Hidupgaya.co – Susu merupakan sumber protein yang mengandung gizi lengkap. Sayangnya, tak semua orang bisa mengakses sumber protein murah itu karena berbagai alasan, salah satunya karena terkait masalah intoleransi laktosa.
Intoleransi laktosa sejatinya menjadi hal umum di kalangan masyarakat Asia. Bahkan, studi menyebut hingga 90 persen penduduk Asia Selatan kemungkinan besar mengalami intoleransi laktosa, ketidakmampuan mencerna gula susu karena kekurangan enzim laktase dalam sistem pencernaan.
Jika enzim laktase kurang, laktosa tidak terurai dan masuk ke usus besar, di mana bakteri memfermentasinya dan menghasilkan gas dan asam yang menyebabkan gejala, seperti perut begah/kembung, mual, atau diare.

Banyak orang Asia, termasuk Indonesia, memiliki kadar enzim laktase yang lebih rendah yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (gula susu) dibandingkan dengan orang Kaukasia. Studi menunjukkan pada populasi Asia, sebagian besar orang dewasa kemungkinan mengalami kesulitan mencerna produk susu.
Menurut laman Sutter Health, intoleransi laktosa tiga kali lebih umum terjadi pada penduduk Asia Selatan dibandingkan populasi lainnya. Beberapa sumber memperkirakan prevalensi umum intoleransi laktosa di Indonesia sekitar 66%, meskipun angkanya bervariasi.
Adapun studi yang dilakukan Hegar B, Widodo A bertajuk ‘Lactose Intolerance in Indonesian Children’ yang dipublikasikan di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (2015) menyebut prevalensi intoleransi laktosa pada anak usia 3‒5 tahun sebesar 21,3%, usia 6‒11 tahun sebesar 57,8%, dan pada anak 12‒14 tahun sebesar 73%. Sedangkan pada anak yang minum susu rutin dan tidak rutin, prevalensi intoleransi laktosa sebesar 56,2% dan 52,1%.
Pada populasi lansia, kejadian intoleransi laktosa menunjukkan angka yang tinggi, mencapai sekitar 66%. Hal itu terkait kemampuan untuk memproduksi laktase sering menurun seiring bertambahnya usia.

Sejumlah faktor tersebut menjadi penghalang bagi sejumlah orang dalam mengonsumsi susu, padahal minuman hewani ini mengandung berbagai zat gizi penting yang bermanfaat untuk menjaga kepadatan tulang, mencegah osteoporosis, dan membangun struktur tulang serta gigi kuat, hingga memperkuat sistem imun tubuh.
Miruku, susu UHT bebas laktosa bikin perut nyaman
Guna mengatasi masalah intoleransi laktosa, Heavenly Blush merilis Miruku (berasal dari bahasa Jepang yang artinya susu), susu UHT bebas laktosa yang dibuat dengan cara menambahkan enzim laktase, atau enzim yang secara alami diproduksi tubuh untuk memecah laktosa.
“PT Heavenly Nutrition Indonesia, mempunyai visi dan misi sebagai gut health expert, karena kamipercaya kesehatan tubuh berawal dari pencernaan yang sehat. Inovasi produk yang kami hadirkan selalu berangkat dari kebutuhan nyata masyarakat, agar mereka bisa menjalani hidup lebih sehat, aktif, dan confident tanpa hambatan,” ujar Dien Kwik, CEO PT Heavenly Nutrition Indonesia dalam temu media memperkenalkan susu UHT bebas laktosa Miruku di Jakarta, baru-baru ini.
Dengan kata lain, Miruku merupakan satu-satunya merek khusus produk bebas laktosa di Indonesia, dirancang untuk menjawab masalah perut sensitif setelah minum susu.

“Meskipun bebas laktosa, Miruku masih kaya nutrisi, seperti tinggi kalsium, protein, serta vitamin dan mineral. Proses menghilangkan laktosa tidak mengubah kandungan dan nutrisi pada susu,” ujar Ivonne Aryanti, Direktur Pemasaran PT Heavenly Nutrition Indonesia, kesempatan sama.
Ivonne mengungkap, produk Miruku sebelumnya sudah hadir dalam kemasan 1 liter sejak 2022. “Namun, karena keterbatasan distribusi sekaligus ingin menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia, kami hadirkan produk Miruku kemasan UHT yang sangat nyaman bagi perut,” ujarnya.
Dia menyampaikan, susu biasanya mengandung laktosa dan dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa, dan proses pemecahan tersebut terjadi di dalam tubuh. “Pada susu bebas laktosa, pemecahan itu terjadi di luar sampai akhirnya dalam produk susu benar-benar nol laktosa sehingga aman dikonsumsi oleh mereka yang intoleransi laktosa,” ujar Ivonne.
Dibuat dari susu sapi segar asal Hokkaido, Jepang yang dikenal dengan tekstur creamy dan enak, Miruku diproses dengan teknologi enzimatis. Proses ini melibatkan penambahan enzim laktase ke dalam susu selama 24 jam, sehingga laktosa benar-benar terpecah menjadi glukosa dan galaktosa. Hasilnya, kandungan laktosa dalam Miruku mencapai nol persen berdasar uji laboratorium.

Lebih lanjut Ivonne menyebut, Miruku bisa menjadi solusi jitu bagi orang yag memiliki intoleransi laktosa. “Karena bebas laktosa, orang dengan masalah intoleransi laktosa tetap bisa mengonsumsi susu sekaligus memetik manfaatnya tanpa perlu cemas akan merasakan gejala mual, kembung atau diare,” tuturnya.
Terkait kandungan gizi, Ivonne mengungkap, susu UHT bebas laktosa Miruku diperkaya dengan vitamin D3, K2, dan kalsium untuk manfaat tambahan, serta fosfor dan zat besi. “Dalam segelas Miruku, konsumen sudah memenuhi 30% kebutuhan harian vitamin K2,” bebernya.
Miruku UHT 180 ml hadir dalam tiga varian rasa, Original, Banana dan Chocolate dengan harga terjangkau (Rp12 ribu per kotak), susu ramah di lambung ini dapat dinikmati langsung atau bisa juga dipadukan dengan minuman kopi untuk memperkaya rasa.
Poin penting lainnya adalah Miruku UHT bebas laktosa telah disematkan logo ‘Pilihan Lebih Sehat’ (centang hijau) pada kemasan. Bukan main-main, logo ini menunjukkan produk tersebut memiliki kandungan gizi lebih baik dibandingkan sejenisnya sehingga lebih mendukung pola hidup sehat.

Ivonne menekankan, Miruku rasa pisang dan cokelat menggunakan bahan berkualitas tinggi, tak sekadar perisa, sehingga konsumen dapat menikmati produk susu yang enak. Bagi yang menyukai rasa susu yang creamy tanpa tambahan gula, Miruku versi Original bisa menjadi pilihan.
Tahun depan, susu UHT Miruku akan merilis lagi dua rasa baru yang dijamin bakal memanjakan lidah dan perut konsumen.
Brand Manager Miruku Ricky Kapoyos menekankan, Miruku bisa menjadi solusi praktis di kalangan usia produktif yang ingin tetap bugar saat bekerja dan tetap bisa menikmati nutrisi susu setiap hari, tanpa harus khawatir perut jadi tidak nyaman dan menggangu aktivitas.
Menurut Ricky, banyak orang aktif yang sebenarnya butuh susu, tapi enggan minum karena pencernaan menjadi bermasalah. “Nah, dengan Miruku kekhawatiran itu nggak akan ada lagi. Miruku benar-benar bebas laktosa, benar-benar nyaman di perut,” pungkasnya. (HG)