Hidupgaya.co – Kecerdasan buatan (AI) menjadi tren teknologi yang memiliki implikasi luas di segala bidang, termasuk kesehatan. Misalnya, AI dapat diandalkan untuk mendeteksi tumor lebih sering dan lebih awal dalam program skrining kanker payudara. Hasilnya, tumor kemudian dapat diobati pada stadium awal.
Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti yang dipimpin oleh pusat medis Universitas Radboud dalam sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet Digital Health. Penggunaan AI dapat mengurangi beban kerja dan menghemat jutaan euro setiap tahunnya.
Penelitian sebelumnya di Swedia telah menunjukkan bahwa AI mendeteksi kanker payudara pada mammogram lebih sering daripada ahli radiologi. Selain itu, AI dapat mengurangi beban kerja ahli radiologi.
Kini tampaknya AI juga dapat menggantikan ahli radiologi kedua dalam program skrining kanker payudara Belanda. Hal ini bahkan mengarah pada deteksi lebih banyak tumor, dan pada stadium awal, yang memiliki dampak signifikan secara klinis.
AI lebih akurat
Para peneliti, yang dipimpin oleh ahli radiologi payudara Ritse Mann dari Radboudumc, menganalisis 42.000 pemindaian payudara. Mammogram ini diambil sebagai bagian dari program skrining Belanda di wilayah Utrecht. Secara tradisional, dua ahli radiologi meninjau pemindaian ini, sebagaimana praktik standar dalam skrining kanker payudara.
Dalam studi ini, para peneliti juga mengevaluasi pemindaian menggunakan AI yang dikembangkan oleh ScreenPoint Medical. Selain itu, mereka mengamati para wanita yang pemindaiannya dianalisis selama hampir empat setengah tahun.

Studi ini menunjukkan bahwa satu ahli radiologi yang bekerja dengan AI mendeteksi lebih banyak tumor daripada dua ahli radiologi saja. Tumor juga teridentifikasi lebih awal ketika AI terlibat.
“Terkadang AI mendeteksi tumor yang belum dikenali oleh ahli radiologi. Kami menyebutnya positif palsu. Namun sering kali tumor itu muncul pada pemindaian selanjutnya. Jadi dalam hal ini, apa yang dilakukan AI sudah benar dari awal,” kata kandidat Ph.D. Suzanne van Winkel.
“Pada saat ahli radiologi membunyikan alarm, sering kali hal itu menyangkut tumor invasif yang lebih besar, yang pasti membutuhkan perawatan sedini mungkin,” imbuhnya.
Ahli radiologi kedua
Di Swedia, AI sudah digunakan untuk menganalisis mammogram skrining. “Mereka mengganti ahli radiologi kedua dengan AI. Hanya jika AI tidak pasti, ahli radiologi kedua akan turun tangan,” jelas Mann.
“Kami melihat bahwa ahli radiologi bekerja lebih baik dengan AI, yang menghasilkan lebih banyak tumor yang terdeteksi tanpa peningkatan signifikan dalam pemeriksaan lanjutan yang tidak perlu bagi perempuan,” tuturnya.
Studi saat ini menunjukkan bahwa AI juga cukup baik di Belanda untuk menggantikan ahli radiologi kedua dalam analisis pemindaian skrining. Ini dapat menghemat beberapa juta euro per tahun. Namun, AI saat ini tidak digunakan di Belanda.
“Di Swedia, skrining diatur secara regional, sementara di Belanda diatur secara nasional. Hal ini membuat penerapan AI lebih menantang secara logistik di sini,” kata Mann.
Selain itu, infrastruktur TI di Belanda belum siap, dan membutuhkan pendanaan cukup besar. (HG)