Hidupgaya.co – Siapa saja bisa terkena stres, khususnya di situasi tidak menentu seperti sekarang ini. Tidak dimungkiri, kita belum terbebas dari pandemi dan harus beradaptasi dengan berbagai perubahan. Tentu hal ini sedikit banyaknya berdampak pada kesehatan psikologis, salah satunya menyebabkan stres berlebih. 

Yang jarang diketahui adalah stres berlebih ternyata bisa mempengaruhi fisiologis area kewanitaan. Dalam upaya mengedukasi perempuan Indonesia, Kementerian Kesehatan RI bersama Perwakilan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) didukung oleh PT Mundipharma Indonesia dan Guardian mengadakan edukasi mengenai pengaruh stres berlebih terhadap kesehatan fisiologis area kewanitaan dan cara menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan.

“Stres berlebih akan mempengaruhi kesehatan keseluruhan, sehingga harus diatasi. Terlebih lagi perempuan, penting untuk menerapkan personal hygiene agar terhindar dari berbagai penyakit yang menggangu fisiologis area kewanitaan maupun alat reproduksi,” ujar Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO.. “Karenanya, edukasi penting agar lebih banyak perempuan yang memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya.”

Ilustrasi wanita stres (dok. istimewa)

Disampaikan Sekretaris Jenderal Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) – Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr. dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG (K)- Onk, stres yang signifikan ditambah dengan kurang terjaganya higiene area kewanitaan dapat memicu kelainan dan tingkat keparahan masalah di area tersebut. “Area kewanitaan yang tampak dari luar ini sesungguhnya adalah vulva yang justru harus dijaga kebersihannya dengan cara yang sangat sederhana, di mana dapat dibasuh dan dibersihkan dengan sabun yang digunakan pada saat mandi,” ujarnya.

Mengingat  kulit yang melapisi tubuh kita juga terdapat mikroflora dan juga kuman patogen, maka dianjurkan menggunakan sabun antiseptik dan dilanjutkan dengan sabun yang cukup lembut (moist) agar tidak mengakibatkan kulit menjadi kering. 

Tofan Widya menambahkan, sebenarnya tubuh kita sudah memiliki natural defense yaitu dalam hal ini vagina memiliki keseimbangan (equilibrium) mikroflora normal sebagai pertahanan terhadap berbagai kondisi patogen (penyakit). 

“Segala kondisi yang mengganggu keseimbangan mikroflora normal di vagina ini akan memicu perubahan kondisi sehingga terjadi beberapa kondisi peradangan atau infeksi. Salah satu upaya untuk meningkatkan mikroflora adalah dengan memberikan nutrisi berupa prebiotik dan menjaga kebersihan area kewanitaan,” ujar Tofan Widya.

Kesempatan sama, psikolog Indah Sundari Jayanti,mengatakan stres berlebih tidak hanya memberikan pengaruh pada emosional namun juga berdampak pada organ di dalam tubuh. “Bagi perempuan, gangguan siklus bulanan, keputihan berlebih dan mood swing yang tidak terkendali merupakan tanda yang perlu diwaspadai akibat stres berlebih. Oleh karenanya, penting untuk mengatasi stres agar tidak berlama-lama dirasakan,” ujarnya.

Indah Sundari mengatakan, berolahraga setiap pagi adalah salah satu cara mengurangi stres. Selain itu, menjaga kebersihan area kewanitaan juga penting dilakukan untuk membantu mengurangi gangguan pada area kewanitaan dan menciptakan rasa nyaman bagi perempuan sehingga dapat membantu perempuan untuk mengatasi kondisi stres.

Senada dengan hal itu Head of Marketing PT Mundipharma Healthcare Indonesia, Anastasia Damayanti menambahkan kegiatan edukasi itu merupakan bukti nyata dari komitmen Mundipharma mendukung program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pemerintah, terutama untuk mengedukasi perempuan Indonesia dalam menjaga kesehatan area kewanitaan.

“Kali ini kami menyoroti fenomena stres berlebih, sebagai salah satu dampak dari gangguan mental health, yang ternyata banyak dicari di Google. Trennya bahkan naik 50% lebih banyak dibanding tahun 2020,” ujar Anastasia.

“Edukasi bersama dengan berbagai pihak diharapkan mampu menjangkau lebih banyak perempuan Indonesia agar menjadi lebih sehat,” pungkas Anastasia. (HG)