Hidupgaya – Desainer muda, Sofia Sari Dewi, terpilih mewakili IKKON dan KOPIKKON BEKRAF untuk memamerkan karyanya yang bertajuk ‘Urban TransforMANU by Live in ManuManu’ di panggung ARCHIPELAGO X by KOPPIKON pada ajang Indonesia Fashion Week 2018 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, belum lama ini.

Di ajang ini, Sofia berkolaborasi dengan komunitas Indigo Ikat Lango, Ngada, menghadirkan tenun dengan warna baru yang eksotik yaitu ‘Indigo Deep Blue Sea’. Karya itu terinspirasi dari kecintaannya terhadap kebudayaan di daerah Ngada, sebuah daerah di propinsi Nusa Tenggara Timur dimana ia mendedikasikan waktu dan ide-idenya sebagai peserta IKKON 2016.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 2 November 1983, merupakan salah satu desainer muda yang terpilih untuk mengikuti program unggulan pemerintah Indonesia melalui Badan Ekonomi Kreatif Indonesia yaitu IKKON 2016. Pilot project ini mengantarkan Sofia mengenal Ngada, Flores lebih dekat lagi.

Bagi Sofia, penduduk Ngada sangatlah ramah sudah seperti keluarga, khususnya Langa, Bena, Bela dan Tololela. Di Ngada, Sofia melihat bahwa daerah ini masih memiliki kebudayaan sendiri-sendiri yang tetap dipertahankan hingga saat ini seperti rumah adat, bahasa yang berbeda satu sama lainnya, tarian, pakaian adat dan lainnya.

Berbekal keanekaragaman kultur yang ada di daerah Ngada inilah yang kemudian mendorong Sofia untuk berkreasi dengan berkolaborasi bersama komunitas ikat tenun Ngada dalam menghadirkan karya fashion ‘Urban TransforMANU by Live in ManuManu’ dengan menggunakan material dasar tenun ikat Ngada dengan warna yang baru yang lebih pekat yang telah dimulai sejak awal 2017.

“Saya jatuh cinta dengan kemewahan langka yang ditawarkan Ngada sejak pertama kali menginjakkan kaki di bumi Flores ini. Hamparan hijau, masyarakat yang murni menjunjung tinggi budaya, melestarikan adat istiadat dan sangat terbuka pada orang asing seperti saya. Hingga akhirnya saya menemukan cinta saya yang lain saat sedang eksplorasi Rumah Budaya ManuManu, yaitu kain tenun ikat Ngada dengan pewarna alam,” ujar Sofia dalam temu media di Jakarta, setelah pergelaran busana.

Sofia mengaku tertarik pada warna nila, yang pada ujungnya mengantarkan dia menciptakan pengolahan warna yang lebih cantik lagi, yaitu ‘Indigo Deep Blue Sea’ atau bisa diartikan ‘sebiru air laut dalam’”.

Terkait dengan Live in ManuManu, Sofia menuturkan  tidak hanya terbatas pada kain tenun ikat Ngada Indigo Deep Blue Sea saja, melainkan dapat melebarkan sayap ke daerah lain yang memiliki komitmen menggunakan kain pewarna alam.

Begitu pula untuk Rumah Budaya ManuManu, bisa juga berkembang ke daerah lain yang memiliki potensi yang sama, bahkan ke seluruh daerah di Indonesia.

Sofia menambahkan, bahkan lini fashion ManuManu sudah melahirkan 2nd line bernama Bluebelly yang berisi koleksi busana couple sejak kwartal pertama tahun 2017, baik itu dari tenun maupun batik.

Dalam pergelaran tersebut, Sofia juga menggandeng ‘tetua’ komunitas Indigo Ikat Langa – Ngada yaitu Mama Monika Ngada di atas panggung sebagai simbol kolaborasi antara keduanya.

Panggung ARCHIPELAGO X by KOPIKKON di ajang Indonesia Fashion Week 2018 ini juga merupakan salah satu wujud nyata komitmen dari Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) Republik Indonesia untuk selalu menghadirkan program-program yang mendorong perkembangan perekonomian di Indonesia serta membantu meningkatkan para pelaku kreatif dalam menggerakkan roda perekonomian negara.

“Indonesia bagaikan perpustakaan budaya raksasa yang memiliki keanekaragaman yang mampu membuat jemari tidak berhenti menari. Inilah, Indonesiaku,” tandas Sofia. (HG).