Hidupgaya.co – Doyan banget keju tapi takut efeknya bisa buruk bagi tubuh? Jangan terlalu cemas sebelum mengenali faktanya. Makanan seperti pizza dengan keju yang menggoda memang mengandung banyak lemak jenuh dan kalori.
Tetapi sebenarnya, kita tidak perlu menghindari keju sepenuhnya. Kuncinya adalah lebih bijaksana dalam memilihnya. Menurut laporan Healthday, lemak susu yang ditemukan dalam keju serta dalam susu dan yogurt berlemak penuh telah diberi sedikit kelonggaran dalam perang melawan lemak jenuh. Dengan demikian mengonsumsi dalam jumlah kecil tidak apa-apa.
Namun para ahli gizi menyarankan untuk tidak bergantung pada keju saja untuk mendapatkan tiga porsi susu yang direkomendasikan per hari, terutama jika pengendalian berat badan menjadi masalah.
Karena kandungan lemaknya yang tinggi, keju mengandung banyak kalori dalam kemasan kecil. Satu porsi satu ons seukuran dua pasang dadu, jadi pengendalian porsi sangat penting.
Per ons, beberapa jenis keju secara alami memiliki lebih sedikit lemak dan karenanya lebih sedikit kalori daripada yang lain. Misalnya, feta, keju kambing, dan mozzarella memiliki 70 hingga 75 kalori per ons dibandingkan dengan Brie, manchego, dan Swiss, untuk menyebutkan beberapa saja, yang rata-rata antara 100 dan 120 kalori.

Konsumsi keju membantu kita mendapatkan kalsium yang dibutuhkan: Keju keras memiliki dua kali lipat atau lebih jumlah kalsium dalam keju lunak, sekitar 240 miligram per ons.
Cara cerdas konsumsi keju tanpa merasa bersalah adalah menggunakannya sebagai penambah rasa. Taburkan hidangan dengan sedikit keju yang lebih kuat, seperti feta, keju biru, dan Parmesan. Satu sendok makan Parmesan parut hanya memiliki 22 kalori.
Terakhir, berhati-hatilah dengan keju yang disebut rendah lemak. Baca label dengan cermat, jangan membeli keju yang mengganti lemak susu dengan minyak. Ini hanyalah jenis makanan olahan lainnya yang sepatutnya dikurangi jumlahnya. (HG)