Kesehatan vagina adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan pada seorang wanita. Masalah vagina bisa memengaruhi kesuburan perempuan, keinginan untuk melakukan seks dan kemampuan untuk mencapai orgasme.
Vagina merupakan organ yang vital bagi perempuan. Menjaga kesehatan organ intim ini menjadi harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Namun kadangkala, vagina tak selalu sesehat yang kita harapkan. Ada saja berbagai faktor yang membuat organ intim ini terganggu.
Lantas, kondisi seperti apa yang bisa memengaruhi kondisi vagina? Berikut beberapa di antaranya:
1. Masalah seksual. Ini mungkin termasuk nyeri persisten atau berulang genital sebelum, selama atau setelah berhubungan seks (dispareunia). Nyeri pada saat penetrasi mungkin disebabkan oleh kejang tak terkendali dari otot-otot dinding vagina (vaginismus).
2. Infeksi menular seksual. Berbagai infeksi menular seksual dapat memengaruhi vagina, termasuk kutil kelamin, sifilis dan herpes genital. Tanda dan gejala mungkin termasuk keputihan abnormal atau luka di area genital.
3. Vaginitis. Infeksi atau perubahan keseimbangan normal bakteri vagina dapat menyebabkan peradangan vagina, yang disebut vaginitis. Gejalanya termasuk keputihan, bau, gatal dan nyeri. Jenis-jenis vaginitis termasuk vaginosis bakteri, sebagai imbas dari pertumbuhan berlebih dari salah satu dari beberapa organisme yang biasanya hadir dalam vagina, infeksi jamur, yang biasanya disebabkan oleh jamur alami yang disebut Candida albicans, dan trikomoniasis, yang disebabkan oleh parasit dan sering ditularkan oleh seks.
4. Relaksasi dasar panggul. Jika ligamen pendukung dan jaringan ikat yang memegang rahim di tempat menjadi lemah, maka rahim, kandung kemih atau rektum mungkin tergelincir ke dalam vagina, yang disebut prolaps rahim. Akibatnya, vagina juga tertarik ke bawah.
5. Penyakit dan kondisi lainnya. Kista vagina dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks atau membuat sulit untuk dimasukkan tampon. Kanker vagina, yang ditandai dengan keluarnya darah setelah menopause atau setelah hubungan seks, juga bisa jadi kemungkinan, meskipun langka.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda melihat:
• Perubahan warna, bau atau keluarnya cairan vagina dalam jumlah banyak, terutama jika disertai dengan demam.
• Vagina kemerahan, gatal atau iritasi.
• Perdarahan vagina di antara haid, setelah berhubungan seks atau setelah menopause.
• Adanya massa atau tonjolan di vagina.
• Sebuah sensasi tekanan atau berat di vagina.
Anda mungkin tidak perlu ke dokter setiap kali vagina mengalami iritasi atau mengeluarkan cairan, terutama jika pernah didiagnosis dengan infeksi jamur vagina di masa lalu dan Anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang sama.
Jika Anda telah membeli obat yang dijual bebas namun gejalanya tidak hilang, konsultasikan segera dengan dokter kandungan dan kebidanan terdekat.
