Hidupgaya.co – Masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa defisiensi zat besi merupakan kondisi senyap yang bisa berdampak besar pada performa dan masa depan anak. Terlebih lagi Indonesia masih menduduki posisi keempat sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.
Data menyebut, 1 dari 3 anak dan perempuan usia produktif di Indonesia masih mengalami defisiensi zat besi. Sebuah survei juga menunjukkan bahwa 50% para ibu tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada kepintaran, terutama pada anak.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian kita semua, apalagi kondisi kekurangan zat besi sejak dini dapat berdampak pada gangguan perkembangan kognitif atau kecerdasan anak, karena zat besi merupakan zat gizi mikro penting untuk mendukung kemampuan belajar seseorang,” kata dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, dalam sesi IdeaTalks ‘Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation’ yang dihelat Danone Indonesia di Jakarta, Sabtu (1/11).
Dokter spesialis anak yang berpraktik di RS Bunda Jakarta itu menyampaikan, apabila situasi tersebut dibiarkan dampaknya bisa lama hingga usia dewasa.

Tak dimungkiri, anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi masih menjadi salah satu ancaman serius yang tersembunyi bagi kesehatan bangsa dan bisa berdampak besar terhadap generasi muda Indonesia. Kondisi ini terjadi karena banyak yang belum menyadari bahwa defisiensi zat besi tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kemampuan belajar, konsentrasi, dan performa anak.
Zat besi adalah salah satu elemen yang membentuk inti kehidupan manusia. Hemoglobin pada sel darah merah yang menjadi kendaraan oksigen dan sejumlah gizi penting untuk tubuh, memiliki struktur besi yang krusial. “Ketika asupan zat besi tidak tercukupi, tubuh kehilangan kemampuan memproduksi hemoglobin yang cukup, menyebabkan otak kekurangan oksigen. Efeknya bukan hanya pada fisik yang lemah, tetapi juga pada kapasitas kognitif,” terang dr. Tiwi.
Kekurangan oksigen di otak menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kecemasan, dan bahkan depresi. Kondisi tersebut bisa membuat kebugaran dan ketangkasan berpikir menurun yang tentu saja bisa membuat prestasi belajar dan produktivitas kerja jadi menurun
Agar asupan zat besi bisa terpenuhi dengan optimal guna mencegah defisiensi zat besi, penting untuk memastikan asupan gizi lengkap dan seimbang yang kaya zat besi terutama protein hewani (zat besi heme) seperti daging merah, hati ayam, telur, ikan atau dari sumber nabati (zat besi non-heme) seperti kacang-kacangan dan bayam.
Pemenuhan zat besi selain dari makanan harian sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan, juga dapat dilengkapi dengan jenis makanan atau minuman yang difortifikasi kombinasi zat besi dan vitamin C untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat.
Kesempatan sama, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, Medical Science Director Sarihusada menyampaikan, defisiensi zat besi merupakan masalah nyata yang dapat menghambat potensi generasi muda Indonesia. “Untuk itu, memerangi anemia defisiensi besi menjadi salah satu misi Sarihusada untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan membentuk generasi yang kuat dan berdaya saing,” ujarnya.
Dalam upaya memerangi anemia defisiensi besi, Sarihusada telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung penyediaan inovasi produk bergizi, salah satunya fokus dalam mendukung penanganan dan pencegahan anemia defisiensi besi di Indonesia.

Sarihusada mendukung upaya pencegahan anemia defisiensi besi dengan membuat alat bantu deteksi dini kekurangan asupan zat besi anak pertama di Indonesia melalui Kalkulator Zat Besi, yang hasilnya bisa diketahui hanya kurang dari 3 menit.
Dalam diskusi itu Shakira Amirah, juara Clash of Champion 2024 yang saat ini sedang menempuh studi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan semua prestasi bisa diraih jika kita memiliki tubuh yang sehat, karena kesehatan dan gizi adalah kunci agar bisa berprestasi.
Saat mengikuti kompetisi Clash of Champion (COC) 2024 season 1, Shakira harus bisa menjaga fokus dan stamina agar dapat hasil yang optimal.
“Sejak kecil saya sudah menerapkan pola makan gizi seimbang, terutama mengonsumsi makanan sumber yang kaya zat besi dari protein hewani dan susu agar daya tahan tubuh agar tetap fit dan produktif,” ujarnya.
Menurut Shakira, kebiasaan baik itu berperan penting dalam mendukung perkembangan kognitif dan fokus belajar serta tidak mudah lelah. (HG)