Hidupgaya.co – Indonesia menghadapi darurat stunting, Data menyebut, ]1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan masih tingginya angka stunting di Indonesia, di antaranya masih buruknya status gizi anak Indonesia, termasuk dalam hal ini anemia yang dialami sekitar 1dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun.

Perlu diketahui, anemia sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi. Kondisi ini juga diperparah dengan masih kurangnya konsumsi protein masyarakat Indonesia termasuk dalam hal konsumsi daging, telur, susu maupun produk turunannya. 

Faktanya, 47.5% anak usia di bawah 2 tahun belum mengonsumsi makanan gizi seimbang terutama protein. Padahal, kekurangan zat besi dan protein hewani dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, di antaranya perkembangan dan pertumbuhan yang tidak optimal, dan peningkatan risiko infeksi pada anak yang bisa berujung pada kondisi stunting. 

Disampaikan dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A(K), mikronutrien (gizi mikro) merupakan vitamin dan mineral yang berperan dalam proses tumbuh kembang anak serta membantu menjaga kesehatan anak, baik fisik maupun kognitif. Vitamin dan mineral untuk anak yang dimaksud dia ntaranya seperti zat besi, kalsium, atau vitamin A, B, C, atau D. 

“Berbagai vitamin dan mineral ini memungkinkan tubuh untuk memproduksi enzim, hormon, dan zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal,” ujar Cut dalam webinar menandai Hari Gizi Nasional 2023 yang dihelat Danone Specialized Nutrition Indonesia, baru-baru ini.

Dia menambahkan, apabila kebutuhan mikronutrien itu tidak terpenuhi, anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan kemampuan kognitif yang buruk. 

Ancaman Hidden Hunger

Cut lebih lanjut menjelaskan, sejumlah masalah kesehatan yang terkait defisiensi mikronutrien tertentu pun bisa terjadi – misalnya anemia pada anak akibat kekurangan zat besi, hingga stunting dan bahkan bisa menyebabkan hidden hunger (kelaparan tersembunyi).

Defisiensi mikronutrien atau disebut juga dengan hidden hunger merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak. Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral esensial yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Banyak cara agar bisa memenuhi kebutuhan asupan mikronutrien pada anak, misalnya untuk memenuhi kebutuhan zat besi bisa dengan memberikan asupan protein hewani. “Dengan mengonsumsi protein hewani maka sekaligus bisa memenuhi kebutuhan zat besi anak sehingga bisa mencegah anemia bahkan stunting,” ujar Cut.

Sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dari daging merah, ayam, hati, ikan, dan telur. Cut menyebut, tidak hanya protein hewani dan zat besi saja. “Untuk membantu penyerapan yang maksimal dibutuhkan kombinasi yang tepat antara protein hewani, zat besi dan vitamin C dalam menu makanan anak sehari-hari agar penyerapan nutrisi di dalam tubuh, terutama zat besi bisa meningkat hingga dua kali lipat,” ujarnya. 

Cut menandaska,  dengan penyerapan nutrisi yang maksimal, bisa membantu anak meningkatkan pertumbuhan otak dan kemampuan belajar, pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan sensorik, serta daya tahan tubuh.

Guna mendukung pemerintah dalam menurunkan tingkat stunting di Indonesia, diperlukan edukasi dan kolaborasi semua pihak. Menanggapi hal ini, dokter spesialis anak sekaligus dan Co-Founder Tentang Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A menyambut baik kolaborasi dengan Danone Indonesia untuk menghadirkan edukasi parenting yang dilakukan dalam format konten edukasi maupun sesi diskusi dalam webinar yang bertepatan dengan momentum memperingati Hari Gizi Nasional. 

“Kami berharap, melalui kolaborasi ini dapat mengedukasi lebih banyak lagi orang tua agar memahami tentang pentingnya asupan zat besi yang penyerapannya akan lebih baik dengan bantuan vitamin C, yang perannya sangat penting untuk perkembangan optimal anak, terutama untuk perkembangan otak dan kecerdasan si Kecil,” ujar Mesty.

Hal senada disampaikan Corporate Communication Director Danone SN Indonesia, Arif Mujahidin, Danone tidak hanya melakukan berbagai riset dan inovasi produk bergizi yang dibuat khusus untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak di Indonesia. “Kami juga secara berkesinambungan memberikan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi untuk mewujudkan generasi maju. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kehadiran kami dapat memberikan dampak kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat dunia dan khususnya untuk menciptakan generasi emas Indonesia,” tandasnya. (HG)

Advertisement