Hidupgaya.co – Angka kejadian dan risiko alergi, terutama yang dipicu dari makanan seperti tidak cocok susu sapi, masih sering dialami oleh anak berusia di atas satu tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Secara global, sekitar 240 – 550 juta orang berpotensi menderita alergi makanan, dimana kondisi alergi tidak cocok susu sapi merupakan salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami sekitar sekitar 2-7,5% anak-anak.
Figur publik Asmirandah ternyata memiliki anak yang yang tidak cocok susu sapi. “Saya sempat merasa khawatir tentang pemenuhan nutrisi dan tumbuh kembangnya. Sebagai ibu, kadang saya juga suka dihadapi kebingungan akan pemenuhan nutrisi seperti apa yang cocok untuk anak yang tidak cocok susu sapi, terlebih saat mendengar mitos-mitos terkait hal ini,” ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, Asmirandah dan suami rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengendalikan gejala tidak cocok susu sapi pada anak dengan konsumsi nutrisi alternatif.
“Saya melihat Chloe sekarang bisa tumbuh sehat menjadi seorang anak yang lebih aktif, cerdas, mampu bersosialisasi, dan percaya diri seperti yang diharapkan berkat stimulasi dan nutrisi tepat dengan gizi seimbang,” ujar Asmirandah tentang buah hatinya.
Disampaikan Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya, Renta Situmeang, masih banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anaknya memiliki risiko alergi susu sapi yang jika tidak ditangani dengan tepat dapat berdampak serius. Pasalnya, anak tidak mendapatkan nutrisi penting dari pembatasan konsumsi susu sapi yang menimbulkan gejala alergi, sehingga anak berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi dan bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya.
“Penting bagi orang tua untuk memberikan alternatif nutrisi tepat, aman dan sama baiknya dengan susu sapi, salah satunya formula berbasis isolat protein kedelai atau soya yang telah difortifikasi untuk anak di atas satu tahun,” ujar Renta.
Dia menambahkan, para bunda tidak perlu khawatir tentang mitos bahwa susu yang berbahan dasar soya tidak sebaik nutrisi dari susu sapi. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pola pertumbuhan, fungsi metabolisme, endokrin, imunitas, sistem saraf, dan kesehatan tulang dari anak-anak yang mengonsumsi formula isolat protein soya tidak berbeda secara signifikan dengan anak-anak yang minum susu sapi.
Renta menjelaskan, saat ini formula soya telah difortifikasi dari berbagai mineral dan vitamin, sehingga tetap dapat mendukung tumbuh kembang optimal anak yang tidak cocok susu sapi. “Jadi, tumbuh kembang anak-anak yang mengonsumsi formula isolat protein soya sama baiknya dengan yang mengonsumsi susu sapi,” ujarnya.
SGM Eksplor Soya misalnya, dikatakan Renta memiliki nutrisi sebaik susu sapi dengan kandungan DHA, IronC yakni kombinasi unik zat besi dan vitamin C serta isolat protein soya berkualitas serta difortifikasi dengan nutrisi penting lainnya untuk dukung anak yang tidak cocok susu sapi tumbuh optimal.
“Selain menyediakan inovasi produk berbasis formula isolat protein soya yang difortifikasi bagi anak yang tidak cocok susu sapi, Sarihusada juga senantiasa mengadakan rangkaian program edukasi hingga kampanye kesehatan melalui ‘Gerakan 3K+’, yaitu: Kenali, Konsultasikan, Kendalikan, serta Kembangkan dan mengasah potensi prestasi si Kecil,” tandas Renta. (HG)