Hidupgaya.co – Ajang modest fashion Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 resmi diluncurkan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso. Peluncuran ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan pengembangan ekosistem fesyen nasional yang berdaya saing global.
Menurut Mendag Busan, JMFW bertujuan menampilkan tren busana santun masa depan sekaligus membangun ekosistem fesyen nasional yang kuat dan terintegrasi. “Harapannya melalui JMFW bisa menjadi kiblat modest fashion dunia dengan membangun ekosistem fesyen yang dibutuhkan dalam mewujudkan visi tersebut,” ujarnya di acara kick off JMFW 2026 di Jakarta, baru-baru ini.
Mendag menambahkan, apabila sudah mengetahui trennya, masyarakat akan lebih tertarik untuk memakainya. “Dengan begitu, industri tekstil kita berkembang, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh, dan daya beli masyarakat meningkat,” bebernya.

Puncak acara JMFW 2026 akan digelar pada 6–9 November 2025 di Kartika Expo Balai Kartini, Jakarta. Rangkaian kegiatan pada puncak acara akan mencakup 12 parade gelaran busana, pameran dagang, gelar wicara, penjajakan bisnis, hingga acara penghargaan.
JMFW akan diikuti lebih dari 100 desainer, 1.000 koleksi jenama, dan menargetkan 8.000 pengunjung selama empat hari kegiatan.
Mengusung tema ‘Essential Lab’ JMFW 2026 diharapkan menjadi laboratorium fesyen dalam menentukan arah busana santun Indonesia. “Layaknya laboratorium medis yang menjadi rujukan untuk menentukan kondisi kesehatan, JMFW berfungsi sebagai laboratorium fesyen untuk memetakan arah gaya berpakaian masa depan,” beber Mendag Busan.
Indonesia posisi wahid di sektor modest fashion
State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 mencatat, Indonesia menempati peringkat pertama di sektor modest fashion mengungguli Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura. Hasil itu adalah perubahan signifikan karena di periode sebelumnya (2023/2024) Indonesia ada di peringkat ketiga.
Capaian tersebut bukan hanya didasarkan pada volume ekonomi, tetapi juga aspek kesadaran. Indonesia dinilai unggul dalam penciptaan ekosistem busana santun nasional, mencakup regulasi, fasilitasi pemerintah terhadap pengusaha, keberadaan beberapa kegiatan modest fashion skala besar, serta banyaknya pengusaha Indonesia yang mengikuti gelaran fesyen taraf internasional.
Mendag Busan berharap JMFW 2026 dapat memperluas konektivitas antara pelaku UMKM fesyen dan pasar global melalui skema business matching yang difasilitasi oleh perwakilan perdagangan RI yang berada di luar negeri.
Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan di 33 negara yang bertugas menjual produk Indonesia, termasuk produk fesyen. “Kami memiliki program business matching yang sampai sekarang sudah memfasilitasi kurang lebih 800 UMKM dengan total potensi transaksi mencapai US&90,04 juta,” urai Mendag Busan.
Target transaksi US$10 juta
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi menyampaikan, JMFW 2026 ditargetkan meraih potensi transaksi US$10 juta. Ia berharap, capaian aktual bisa melampaui angka capaian sebelumnya seiring dengan semakin luasnya partisipasi dan jangkauan
JMFW.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2021, JMFW terus mencatat capaian positif. Pada 2024, JMFW berhasil menghadirkan lebih dari 239 jenama lokal yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi modest fashion. JMFW 2025 juga sukses mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 20,40 juta, melampaui target awal yang ditetapkan sebesar US$3 juta.
Puntodewi menambahkan, pemilihan lokasi JMFW 2026 di Balai Kartini menjadi salah satu strategi meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi para pemangku kepentingan.
“Pemilihan lokasi karena pertimbangan strategis di jantung kota, sehingga dapat terjangkau semua pihak untuk berkolaborasi dan menyukseskan JMFW,” tuturnya. (HG)