Berandasehat.id – Plastik masih menjadi sampah terbanyak yang belum dikelola secara optimal. Pada 2022, dari 12,9 juta ton volume timbulan sampah di Indonesia, hampir 5 juta ton di antaranya tidak terkelola. Jika dilihat dari komposisi jenisnya, plastik adalah jenis sampah terbanyak (18,4%), setelah sampah organik yang dapat terurai secara alami 

Pemilahan sampah dari sumber, merupakan kunci dari pengelolaan sampah berkelanjutan. Hal ini bisa dilihat dari volume tumpukan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, yang menjadi tempat pengelolaan sampah terbesar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. 

Hingga saat ini, terdapat 39 juta ton sampah yang telah memenuhi 80% kapasitasnya, dengan tambahan sampah sebanyak rerata enam ribu ton setiap harinya. Tingginya volume sampah ini berisiko terjadinya longsor, hingga merusak infrastruktur pendukung pengelolaan sampah, jalan, serta saluran air. 

Perwakilan Yayasan WINGS Peduli, Sheila Kansil, mengatakan melalui #PilahDariSekarang, Yayasan WINGS Peduli mengajak masyarakat terlibat dalam tahap ‘Koleksi’ sebagai langkah awal siklus pengelolaan sampah plastik, dengan aksi nyata yang bisa dilakukan dari rumah. 

Yayasan WINGS Peduli mengajak pilah sampah dari rumah (dok. ist)

“Dalam kampanye ini, kami mengedukasi masyarakat secara langsung sebagai pelaku aktif penghasil sampah. Kami dorong mereka untuk melakukan gerakan #PilahDariSekarang dengan tiga langkah, yakni ‘Kenali’ bahan baku sampahnya, selanjutnya ‘Pilah’ berdasarkan kategorinya, dan ‘Setor’ sampah terpilah ke Bank Sampah,” terang Sheila.

Lebih lanjut Sheila mengungkap, #PilahDariSekarang merupakan kampanye inisiatif Yayasan WINGS Peduli yang terdiri dari dua elemen. Pertama adalah edukasi, dalam hal ini Yayasan WINGS Peduli mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah, kategorisasi sampah, hingga kemana sampah terpilah bisa disetor. Kedua adalah kolaborasi, dimana Yayasan WINGS Peduli bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari brand WINGS Group, pemerintah, organisasi lingkungan, hingga lembaga pendidikan, untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah TPST Bantargebang, Setyo Margono, mengakui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mengurangi sampah. “Tantangan terbesar kami adalah membuktikan bahwa sampah bisa diolah, asalkan semua pihak menjalani perannya secara bertanggung jawab,” tuturnya. 

Setyo menyampaikan, apabila pemilahan sampah sudah dilakukan di sumber, yakni dari rumah tangga, maka volume sampah tidak dipilah yang berakhir di TPA bisa diminimalkan, dan imbasnya efektivitas pengelolaan sampah di hulu juga meningkat.

Terkait hal itu, imbuh Sheila, kampanye #PilahDariSekarang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ambil bagian dalam pengelolaan sampah plastik secara terpadu. Hingga saat ini, Yayasan WINGS Peduli telah menjangkau ribuan ibu dan pelajar di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Indramayu, DKI Jakarta, dan Samarinda. 

Kampanye ini merupakan lanjutan dari upaya Yayasan WINGS Peduli untuk pengelolaan sampah, termasuk di antaranya aksi bersih sungai dan laut, pembuatan Tempat Penampungan Sementara (TPS), hingga peresmian Bank Sampah di Jawa Timur dan Jakarta. (BS)