Hidupgaya.co – Dermatitis popok merupakan masalah klasik yang dihadapi para ibu yang memiliki bayi. Studi menyebut, salah satu penyebab dari dermatitis popok adalah peningkatan hidrasi kulit, dalam hal ini kondisi kulit lembap lebih mudah terluka karena gesekan popok saat bayi l bergerak dan lebih mudah mengalami iritasi.
Menjawab kebutuhan ini, inovasi popok terus berkembang. Dari awalnya popok konvensional yang hanya memiliki fungsi utama sebagai ‘wadah’ urin, hingga bukan sekadar sebagai penampung air seni namun juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Perlu diketahui, popok tradisional umumnya memiliki bahan dasar pulp kayu, susunannya tanpa stratifikasi dan partisi sehingga lebih tebal, yaitu antara 2,5-4mm. Sementara, popok generasi baru didesain sangat tipis, yaitu hanya 1,6mm, sehingga tidak mengganggu ruang gerak anak.
Generasi popok baru ini memiliki struktur inti penyerap yang baru, yaitu dengan SAP Core Structure (Super Absorbent Polymer) yang mampu menyerap dan mengunci cairan sehingga tidak menyebabkan osmosis balik. Teknologi SAP terdiri dari jaringan rantai polimer yang saling terkait untuk menghindari kebocoran. Jadi, penyerapan pada popok juga lebih merata dan tidak menimbulkan gumpalan.
CEO MAKUKU Indonesia, Jason Lee mengatakan teknologi inti struktur SAP (Super Absorbent Polymer) yang disematkan pada Makuku SAP Diapers dibuat dengan sistem penyerapan lebih tinggi dibandingkan dengan popok tradisional berbahan pulp. “Teknologi SAP yang dimiliki oleh Makuku SAP Diapers menjadi teknologi popok pertama di Indonesia,” ujarnya.
Jason menambahkan, popok dengan bahan SAP akan menjaga kulit buah hati tetap kering dan tidak memicu risiko ruam popok.
Selain ketebalan popok, hal lain yang perlu menjadi pertimbangan Ibu dalam memilih popok adalah daya serap dan waktu penyerapannya. Tingkat penyerapan popok tidak disarankan lebih lambat dari tingkat buang air kecil anak, mengingat hal itu akan memicu kebocoran pada popok.
Dibandingkan dengan popok konvensional yang hanya mampu menyerap 400- 500ml cairan, popok generasi baru ini memiliki potensi penyerapan cairan mencapai 100.000% dari beratnya sendiri dalam waktu singkat. (HG)