Hidupgaya.co – Tiga desainer fashion Prancis menggelar karya mereka di panggung JF3 Fashion Festival 2025 di Fashion Tent La Piazza Summarecon Mall Kelapa Gading dalam pertunjukan bertajuk ‘Parade Show – La Nouvelle Écriture’.

Ketiga desainer itu adalah Solène Lescouët mengusung koleksi ‘Punkettes Attack!, The Tales of Solène, Circus, Crimson Lovers 2025’ sementara Ornella Jude Ferrari mengeksplorasi ‘Rodeo’ dan Louise de Marcaud mengulik  tema ‘Rétrograde’.

Ketiganya menyajikan koleksi dengan inovasi dan teknik tinggi, tak ragu melakukan eksplorasi sehingga menghasilkan busana dan aksesori tak biasa.

Karya Solène Lescouët di JF3 Fashion Festival 2025 (dok. JF3)

Solène Lescouët merupakan jenama mode yang tengah berkembang di Paris, didirikan oleh desainer dengan nama sama. Dalam karyanya Solène mengembangkan bahasa estetika yang unik, menggabungkan eksperimen tekstil, kerajinan kontemporer, dan komitmen etis yang kuat.

Pendekatannya menggabungkan ketelitian konseptual dengan puisi visual, dalam pencarian akan makna dan transformasi.

Berada di antara dunia couture dan ready-to-wear, merek Solene dikenal melalui siluet teatrikal, motif cetak yang berani, serta permainan plissé yang khas.

Di ajang JF3 Fashion Festival 2025, Solène Lescout menampilkan koleksi yang sebelumnya telah diperagakan di Paris, serta beberapa eksklusivitas baru.

Mempresentasikan 20 look berasal dari koleksi Punkettes Attack!, The Tales of Solène, Circus (koleksi kapsul), dan Crimson Lovers 2025, perpaduan dari empat koleksi terakhir yang mencerminkan DNA merek, yakni rock & roll, puitis, dan penuh karakter.

Koleksi Solene dirancang tanpa batasan gender, setiap busana dibuat dengan prinsip keberlanjutan sebagai inti. Hal ini tercermin dalam pemilihan material alami dan lokal – acap kali berasal dari stok mati (deadstock).

Karya Solène Lescouët di JF3 Fashion Festival 2025 (dok. JF3)

Alih-alih memproduksi dalam jumlah banyak, merek ini memilih membuat busana sesuai pesanan atau sangat terbatas untuk mencegah kelebihan produksi, sekaligus membuka dialog antara desainer dan klien.

“Desain saya emosional, menciptakan pakaian yang disayangi, disimpan, dan dihargai,” ujar Solene.

Setiap busana dibuat secara made-to-order di studio Paris, dengan waktu pengiriman maksimal dua bulan.

Eksplorasi ‘Rodeo’ Ornella Jude Ferrari

Ornella Jude Ferrari melalui merek Maison J. Simone mendefinisikan ulang feminitas modern melalui pendekatan couture yang penuh permainan.

Desainer mode yang berbasis di Paris, lulusan Central Saint Martins, menggabungkan siluet yang berani dengan detail yang halus dalam setiap karya untuk merayakan individualitas, kepercayaan diri, dan keanggunan tanpa banyak usaha.

Koleksi Ornella Jude Ferrari di JF3 Fashion Festival 2025 terinspirasi rodeo (dok. JF3)

Di JF3 2025, ia menyajikan 20 set koleksi yang terinspirasi dari ‘Rodeo’ dengan sentuhan pemberontakan. Di antara ketegangan urban dan semangat Wild West, koleksi ini mempertemukan dua dunia yang tampaknya berseberangan: rodeo khas Texas dan rodeo urban.

Dalam koleksi itu, Ornella menggunakan siluet terinspirasi dari gaya koboi, mencakup elemen rumbai, kulit yang terkesan usang, sepatu runcing yang dipadukan dengan energi mentah para penunggang kota yang menaklukkan aspal, beton, dan keramaian.

Untuk menegaskan tujuannya, Ornella menggunakan material yang memadukan keanggunan dan fungsi, berupa denim kasar, suede, rajutan mesh, dan jersey teknis sehingga setiap busana merepresentasikan keseimbangan yang halus, antara kebebasan dan kendali, kekuatan dan keanggunan.

Koleksi Ornella Jude Ferrari di JF3 Fashion Festival 2025 terinspirasi rodeo (dok. JF3)

Peduli dengan keberlanjutan, seluruh kain yang digunakan untuk koleksi ini  berasal dari toko-toko deadstock. Selain itu, cetakan menggunakan teknologi tanpa air.

“Rodeo adalah cerita tentang mereka yang menunggang tanpa pelana, sesekali jatuh, namun selalu bangkit kembali,” ujar Ornella.

Koleksi ‘bergerak’ ala Louise de Marcaud

Louise de Marcaud menyajikan koleksi ‘Rétrograde’ di JF3 Fashion Festival 2025 melalui merek Louise Marcaud. Koleksi ini menyajikan perpaduan antara struktur, kepekaan, dan kekuatan gerak, dengan sentuhan tailoring dan arsitektur.

Koleksi Louise Marcaud mengusung tema Retrograde di JF3 Fashion Festival 2025 (dok. JF3)

Berasal dari Burgundy, sebuah daerah pedesaan di Prancis, Louise tumbuh dalam lingkungan kreatif. Ayahnya adalah seorang tukang kayu, dan dari bengkel sang ayah, ia mulai mengenal dunia bahan dan kerajinan tangan.

Setelah menempuh pendidikan dalam desain mode dan arahan artistik, Louise mendirikan merek pribadinya di Paris pada 2020. Visi kreatifnya adalah menciptakan busana terstruktur, ekspresif, dan bertanggung jawab, dengan setiap potongan sebagai ruang ekspresi sekaligus perlindungan.

Terkait koleksi yang dipresentasikan di JF3 2025, Louise menyampaikan Rétrograde merupakan koleksi yang bergerak bersama tubuh, terinspirasi oleh Bauhaus, garis-garis arsitektural ala Le Corbusier, serta tekstur dari karya Jean Dubuffet, dan juga merujuk pada dunia balap motor dan sepak bola Amerika.

Disiplin ini menggambarkan kecepatan, benturan, dan ketahanan tubuh, dan membentuk dasar visual dan filosofis koleksi ini. Hasilnya adalah siluet yang kokoh namun dinamis: bahu yang tegas, volume yang dipahat dengan cermat, serta garis-garis bersih berpadu dengan detail subtil dan gerakan yang mengalir.

“Pakaian itu berfungsi melindungi sekaligus mengekspresikan keunikan pemakainya,” tuturnya.

Terdiri dari sekitar 20 tampilan, dengan total sekitar 50 potong pakaian, untuk pertunjukan di panggung JF3,  Louise fokus pada bahu, serta keahlian tailoring yang khas.

Koleksi Louise Marcaud mengusung tema Retrograde di JF3 Fashion Festival 2025 (dok. JF3)

Bahan yang digunakan antara lain wol, katun, dan sutra, semuanya berasal dari stok kain mati, selaras dengan pendekatan ramah lingkungan dan produksi lokal.

Seluruh koleksi dibuat secara lokal di Paris, di dalam atelier tempat semua proses berlangsung dengan penuh ketelitian dan keahlian dalam mencipta.

Beberapa busana tersedia untuk pembelian langsung di Jakarta, sebagian lainnya akan tersedia melalui situs web resmi, dan sisanya akan dirilis pada September 2025, baik secara online maupun melalui pemesanan khusus. (HG)