Ingin selalu makan, stres dan kemalasan, semua itu bisa mempengaruhi kenaikan berat badan. Apa kabar dengan genetik?

timbangan gendut

Sebuah studi baru dari University of Cambridge telah menemukan sebuah gen yang memicu tubuh untuk menyimpan lemak, dan sebagai hasilnya, lemak ini disimpan membuat lebih sulit bagi orang untuk menurunkan berat badan. Betapa pun kerasnya dia mencoba menurunkan berat badan, namun hasilnya tak seberapa.

“Penemuan kami ini dapat membantu menjelaskan mengapa individu kelebihan berat badan merasa sangat sulit untuk menurunkan bobot tubuhnya,” kata rekan penulis studi Dr Andrew Whittle, seorang peneliti metabolik di Universitas Cambridge, dalam keterangan tulisnya.

“Lemak yang tersimpan ini secara aktif berjuang melawan upaya pembakaran pada tingkat molekuler,” lanjut Whittle.

Dalam penelitian ini, Whittle dan rekan-rekannya meneliti tikus yang tak memiliki gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi protein sLR11

Protein tertentu ini menekan seluruh proses pembakaran lemak, sehingga tanpa sLR11 dalam darah, tikus jauh lebih tahan terhadap kenaikan berat badan dengan membakar kalori lebih cepat. Ketika peneliti melihat manusia, mereka menemukan semakin berat bobot tubuh seseorang, semakin banyak protein sLR11 yang beredar dalam darah.

Peneliti kemudian mengamati pasien obesitas yang menjalani operasi bariatrik (operasi pengangkatan lemak) untuk mencari jawaban tambahan. Setelah operasi pasien, ada penurunan yang signifikan kadar sLR11, membuat peneliti percaya bahwa protein itu diproduksi oleh sel-sel lemak.

Protein tersebut dirancang untuk memperlambat tubuh membakar terlalu banyak lemak menyusul konsumsi makanan dalam jumlah besar atau penurunan suhu, karena ketika lemak dibakar akan menciptakan panas yang dikenal sebagai “thermogenesis.”

Para peneliti menduga bahwa peran protein sLR11 mungkin untuk membuat sistem penyimpanan yang lebih efektif dalam tubuh guna mempertahankan energi dan suhu tubuh dalam jangka waktu yang lebih lama. Selanjutnya, peneliti ingin menargetkan proses thermogenesis dengan obat dan memanipulasinya dengan membakar lemak pada tingkat yang lebih cepat.

Dengan  adanya fakta bahwa lebih dari sepertiga dari Amerika Serikat obesitas, obat yang aman yang mengontrol metabolisme secara signifikan dapat mengurangi tingkat kegemukan nasional.

“Penelitian ini bisa merangsang pengembangan obat baru, yang bekerja dengan mengurangi obesitas dengan menghalangi aksi protein ini atau mengontrol berat badan dengan meniru aksinya,” kata Jeremy Pearson, direktur medis di British Heart Foundation, dalam keterangan tulisnya.

“Namun obat yang efektif untuk mengobati obesitas, yang juga aman mengelola berat badan masih jauh dari harapan. Ini artinya, untuk sementara masyarakat disarankan menempuh cara yang sehat untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan jantungnya,” pungkas Pearson seperti dilansir Medical Daily. (www.dokterdigital.com)