Hidupgaya – Kontrol gula darah ketat merupakan hal yang perlu dilakukan penyandang diabetes. Untuk mengontrol kadar gula darah, penyandang diabetes perlu memperhatikan rumus 3J, yaitu Jenis, Jumlah dan Jadwal.
Jenis mencakup jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi. Jumlah merujuk pada porsi makanan yang mesti dikonsumsi, dan Jadwal mengacu pada jam makan yang teratur.

Agar gula darah tidak melonjak, penyandang diabetes perlu memperhatikan asupan kalori dari makanan, khususnya yang mengandung karbohidrat.
Dokter umumnya menyarankan penyandang diabetes untuk memperhatikan kandungan Indeks Glikemik pada makanan agar gula darah tak melonjak dalam level berbahaya.
Indeks Glikemik (IG) merupakan suatu ukuran yang dipakai untuk mengindikasikan seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat diubah menjadi gula oleh tubuh manusia. Ukuran ini berupa skala dari 0-100.
Indeks glikemik juga dapat menginformasikan bagaimana pengaruh makanan terhadap kadar gula darah dan insulin. Semakin rendah nilai indeks glikemik maka akan semakin sedikit pengaruhnya terhadap level insulin dan kadar gula darah.
Semakin kecil angka indeks glikemik, maka akan semakin kecil dampaknya terhadap kadar gula darah. Indeks glikemik rendah bila berada di bawah 55. Sedangkan IG sedang di rentang 55-69. Sedangkan IG tinggi angkanya di atas atau sama dengan 70.
Makanan pokok orang Indonesia sebagai sumber jarbo adalah nasi. Nah, nasi putih adalah karbohidrat dengan nilai IG paling tinggi yakni 70an. Sedangkan beras merah dan roti gandum memiliki IG rendah karena lebih banyak mengandung serat.
makanan dengan indeks glikemik tinggi biasanya hanya mengandung sedikit serat bahkan tanpa serat, mengandung banyak gula, memiliki rasa manis, dan telah mengalami berbagai proses. Misalnya, roti putih, biskuit, kue, donat, sereal, dan lainnya.
Sedangkan, makanan dengan indeks glikemik rendah biasanya adalah makanan yang mengandung serat tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan, mengandung sedikit gula atau tanpa gula, serta makanan yang hanya mengalami sedikit proses. Umbi-umbian seperti ubi, singkong, kentang dan jagung masih lebih rendah ketimbang nasi putih.
Dokter spesialis gizi klinis Cindiawaty Josito mengatakan, untuk mengurangi risiko penyakit diabetes diperlukan adanya keseimbangan antara nutrisi makanan dan minuman yang dikonsumsi. “Kuncinya adalah mencegah makanan dan minuman dengan indeks glikemik tinggi agar mengurangi kecepatan mengubahnya menjadi gula darah,” kata Cindiawaty dalam diskusi cegah Diabetes dengan Cerdik serta peluncuran H2 Tepung Kelapa Kalbe Farma di Jakarta, Rabu(31/1).
Meskipun indeks glikemik merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah, namun perlu dicatat bahwa IG bukanlah satu-satunya parameter untuk memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi. Selain nilai indeks glikemik, kita juga harus tetap memperhatikan kandungan gizi lain yang terdapat dalam makanan yang kita asup.
Tepung Kelapa Turunkan Indeks Glikemik
Dalam kesempatan yang sama dikupas tentang manfaat tepung kelapa dalam menurunkan indeks glikemik bila dicampurkan pada nasi. Kalbe Farma melalui label H2 Health and Happiness meluncurkan produk baru yaitu H2 Tepung Kelapa yang menjadi alternatif untuk mencegah dan mengontrol penyakit diabetes. Produk ini dinilai menjadi solusi bagi penyandang diabetes yang ingin makan nasi namun gula darah tetap terkontrol.
Deputy Director Corporate Business Development PT Kalbe Farma Tbk FX Widiyatmo mengatakan, produk ini diluncurkan setelah melalui percobaan. Berkolaborasi dengan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), tepung kelapa yang dicampurkan pada nasi putih terbukti mampu menurunkan indeks glikemik nasi pulen ke level rendah.
Penelitian yang dilakukan tim IPB menunjukkan, sebanyak 25 persen tepung kelapa atau 6-7 sendok makan pada 1 cup beras dapat menurunkan IG ke posisi 49 (kategori IG rendah). Padahal sebelumnya nasi putih memiliki nilai IG 70-90 (kategori IG tinggi).
“Dengan mencampurkan 25 persen tepung kelapa ke dalam beras dan dimasak bersama-sama, maka indeks glikemik nasi putih yang semula tinggi bisa diturunkan ke level rendah,” ujarnya.
Tepung kelapa yang dirilis hari ini, kata Widi, dibuat dari ampas parutan kelapa yang sudah diproses dan dihilangkan segala lemak buruknya.
Tak hanya untuk campuran nasi, Widi menambahkan, tepung kelapa yang dikemas praktis ini juga bisa digunakan untuk memasak kue. “Sebagian peran terigu digantikan oleh tepung kelapa dengan IG yang rendah,” ujarnya.
“Nasi putih yang diolah bersamaan dengan tepung kelapa ini bisa lebh ramah bagi penyandang diabetes. Namun tetap harus ingat porsinya, jangan berlebihan saat makan,” tandas Widi. (HG/dokterdigital)