Hidupgaya – Sampah plastik masih menjadi masalah di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan upaya serius agar sampah plastik tidak makin membebani lingkungan, salah satunya dengan membentuk Bank Sampah. Berdasarkan data Sustainable Waste Indonesia (SWI), Bank Sampah berkontribusi dalam mengumpulkan 2,7% dari 0,421 juta sampah plastik pasca-konsumsi. Selain itu Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam tumbuhnya ekonomi sirkular dengan menyediakan sampah plastik terpilah dengan kualitas baik dan bersih sekaligus sebagai bentuk edukasi masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah.
Karena alasan inilah, Danone-AQUA melakukan penandatanganan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terkait pengembangan Bank Sampah Induk. Kerja sama ini ke depannya diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah dan mencapai visi bersama pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan sampah sebagai bahan baku ekonomi di masa pandemi merupakan langkah penting untuk menggerakkan kolaborasi Ekonomi Sirkular menuju Indonesia Bersih 2025.
Dikatakan Rosa, dalam mencapai target strategis untuk mengurangi sampah 30% dan menangani sampah 70% pada tahun 2025, Pemerintah tidak bisa sendiri. “Keterlibatan Pemerintah Daerah, dunia usaha, LSM, komunitas, organisasi keagamaan, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, serta masyarakat luas sangatlah dibutuhkan. Dengan sinergitas pengelolaan sampah yang komprehensif, terintegrasi dari hulu ke hilir, maka saya yakin kita akan mampu membangun pengelolaan yang baik dan berkelanjutan guna mencapai target-target tersebut,” ujar Rosa di acara webinar yang digelar Danone-AQUA, baru-baru ini.
Di acara webinar juga digelar acara virtual tour, dimana peserta diajak untuk lebih memahami lagi proses pengelolaan sampah kemasan pasca-konsumsi secara detil mulai dari pengumpulan dan pemilahan di skala rumah tangga atau masyarakat, kemudian proses di Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk, yang selanjutnya diproses di Recyling Business Unit (RBU) – suatu Unit Daur Ulang yang dikelola oleh Koperasi Pemulung Berdaya di Tangerang Selatan.
Botol-botol plastik bekas yang terkumpul di RBU, dipilah, dicuci dan dicacah menjadi cacahan plastik PET yang kemudian dibawa ke perusahaan daur ulang botol untuk menjadi bahan baku botol baru, selain itu sebagian juga dibawa ke perusahaan tekstil untuk menjadi bahan baku industri fashion.
Danone-AQUA juga mendukung RBU di Tangerang Selatan untuk mendapatkan sumber botol plastik bekas dari wilayah DKI Jakarta, salah satunya adalah bersinergi dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Terkait hal ini, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengungkapkan bahwa Danone-AQUA merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan Bank Sampah Induk untuk mengambil sampah kemasan plastik pasca-konsumsi.
“Momentum penandatanganan ini semakin menguatkan kemitraan yang telah terbangun sejak tahun 2017. Kemitraan ini menjadi sangat penting karena kami dapat memastikan pasokan bahan baku RPET premium secara berkelanjutan untuk mendukung ambisi pilar pengumpulan dan pilar inovasi #BijakBerplastik,” ujar Karyanto. “Kami juga ingin terus mendukung kapasitas dan profitabilitas Bank Sampah Induk di Jakarta Barat, Selatan, Timur, Pusat, Utara, serta Kepulauan Seribu.”
Kontribusi Bank Sampah dalam memasok botol PET kualitas premium ke RBU mencapai 218 ton dari total 1.381 ton sampah botol. “Pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi tersebut sehingga pertumbuhan Ekonomi Sirkular dapat tercipta secara berkesinambungan,” tandas Karyanto. (HG)