Hidupgaya.co – Ilmu Estetika dan Antiaging berkembang kuat secara global, termasuk Indonesia. Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah International Society of Aesthetic Medicine (ISAM) Annual Meeting 2025 dan 16th International Symposium & Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM), menegaskan posisinya sebagai salah satu poros penting dunia dalam pengembangan kompetensi dokter, jejaring ilmiah internasional, serta penguatan standar keselamatan pasien di bidang Kedokteran Estetika dan Antiaging.

Presiden ISAM, Assoc. Prof. Dr. Teguh Tanuwidjaja, M.Biomed, menyampaikan tahun ini jumlah negara anggota bertambah hingga mencapai 44 Presidency, mencerminkan meningkatnya kebutuhan global terhadap standar kompetensi, kurikulum, dan regulasi berbasis sains dalam dunia estetika dan antiaging.

“Para Presiden ISAM dari seluruh negara anggota hadir secara langsung di pertemuan tahunan ini, menandai kekuatan solidaritas dan keseriusan komunitas global dalam menyatukan arah kebijakan pendidikan, kredensial kompetensi, dan pertukaran ilmiah internasional,” ujar Prof. Teguh di sela pertemuan tahunan ISAM dan ISWAM di ICE BSD Tangerang, Kamis (5/12).

Presiden ISAM, Assoc. Prof. Dr. Teguh Tanuwidjaja, M.Biomed (kanan) dan Ketua Umum Perdesti dr. Hendry Hartono (dok. Hidupgaya.co)

Pertemuan ilmiah kelas dunia ini diselenggarakan oleh ISAM bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (Perdesti), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan mitra akademik nasional – Universitas Udayana Bali, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, Universitas Tarumanagara Jakarta.

Kegiatan ini menghadirkan lebih dari 200 pakar internasional dan delegasi dari 44 negara, sebuah capaian yang menjadikan ISWAM sebagai salah satu simposium medis estetika terbesar di Asia.

Prof. Teguh menyampaikan, Estetika dan Antiaging berkembang menjadi disiplin ilmu kedokteran yang sangat kuat. Menurutnya, Ilmu Estetika & Antiaging bukan melulu wajah, bentuk tubuh atau kesehatan organ manusia, melainkan mencakup hal lebih luas.

“Tahun ini telah berkembang menuju estetika genitalia, bagian dari ilmu kedokteran ginekologi, untuk wanita. Sedangkan pada pria, estetika genitalia masuk ke disiplin urologi. Ini kebutuhan masyarakat yang harus diwadahi oleh para dokter,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, seiring dengan pertambahan usia, organ genitalia juga mengalami penuaan, bentuk maupun fungsi. “Itu bisa dilakukan perbaikan agar tetap berusia muda secara fisiologis meskipun secara usia kronologis bertambah,” terang Prof. Teguh.

Pada wanita, estetika genitalia bisa dilakukan koreksi dengan teknologi pengencangan tanpa operasi menggunakan kombinasi antara tanam benang dan volume material hyaluronic acid. “Beberapa tahun lalu pengencangan hanya menggunakan hyaluronic acid, tapi belakangan ini dikombinasikan dengan tanam benang, kolaborasi antara Indonesia dan Argentina,” tuturnya.

Pemilihan materi dalam antiaging menurut Prof. Teguh bersifat sementara dengan alasan teknologi kian berkembang, serta mengurangi kemungkinan komplikasi.

Akan halnya pria, koreksi organ vital bisa dilakukan untuk memenuhi unsur kejantanan seiring pertambahan usia. Terkait hal ini, studi klinis terus dilakukan. “Teknologi yang digunakan sudah melalui riset dan dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi,” terang Prof. Teguh.

Sebagian delegasi ISWAM 2025 di ICE BSD Tangerang (dok. Hidupgaya.co)

Layanan estetika aman, etis sesuai standar global

Kesempatan sama, Ketua Umum Perdesti, dr. Hendry Hartono, menyampaikan kerja sama dengan universitas dan penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan menjadi fondasi utama agar masyarakat memperoleh layanan estetika yang aman, etis, dan sesuai standar global.

“Di tingkat nasional, Perdesti menegaskan komitmen untuk memperkuat pendidikan estetika yang berbasis evidence-based medicine,” tuturnya.

Lebih lanjut dr. Hendry mengatakan, ISAM dan Perdesti telah menyepakati tiga prioritas utama: globalisasi penyelenggaraan ISWAM, harmonisasi sistem poin kredit internasional, serta penguatan pendidikan estetika Indonesia sebagai patokan bagi Asia Pasifik.

Langkah-langkah strategis ini diyakini akan semakin memantapkan peran Indonesia dalam membentuk masa depan estetika global.

Selama lima tahun terakhir, Perdesti membukukan berbagai capaian penting, di antaranya penguatan kolaborasi akademik dengan sejumlah universitas, termasuk Universitas Udayana (Bali), Universitas Jenderal Achmad Yani (Cimahi, Jawa Barat) dan Universitas Tarumanagara (Jakarta), sebagai basis pengembangan ilmu dan kurikulum serta pendidikan akademik untuk peningkatan kompetensi para dokter, juga pengembangan modul pelatihan ilmiah, lokakarya berbasis evidence-based medicine, dan kurikulum pendidikan berstandar internasional.

Termasuk dalam daftar pencapaian itu adalah perluasan jejaring internasional melalui ISAM, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat pengembangan pendidikan estetika terbesar di kawasan.

“Seluruh upaya ini bertujuan untuk memastikan dokter Indonesia memiliki kompetensi yang setara dengan standar global, sekaligus memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui praktik estetika yang etis, aman, dan sesuai kaidah kedokteran,” tandas dr. Hendry.

Perdesti, yang menaungi ribuan dokter estetika di seluruh Indonesia, memegang peran strategis sebagai organisasi profesional yang aktif mendorong kompetensi, standardisasi, riset, dan edukasi.

Penampilan peserta Miss Aesthetic International  ISWAM 2025 di ICE BSD Tangerang (dok. Ist)

Dia menekankan, klinik kecantikan bukan lagi barang mewah. “Untuk itu Perdesti berupaya menata dan membina agar layanan yang dijalankan sesusia etika dan keamanan pasien. Nggak boleh kejar kecantikan tanpa keamanan,” tandas dr. Hendry.

Kompetisi Miss Aesthetic 2025

Acara ISAM dan ISWAM juga disemarakkan dengan penampilan Miss Aesthetic International,  yaitu Alya Nur Prawoto (Indonesia),  Sherlain Holmes (Afrika Selatan), Darya Kompaniyets (Kazakhstan), Alessia D’argenio (Italy), Sinit Hagos (Eritrea) , Jessica Lily Ray (Inggris), Yoonjeong Lee  (Korea), Anastasia Saraeva (Rusia), serta Yong Yeoi sebagai Duta Antiaging, Sabtu (6/12) malam.

Miss Aesthetic International 2025 merupakan ajang seleksi duta kecantikan dan kesehatan antiaging yang diselenggarakan sebagai bagian dari acara besar ISWAM, organisasi internasional yang menaungi komunitas estetika dan antiaging di berbagai belahan dunia.

Miss Aesthetic International bukan sekadar kontes kecantikan, melainkan dirancang untuk mencari sosok yang mampu menjadi representasi nilai wellness, estetika modern, edukasi publik, dan kualitas kepemimpinan.

Para finalis melalui serangkaian penilaian yang ketat, mulai dari catwalk, sashing ceremony, stage act, hingga sesi wawancara yang menggali wawasan mereka mengenai estetika, kesehatan holistik, dan antiaging.

Pemenang Miss Aesthetic International 2025 akan bertugas sebagai Duta Edukasi Antiaging dan Estetika, dengan tanggung jawab di antaranya mengedukasi masyarakat tentang teknologi dan prosedur estetika yang aman dan bertanggung jawab; mengampanyekan pentingnya kesehatan kulit, gaya hidup seimbang, dan mental wellness sebagai bagian dari kecantikan holistik.

Pemenang juga diharapkan menjadi jembatan komunikasi antara tenaga profesional estetika dan publik, terlibat dalam lokakarya, seminar, kampanye sosial, dan kegiatan lintas-negara yang diselenggarakan ISWAM dan ISAM Alliance.

Dengan cakupan global ini, pemenang tahun ini akan memiliki peluang untuk terlibat dalam program dan kolaborasi lintas negara, membawa edukasi estetika yang aman, ilmiah, dan beretika ke audiens internasional. (HG)