Hidupgaya.co – Minimnya pengetahuan dari ibu hamil dan keluarga memiliki dampak pada tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan kelainan bawaan atau kelainan kongenital yaitu kondisi tidak normal yang terjadi pada masa perkembangan janin. Kelainan ini dapat mempengaruhi fisik atau fungsi anggota tubuh anak sehingga menimbulkan cacat lahir.
Sayangnya, masih banyak ibu hamil mengabaikan arti pentingnya bahaya-bahaya dalam kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, cacat lahir dialami sekitar 1 dari 33 bayi di dunia. Bahkan, ada sekitar 3,2 juta bayi yang lahir dalam kondisi tidak sempurna di seluruh dunia setiap tahunnya.
Kekhawatiran yang dialami oleh ibu hamil selama menjalani proses kehamilan adalah sebuah hal yang wajar, kadang pikiran negatif ibu hamil juga sulit dihilangkan seperti, apakah calon bayi di rahim tumbuh normal, apakah calon bayi akan ada cacat dan sebagainya. Namun ketakutan dan kekhawatiran berlebih akan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan janin.
Melihat banyaknya kekhawatiran pada calon orang tua serta banyaknya kasus mengenai kelainan ini, deteksi dini dibutuhkan untuk memberikan persiapan secara fisik dan mental kepada orang tua dari calon bayi. “Oleh karena itu, tanyaDNA hadir sebagai jawaban dari kekhawatiran para orang tua dalam mencari kepastian kesehatan bagi calon bayi. Kehadiran tanyaDNA memberikan inspirasi dan inovasi mengenai genomik guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia,” tutur drg. Adittya, Direktur tanyaDNA dalam temu media bertema ‘Tribute to Worry-Free Warrior Mom’ yang digelar di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Adittya menegaskan, tanyaDNA hadir sebagai tempat tes ‘zaman now’ untuk menjadi solusi tes genetik bagi gaya hidup sehat yang mudah dan nyaman. “Layanan tanyaDNA dilengkapi dengan berbagai kategori produk mulai dari kehamilan, asesmen kanker, gaya hidup, hingga personalized medicine & genomic check-up,” terangnya.
Kesempatan sama, dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG-KFER, MSc, spesialis kebidanan dan kandungan menyampaikan, salah satu yang penting untuk diketahui mengenai teknologi di dunia medis adalah NIPT (Non-Invasive Prenatal Test). “Melalui teknologi ini seorang calon orang tua yang sedang menunggu buah hati bisa mengetahui jenis kelamin sang bayi, bahkan ketika usia kandungannya masih menginjak beberapa minggu,” ujarnya.
Yassin menekankan, selain dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin bayi, NIPT juga dapat menjadi alat skrining adanya kelainan kromosom pada calon bayi sedini mungkin, yaitu pada usia kandungan mulai dari 10 minggu. “NIPT merupakan metode tanpa prosedur yang membahayakan ibu dan calon bayi, proses pengujian sangat aman karena hanya menggunakan darah ibu,” tuturnya.
Pemeriksaan NIPT ini dapat digunakan untuk penapisan kelainan kromosom seperti Down Syndrome, Edward Syndrome, Patau Syndrome hingga kelainan kromosom lainnya. “Dengan mengetahui kelainan sejak dini diharapkan akan membantu membuat keputusan perawatan kesehatan yang tepat untuk anak, juga mempersiapkan mental, fisik serta finansial orang tua dan bayi di masa depan,” urai Yassin.
Meskipun jenis kelamin bayi dapat juga dilakukan dengan USG, Yassin menambahkan, melalui NIPT jenis kelamin buah hati dapat diketahui dengan akurat pada usia kehamilan mulai dari 10 minggu.
Adittya menambahkan, dengan bantuan teknologi sequencing, NIPT tanyaDNA dapat mengetahui lebih detail mengenai kesehatan anak dimulai dari kandungan yang tergolong aman dan minim risiko bagi ibu dan calon bayi.
NIPT tanyaDNA ini penting dilakukan oleh para ibu hamil untuk mengetahui kesehatan janin secara akurat dan dapat mendeteksi jenis kelamin serta abnormalitas calon bayi seperti kelainan genetik atau kromosom sejak dini. “Teknik pemeriksaan NIPT tanyaDNA memiliki kemampuan deteksi sangat akurat hingga 99 persen,” ujarnya.
“Kami berharap dengan hadirnya NIPT di tanyaDNA, masyarakat tidak perlu lagi memilih melakukan pemeriksaan genomik di luar negeri. Lakukan saja di tanyaDNA dengan harga terjangkau,” pungkas Adittya. (HG)