Hidupgaya.co – Sroja Warna Indonesia (SWI), grup fashion yang memayungi merek lokal Sroja (pakaian wanita premium) dan Kudung (busana santun) merilis lini teranyar streetwear, Blee.
Luthfian Zuhdi Haryadi, General Manager SWI, menyampaikan Blee lahir dengan semangat ekspresi bebas, sikap urban, dan narasi budaya.
Latar belakang peluncuran Blee, sebut Luthfian, tak lepas dari budaya anak muda di Indonesia yang tidak hanya mengekspresikan diri melalui kata-kata, tetapi juga lewat gaya berpakaian. “Streetwear menjadi wujud perlawanan, kreativitas, dan jati diri,” ujarnya di acara peluncuran Blee sekaligus toko di Lippo Mall Nusantara, Jakarta, baru-baru ini.

“Setiap generasi punya cara berbeda untuk bicara. Blee adalah bahasa baru kami. Ia mungkin lebih keras, lebih berani, tapi tetap lahir dari DNA SWI yang memiliki kualitas, karakter, dan makna,” imbuhnya.
Peluncuran Blee ditandai dengan hadirnya koleksi perdana: RAW Denim Collection.
RAW Denim Collection lahir dari ketegangan antara struktur dan ekspresi diri. Terinspirasi dari kejujuran material raw denim dan kepercayaan diri dari keseharian, koleksi ini menyalurkan semangat perlawanan melalui kesederhanaan.
“Setiap potongannya adalah pernyataan. Dengan bahan utama seperti raw denim, heavy weight cotton combed, dan katun premium, koleksi ini tidak hanya kuat dan fungsional, tapi juga nyaman dan timeless,” ujar Farizky Putra, Brand Manager Blee.

Raw denim itu cocok dipakai kapan saja tanpa kehilangan karakter. “Koleksi RAW Denim adalah cara lain untuk mendefinisikan diri. Denimnya belum sempurna, tapi justru di situlah kekuatannya dia akan membentuk dirinya sendiri sesuai dengan karakter penggunanya,” tutur Farizky.
Menurutnya, raw denim bukan hanya soal gaya, ini soal membentuk jati diri.
RAW Denim Blee memiliki potongan klasik workwear berpadu dengan grafis subtil, bordiran yang unik, dan detail kecil yang membisikkan ketegasan.
Salah satu pencinta denim, dr. Tirta mengaku terkesan dengan koleksi RAW Denim Blee setelah mencobanya. “Buat anak motor kayak saya, carinya denim yang nyaman dan kuat. Sudah coba RAW Denim dan cocok, materialnya kuat dan nyaman. Potonganmya simpel tapi punya karakter,” bebernya.
Influencer yang juga menyuka sneakers ini jarang mencuci celana denim. “Seninya kan di situ. Makin lama dipakai makin membentuk karakter alami. Ada celana denim saya yang sudah setahun nggak dicuci,” terangnya.
Dia berbagi tips merawat denim yang lama nggak dicuci. “Dibalik saja dan area di pangkal paha disemprot alkohol 70 persen,” tutur dr. Tirta.

Meskipun jarang mencuci denim, dia menyarankan agar ganti pakaian dalam setiap hari. “Biar nggak gatal dan jamuran,” tandasnya.
Luthfian menambahkan, selain membuka toko Blee, di sebelahnya juga dibuka butik Sroja. Lebih dari sekadar tempat belanja, toko ini adalah ruang hidup komunitas urban. “Kedua toko menghadirkan ruang yang mewakili dua sisi gaya anak muda: premium dan rebel, elegan dan ekspresif,” pungkasnya. (HG)