Hidupgaya – Ada fakta menarik terkait dinamika karyawan di tempat kerja namun tidak terkait dengan beban pekerjaan. Ternyata, 1 dari 5 karyawan mengalami stres di tempat kerja, bukan karena beban kerja, tetapi karena masalah keuangan.
Riset yang dilakukan di Amerika Serikat mengungkap bahwa salah satu alasan menurunnya produktivitas kerja karyawan adalah masalah keuangan pribadi yang menjadi beban pikiran sehari-hari sehingga menyebabkan stres. Nah, stres yang dialami karyawan kemudian menimbulkan masalah kesehatan seperti sakit kepala berkepanjangan, kelelahan, dan depresi yang membuat izin sakit karyawan meningkat dua kali lipat.
Guna mengatasi masalah ini, menyediakan kesempatan belajar literasi keuangan bagi karyawan, menjadi salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan untuk menjadikan karyawan yang lebih berdaya secara finansial. Menurut Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer QM Financial, berdasarkan survei korporat yang dilakukan oleh QM Financial untuk karyawan di beberapa perusahaan, diketahui bahwa 51% karyawan merasa penghasilannya kurang dan 45,5% karyawan tidak siap pensiun,” ujar Wina dalam temu media daring, Selasa (6/5).
Sementara dari sisi korporat, 87,5% korporat menyatakan membutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawannya, terutama untuk menyadarkan karyawan agar dapat menjalani gaya hidup sesuai penghasilan. “Karyawan perlu memiliki financial intelligence yaitu pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mewujudkan finansial yang sehat,” beber Wina.
Pentingnya Financial Intelligence
Financial intelligence bertujuan untuk mewujudkan kondisi finansial yang sehat. “Karyawan bisa dikatakan telah sehat secara finansial apabila mereka sudah memiliki dan mengelola penghasilan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan, dapat mengelola utang dengan baik, siap menghadapi kondisi darurat pribadi, mampu pensiun dengan nyaman, dan tangguh menghadapi krisis finansial,” imbuh FDV Wulansari, Financial Trainer QM Financial.
Agar siap pensiun, maka karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk menyiapkan aset aktif dan mengelola keuangan di masa pensiun. “Untuk bisa menjalani setiap fase dengan baik, karyawan membutuhkan financial intelligence,” beber Wulansari.
QM Financial menyediakan beberapa program edukasi keuangan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan perusahaan, antara lain Pelatihan Pengelolaan Gaji, yaitu membimbing karyawan perusahaan agar memiliki kemampuan untuk mengelola gaji agar dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Program lainnya adalah Perencanaan Tujuan Finansial, yaitu memfasilitasi pengembangan kemampuan karyawan dalam menyusun rencana keuangan berdasarkan tujuan finansial. Program terakhir yang disediakan adalah Persiapan Pensiun, yaitu pengembangan soft skills dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan standar kehidupan yang ideal agar dapat pensiun sesuai dengan yang diinginkan.
Di kesempatan yang sama Dudi Arisandi, Chief People Officer tiket.com mengakui bahwa kesehatan finansial karyawan adalah kunci kesehatan finansial organisasi. “Kami merasakan secara langsung adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan saat kami lebih memperhatikan kesehatan finansial mereka dengan menyediakan program edukasi pengelolaan keuangan,” ujarnya.
Dudi menambahkan bahwa kesehatan dan kesejahteraan karyawan menjadi hal terpenting bagi perusahaan terutama sejak pandemi COVID-19. “Anak muda zaman sekarang memiliki privilege berupa akses informasi yang jauh lebih luas dibanding generasi sebelumnya. Mereka bisa belajar dari mana saja, termasuk program edukasi finansial berbasis digital sehingga tidak terbatas pada ruang, jarak, dan waktu,” tandas Dudi. (HG)