Hidupgaya.co – Aimee Saras, Endah Laras, Gabriel Harvianto, Galabby Athahira, Lea Simanjuntak, /Rif tampil di gelaran orkestra ‘Satoe Indonesia’ ditampilkan Jakarta Philharmonic Orchestra, menghadirkan 54 musisi, 28 paduan suara dan satu grup band di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (8/11).

Dalam kurun dua jam, di bawah arahan konduktor Aminoto Kosin, mereka menyanyikan lagu karya WR Supratman, Mochtar Embut, Ibu Soed, Ismail Marzuki, Alfred Simanjuntak, Titiek Puspa, Koes Plus, Guruh Soekarno Putra, Syaiful Bahri, Bing Slamet dan Gombloh.

Pergelaran itu merupakan kolaborasi Jakarta Philharmonic Orchestra dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mengusung narasi kepemudaan dengan menghadirkan rentang sejarah peran pemuda mulai dari Sumpah Pemuda, perjuangan kemerdekaan sampai pemuda hari ini, menjadi inti pesan untuk mengingatkan semua untuk senantiasa mencintai Indonesia.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan sebagai ibu kota yang sejak awal berdirinya telah menjadi titik temu berbagai kebudayaan dunia, mulai dari Cina, India, Arab, hingga Eropa, Jakarta memiliki identitas sebagai kota global yang memadukan kekayaan sejarah, kebudayaan, dan kreativitas.

Penampilan Lea Simanjuntak di gelaran Satoe Indonesia persembahan Jakarta Philharmonic Orchestra Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (8/11)

“Hari ini kita menyaksikan bagaimana kebudayaan, khususnya seni musik orkestra, tetap hidup dan menjadi bagian dari denyut kota,” ujar Pramono Anung dalam sambutan jelang pergelaran di Teater Jakarta TIM, Sabtu (8/11) malam.

Pemprov  DKI Jakarta menempatkan kesenian dan kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan kota. “Bukan hanya sebagai penggerak identitas dan warisan budaya, namun juga sebagai pendorong ekonomi kreatif dan penopang kesejahteraan masyarakat,” lanjut Pramono.

Dia menambahkan, Jakarta Philharmonic Orchestra adalah salah satu bagian sejarah penting kesenian ibu kota yang telah hidup dan berkembang sejak awal abad ke-20.

“Para tokoh bangsa seperti Bung Hatta dan Gubernur Ali Sadikin telah memberi perhatian besar terhadap keberlangsungan orkestra ini. Melalui konser ‘Satoe Indonesia, Perayaan Kebangsaan Indonesia’, kita tidak hanya merayakan seni dan musik, namun juga merenungkan kembali jalan panjang perjuangan bangsa, dari ikrar sakral Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 hingga keberanian
pemuda Surabaya mempertahankan kemerdekaan pada November 1945,” ujar Pramono.

Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) merupakan kelompok musik orkestra di Kota Jakarta yang memiliki sejarah panjang dari masa ke masa telah ada sejak 1904 dengan hadirnya Batavian Staff Orchestra, seiring perjalanan panjang Kota Jakarta.

Kemudian pada 1912 berevolusi menjadi Bataviasche Philharmonic Orchestra, lalu berganti nama menjadi Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) Orchestra, sebuah grup orkes di era radio Hindia Belanda tahun 1934.

“Dinas Kebudayaan sebagai pengampu kegiatan kebudayaan menggarisbawahi pentingnya dukungan Pemerintah agar perkembangan dan peningkatan kualitas budaya terutama demi kepentingan kesejahteraan warga kota dan gerak ekonomi berbasis kesenian dan kebudayaan,” ujar Kepala Dinas kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary.

Aminoto Kosin, music director sekaligus conductor Jakarta Philharmonic Orchestra (dok. ist)

Dia menyampaikan, Jakarta Philharmonic Orchestra pada tahun ini menjadi bagian dari kegiatan Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta, sebuah upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni budaya, baik yang bersifat tradisional maupun modern. “Seni dan budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas masyarakat,” tuturnya.

Kesempatan sama, Aminoto Kosin, direktur musik sekaligus konduktor mengakui bagi Jakarta Philharmonic Orchestra, ini adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan karena mengemban branding Jakarta dalam nama orkestra yang dipimpinnya.

“Dari sini, dalam kegiatan kami, rangkaian lagu-lagu Jakarta atau Betawi akan menjadi aransemen pembuka di setiap pergelaran. Visi kami adalah menjadikan lagu-lagu Jakarta menjadi lagu dunia dan dimainkan oleh orkestra dunia serta Jakarta menjadi salah satu panggung orkestra di dunia,” tandas Aminoto. (HG)