Hidupgaya – Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, nilai transaksi e-commerce diperkirakan mencapai Rp395 triliun pada akhir 2021 atau meningkat 48,5% dari tahun sebelumnya. Namun sayangnya, dari sekitar 64 juta total pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, hanya 21% di antaranya yang melakukan usahanya secara online.

“Salah satu hambatan terbesar bagi para ibu untuk memulai bisnis online adalah melakukan digitalisasi bisnisnya mereka sendiri. Kami menyadari saat ini semakin banyak perempuan mulai mengembangkan usahanya,” ujar CEO & Co-Founder Ibu Punya Mimpi, Marisa Paramita.

Ilustrasi perencanaan keuangan (dok. istimewa)

Marisa menambahkan, guna merayakan dan mendukung mimpi yang para ibu miliki, maka digelar Festival Ibu Punya mimpi yang didukung oleh Bank Jago agar bisa mewujudkan digitalisasi merata bagi para ibupreneur untuk mempersiapkan mereka mengembangkan bisnisnya secara sukses di era digital.

Head of Marketing Bank Jago, Andy Djiwandono menyampaikan sebagai bank yang menghadirkan solusi keuangan yang fokus pada kehidupan (life-centric finance solution), Bank Jago memahami bahwa para ibu memiliki kebutuhan, tantangan, dan cara yang berbeda-beda terkait pengelolaan keuangannya.

“Karenanya, Bank Jago berkolaborasi dengan Ibu Punya Mimpi untuk membantu para ibu belajar menggunakan aplikasi digital yang memudahkan mereka dalam pengelolaan keuangan. Kami ingin mengenalkan program edukasi Fintamin (financial vitamin) yang diibaratkan sebagai serangkaian ‘nutrisi’ yang akan membantu menjaga kesehatan dan daya tahan keuangan para ibu dan keluarganya melalui pengelolaan keuangan yang baik,” ujar Andy.

Melalui program edukasi ini diharapkan dapat mempermudah para ibu untuk meningkatkan kesehatan keuangan dan mengembangkan usahanya.

Kesempatan sama, Annisa Steviani, certified financial planner yang turut merumuskan Fintamin, menambahkan bahwa sebagian besar dari para ibu memiliki aspirasi untuk bisa mencapai kemerdekaan finansial, terbebas dari utang, dan dapat membayar tagihan tepat waktu.

Maka perencanaan keuangan dan pengaturan arus kas (cashflow) memiliki peran penting dalam hal ini. “Salah satu hal yang paling dasar adalah mengatur arus kas terlebih dahulu. Untuk itu para ibu dapat menggunakan fitur Kantong pada aplikasi Jago untuk mengatur arus kas dan mengalokasikan dana sesuai dengan target dan kebutuhannya. Ini membantu para ibu agar dananya tidak tercampur,” kata Annisa.

Fitur Kantong (Pockets) pada aplikasi Jago memungkinkan nasabah untuk mengatur Kantong yang berbeda-beda untuk masing-masing tujuan. Nasabah bisa membuat hingga 40 kantong yang disesuaikan dengan tujuan keuangannya, termasuk memisahkan dana pribadi, keluarga, dan usaha. Dan menariknya, setiap kantong memiliki nomor rekening sendiri. Jadi seperti memiliki 40 rekening bank dalam satu aplikasi.

Dengan komitmen untuk menyiapkan generasi yang cakap mengelola keuangan agar semua jadi Jago, termasuk para ibu, Bank Jago dan Ibu Punya Mimpi juga mengadakan serangkaian program edukasi di media sosial dan meluncurkan situs ibumakinjago.id sebagai sumber informasi bagi para ibu tentang topik seputar keuangan. Informasi yang ditulis di dalamnya berasal dari pengalaman para ibu yang tergabung di Ibu Punya Mimpi.

Tentang Bank Jago

Berawal di Bandung pada 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia (Bank Artos). Setelah lebih dari 27 tahun melayani masyarakat dengan produk perbankan konvensional, pada 2019 Bank Artos memasuki era baru yang ditandai dengan masuknya PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) sebagai pemegang saham pengendali baru setelah melakukan akuisisi saham Bank Artos sebesar MEI (37,65%) dan WTT (13,35%).

Setelah Penawaran Umum Terbatas (PUT) tahap II, total kepemilikan MEI dan WTT 41,49%. Masuknya investor institusi memperkuat Bank Jago dalam memberikan solusi keuangan dengan cara terus berinovasi. Gojek melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digitalnya GoTo Financial, serta GIC Pte.

Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi yang kuat dan inovatif siap melayani kebutuhan nasabah di segmen pasar ritel (consumer), usaha kecil dan menengah (UKM), serta masyarakat luas melalui produk dan layanan perbankan yang tertanam dalam suatu ekosistem dengan mengoptimalkan teknologi. (HG)