang dengan HIV perlu dilipatgandakan agar semua orang dengan HIV dapat menerima manfaatnya.

UNAIDS menyerukan agar negara-negara di dunia segera melakukan akselerasi diagnosis dini HIV dan terapi ARV sesegera mungkin pada orang dengan HIV.

Seruan ini sejalan dengan visi yang ingin dicapai oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)  2030 yang diluncurkan pada September 2015 oleh negara-negara anggota PBB.

Salah satu targetnya di bidang kesehatan adalah segera mengakhiri AIDS pada 2030 dengan melakukan percepatan upaya penanggulangan AIDS secara global. (www.dokterdigital.com)