Hidupgaya.co – Kita semua ingin terlihat cantik, bukan? Sayangnya, jus yang kita minum saat sarapan atau hidangan penutup sebelum tidur mungkin berdampak sebaliknya.

Andrew Nish, MD, dokter di UnityPoint Health, menjelaskan hubungan antara gula dan penuaan, termasuk langkah-langkah untuk mulai menghilangkan gula secara perlahan dari pola makan.

Apakah gula menjadi biang penyebab penuaan dini? Menurut dr. Nish jawabnya adalah ya. Gula membuat kita menua dalam banyak hal, baik secara internal maupun eksternal, termasuk kulit.

Dr. Nish menguraikan sains dengan analogi sederhana. “Jika Anda meletakkan pisang di atas meja dan mengupasnya, apa yang terjadi dalam 24-48 jam? Pisang itu menjadi cokelat,” ujarnya.

“Gula dalam pisang itu bereaksi dengan protein, menyebabkan ikatan silang dan warna cokelat (reaksi pencoklatan). Reaksi yang sama terjadi di dalam tubuh kita. Kita menjadi cokelat dari dalam ke luar,” terangnya.

Gula pasir terbuat dari molekul glukosa dan fruktosa. “Fruktosa dalam gula inilah yang mempercepat reaksi pencoklatan hingga tujuh kali lipat,” inbuh dr. Nish di website UnityPoint Health.

Kulit terdiri dari kolagen dan elastin, yang membuatnya kenyal dan lembut. Gula menyebabkan ikatan silang kolagen, yang mengakibatkan kekakuan dan hilangnya elastisitas. Semakin banyak gula yang kita konsumsi, semakin buruk pula kondisi kulit.

Dr. Nish menyebutkan dampak buruk gula pada kulit, antara lain munculnya jerawat, kerutan, kendur di leher dan dagu, luka sembuh lebih lambat serta munculnya bintik/flek hitam pada kulit.

“Penuaan adalah bagian dari pertambahan usia, tetapi dipercepat oleh gula. Tanpa perlu dijelaskan secara teknis, di ujung setiap untai DNA kita terdapat lapisan kecil yang disebut telomer. Lapisan ini melindungi DNA kita dari kerusakan. Setiap kali DNA kita dibaca dan diduplikasi, telomer tersebut memendek. Meskipun tubuh kita biasanya mengganti telomer, gula mempercepat pemendekan tersebut dan mempercepat proses penuaan,” dr. Nish menguraikan.

Penelitian tentang telomer dan penuaan baru saja mulai bermunculan. Meskipun belum jelas seberapa banyak gula yang menyebabkan reaksi ini, yang diketahui adalah semakin banyak gula dalam tubuh, semakin buruk kondisinya.

Pria dan wanita terus memproses gula dengan cara yang sama seiring bertambahnya usia. Yang berubah adalah jumlah kalori yang digunakan tubuh kita dalam jangka waktu tertentu. Anak-anak memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi daripada orang yang lebih tua. “Tetapi bagaimana gula diproses, sama saja baik itu berusia empat tahun, 40, atau 80 tahun,” kata dr. Nish.

Untuk membalikkan efek gula, dia menyarankan untuk mengurangi konsekuensi metabolisme gula (diabetes, obesitas, sindrom metabolik) dan mungkin beberapa aspek penuaan.

Dia mendorong orang-orang untuk mulai menghindari gula sejak dini. Hal ini khususnya penting bagi ibu hamil. “Ingat, apa yang terjadi pada kulit terjadi juga di seluruh tubuh. Kulit hanyalah tampilan luar dari segala sesuatu yang terjadi di tubuh kita,” ujar dr. Nish.

Tips kurangi konsumsi gula

Tidak ada kata terlambat untuk mulai mengurangi gula dari pola makan, karena gula berkontribusi terhadap risikoterkena penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, demensia, kanker, dan lainnya.

Lakukan langkah berikut untuk mengurangi asupan gula:

1. Kurangi gula dalam minuman

“Rata-rata orang mendapatkan sekitar 30-40 persen gula dari minuman. Pilihlah air putih, teh, atau kopi. Jika perlu menambahkan rasa pada air putih, coba tambahkan buah segar, seperti jeruk nipis atau lemon. Itu saja. Jangan jus buah, minuman olahraga, minuman berenergi, atau minuman bersoda,” kata dr. Nish.

2. Baca label makanan dengan teliti

Selalu periksa label makanan dan kemasan pada makanan olahan. Sekitar 80 persen makanan olahan mengandung gula. “Gula hadir dengan sekitar 50 nama berbeda. Anda bisa mencari gula olahan, gula mentah, gula merah, maldekstrosa. Favorit saya adalah ‘jus buah pekat’ – itu tidak lain adalah gula. Anda harus benar-benar mempelajari bagaimana gula diberi label pada berbagai bahan,” ujarnya.

Buah dan sayur mengandung gula dalam bentuk alaminya, dan tidak perlu khawatir tentang hal itu.

3. Cobalah buah, keju, dan kacang untuk memuaskan rasa manis

“Jika harus makan hidangan penutup, makanlah buah, keju, dan kacang-kacangan. Atau, makanlah sedikit buah dengan sedikit yogurt untuk hidangan penutup. Makanan alami selalu yang terbaik,” tandas dr. Nish. (HG)