Hidupgaya.co – AEON Mall Sentul City terlihat lebih semarak di akhir pekan. Tiga saudara berparas rupawan unjuk kebolehan olah suara dalam sebuah konser mini ‘Sisters in Harmony’ sebagai bagian dari rangkaian Road to Cerita Langit Jingga.

Konser mini ‘Sisters In Harmony’ lebih dari sekadar konser, acara ini adalah ruang untuk merayakan nilai-nilai keluarga, semangat berkarya, serta pesan positif tentang kasih yang tak lekang oleh waktu.

Terkait konser mini tersebut, tiga bersaudara Saphira Adya, Nadia Dari, dan Gaby Rosse hendak menghadirkan pengalaman yang bukan hanya menghibur, tapi juga menginspirasi tentang arti keluarga, cinta, dan perjalanan hidup yang saling menguatkan.

Ketiganya melakukan kolaborasi bersama Geisha, Sabtu (1/11) di Canal Stage AEON Mall Sentul City, disambut antusias penggemar. Lagu Geisha, Cinta & Benci (featuring Saphira Adya), Pergi Saja (featuring Gaby Rosse), dan Jika Cinta Dia (featuring Nadia Dari) membuai indra pendengaran di sela hujan rintik yang membasuh bumi Sentul di rembang petang.

Bukan hanya melantunkan lagu, ketiga saudara ini juga berbagi pengalaman dan kisah personal yang menyentuh. Saphira Adya (Sasha), si Sulung, merupakan penyanyi sekaligus penulis lagu yang telah merilis empat single: Remind Me of You, Letting You Go, Malam Melagu, dan Lelah.

Dikenal lewat gaya penulisan lirik yang jujur dan personal, Sasha menghadirkan lagu Lelah sebagai refleksi dari pengalaman pribadinya, sebuah ruang aman bagi siapa pun yang pernah merasa butuh ditemani di tengah tuntutan untuk selalu tampak kuat.

Nadia Dari, si Tengah, dikenal piawai dalam menulis dan mengolah musiknya sendiri. Setelah merilis empat single: Morning Birds, Galaksi, Di Jalan-Mu, dan Frozen in Time, kali ini ia memperkenalkan karya terbarunya yang berjudul Jauh.

Dia menuturkan, single ini memiliki makna mendalam akan rasa kehilangan, karena terinspirasi dari kenangan bersama salah satu kucing kesayangannya, Choky. Melalui lagu ini, Nadia mengajak pendengarnya untuk menyelami emosi yang tulus dan penuh kehangatan. “Kucing itu bukan sekadar hewan peliharaan, tetapi sahabat dan bagian dari keluarga,” ujarnya.

Bagi Nadia, kepergian kucing tersebut meninggalkan ruang sunyi yang tidak mudah diisi. Melalui lagu ini, ia menyalurkan duka yang dalam menjadi karya yang lembut namun sarat makna.

Setelah kepergian Choky, Nadia mengaku sempat mengalami masa sulit untuk menerima kenyataan. Namun alih-alih terperangkap dalam kesedihan, ia memilih untuk mengubah rasa itu menjadi sesuatu yang bisa dirasakan banyak orang.

“Lirik dan melodi Jauh lahir dari refleksi emosional tentang kehilangan, kerinduan, dan cinta yang tetap hidup meski terpisah jarak dan waktu. Setiap baitnya mengalir seperti percakapan sunyi antara jiwa yang ditinggalkan dan jiwa yang telah pergi,” bebernya.

Meskipun berangkat dari kisah personal, sebut Nadia, lagu Jauh tidak hanya ditujukan bagi mereka yang kehilangan hewan kesayangan. “Lagu ini menjadi simbol bagi siapa pun yang pernah ditinggalkan entah oleh keluarga, sahabat, atau seseorang yang dicintai,” ujarnya.

Melalui Jauh, Nadia berharap pendengar dapat merasakan kembali kenangan bersama untuk mereka yang telah mendahului, sekaligus menemukan ketenangan dalam mengenang dan mendoakan mereka.

Sementara itu, Gaby Rosse, bungsu dari tiga bersaudara, dikenal publik lewat konten kreatif dan persona cerianya di Tema Indonesia. Ia memulai debut musik lewat single berbahasa Inggris berjudul World Around Us, disusul oleh single kedua Tak Searah yang menghadirkan semangat Gen Z.

Gaby gemar bernyanyi sejak kecil dan kerap tampil bersama Nadia di berbagai acara, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari perjalanan musikal keluarga ini.

Last but not least, ketiganya berharap konser mini yang didukung WIR Group dan Sekolah VR Keliling dapat menginspirasi kolaborasi lintas bidang antara musik, edukasi, dan teknologi di masa depan. (HG)