Hidupgaya.co – Susan Budihardjo Fashion Forward Institute, turut mengentak panggung JF3 Fashion Festival 2025 dengan menampilkan koleksi siswa yang tengah menempuh pendidikan. Pergelaran busana di hari terakhir JF3 Fashion Festival 2025 itu sebagai bagian presentasi ujian kelulusan siswa sekolah mode asli Indonesia yang dibesut oleh desainer senior Susan Budihardjo.

Mengusung tema provokatif, Controversy, gelaran itu bukan sekadar pameran busana, namun juga pernyataan sikap dari generasi baru perancang mode yang berani menembus batas. Pergelaran ini menampilkan 94 busana karya 27 siswa yang menampilkan desain eksperimental mencerminkan kebebasan dalam berkarya.

“Saya mendorong para siswa untuk berani bereksperimen. Melalui karya ini, saya membebaskan mereka untuk mendesain busana secara bebas, ide apa saja yang ingin mereka keluarkan,” kata Susan Budiharjo usai pergelaran busana di Re-Crafted Hall Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Sabtu (2/8/2025).

Karya siswa Susan Budihardjo Fashion Forward Institute di JF3 Fashion Festival 2025 (dok. JF3)

Susan mengaku tak ada benang merah dalam fashion show kali ini. “Saya ingin anak-anak bebas berekspresi sebelum mereka membuat busana ready to wear, dengan bikin baju yang agak berbau avant-garde. Cari duitnya nanti kalau mereka sudah lulus. Avant-garde itu susah, lebih banyak perjuangan. Ada yang gagal, yang ambis juga ada,” terangnya.

Untuk diketahui, avant-garde adalah istilah yang berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘pelopor’. Dalam seni, avant-garde merujuk pada gerakan atau individu yang menciptakan karya-karya eksperimental, inovatif, dan tak jarang radikal, menantang norma-norma yang berlaku. 

Karya siswa Susan Budihardjo Fashion Forward Institute di JF3 Fashion Festival 2025 (dok. JF3)

Menurut Susan, penting bagi setiap calon desainer untuk bereksperimen secara bebas di masa sekolah. “Proses ini harus dilalui. Mereka bisa bikin baju yang tidak keluar biaya banyak, asal kreatif. Ada peserta yang membuat baju dari karung goni karena nggak mau keluar duit banyak. Nggak apa-apa, itu bagian dari kreativitas mereka,” bebernya.

Lebih lanjut Susan menyampaikan, untuk bisa masuk ke pasar fashion yang kompetitif, anak-anak harus bisa menunjukkan kreativitas. “Yang belajar di Susan Budihardjo Fashion Forward Institute itu berasal dari berbagai lingkungan. Saya tekankan ke mereka, saat berkarya untuk tugas sekolah tidak harus kompromi. Biarkan saja kreativitas mengalir. Karena kalau sudah buka usaha, mereka akan takut berekspresi karena khawatir busananya kurang diterima pasar,” tandas Susan. (HG)