Hidupgaya.co – Terlepas dari kenyataan bahwa nyeri haid, atau disebut juga dismenore, adalah penyebab utama remaja putri absen dari kegiatan/sekolah, hanya sedikit remaja putri yang mencari pengobatan. Analisis studi yang relevan menunjukkan bahwa pola makan/diet mungkin menjadi kontributor utama, khususnya diet tinggi daging, minyak, gula, garam, dan kopi, yang telah terbukti menyebabkan peradangan.
Hasil studi itu dipresentasikan selama Pertemuan Tahunan The North American Menopause Society (NAMS) di Atlanta, 12-15 Oktober 2022.
Sekitar 90% remaja putri mengalami nyeri haid. Sebagian besar menggunakan obat bebas untuk mengatasi rasa sakit tetapi dengan hasil positif yang terbatas. Bukti telah menyoroti bahwa diet tinggi asam lemak omega-3 dan rendah makanan olahan, minyak, dan gula mengurangi peradangan, yang merupakan kontributor utama nyeri haid.
Analisis ini dirancang untuk mempelajari pengaruh diet terhadap nyeri haid dan mengidentifikasi makanan mana yang berkontribusi terhadapnya dan mana yang dapat menguranginya.
Penelitian dilakukan melalui studi literatur yang menemukan beberapa penelitian yang meneliti pola diet yang mengakibatkan nyeri haid. Secara umum, penelitian ini menemukan bahwa diet tinggi asam lemak omega-6 meningkatkan peradangan dan makanan tinggi asam lemak omega-3 menguranginya.
Otot-otot di rahim berkontraksi karena prostaglandin, yang aktif dalam respons peradangan. Saat mengukur Indeks Peradangan Makanan, ditemukan bahwa mereka yang menjalani pola makan vegan (yang mengecualikan lemak hewani) memiliki tingkat peradangan yang paling rendah.
“Meneliti efek diet pada nyeri haid dimulai sebagai pencarian untuk menyembuhkan rasa sakit yang saya alami secara pribadi; Saya ingin memahami ilmu di balik asosiasi tersebut. Mempelajari berbagai makanan yang meningkatkan dan mengurangi peradangan, yang kemudian meningkatkan atau mengurangi nyeri haid, terungkap. bahwa diet adalah salah satu dari banyak kontributor hasil kesehatan yang sering diabaikan,” terang Serah Sannoh, penulis utama dari presentasi poster dari Rutgers University dikutip dari MedicalXpress.
“Saya berharap penelitian ini dapat membantu mereka yang mengalami rasa sakit saat menstruasi dan menjelaskan pentingnya pilihan pengobatan holistik,” imbuhnya.
Ditambahkan dr. Stephanie Faubion. , direktur medis NAMS, mengingat nyeri haid adalah penyebab utama ketidakhadiran di sekolah bagi remaja putri, penting untuk mengeksplorasi pilihan yang dapat meminimalkan rasa sakit. “Sesuatu seperti modifikasi diet bisa menjadi solusi yang relatif sederhana yang dapat memberikan bantuan substansial bagi mereka,” tandasnya. (HG)