Hidupgaya.co – Asuransi kerap mendapat stigma negatif pada sebagian masyarakat. Padahal, asuransi memiliki peran penting dalam memberikan proteksi di masa depan terhadap suatu hal kejadian yang berpotensi merugikan.
Menurut Head of Wealth Management Bank Danamon Indonesia (Danamon) Yulius Ardi, penetrasi premi asuransi di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di ASEAN masih terbilang rendah. “Ini mencerminkan masyarakat Indonesia yang belum terbiasa mengelola risiko dengan optimal,” ujarnya di acara kelas jurnalis ‘Menulis Masa Depan: Karena Mimpi Tak Cukup Tanpa Perlindungan’ di Jakarta, baru-baru ini.
Asuransi merupakan cara untuk mengalihkan risiko finansial dari individu kepada perusahaan asuransi.
Secara umum, asuransi terbagi dalam dua jenis, yakni asuransi jiwa dan asuransi umum.

“Untuk mencapai tujuan perencanaan keuangan yang efektif, masyarakat perlu memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang memadai,” terang Yulius,
Saat ini indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia menunjukkan tren yang positif, masing-masing mencapai 66,5% dan 80,5%. Peningkatan ini juga tercermin pada sektor asuransi, di mana tingkat literasi dan inklusi asuransi masing-masing tercatat sebesar 45,5% dan 28,5%.
Meskipun demikian, menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, penetrasi premi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
“Rendahnya tingkat literasi ini mencerminkan tingginya risiko yang belum dikelola secara optimal. Jika dibiarkan, hal ini membuat masyarakat tidak siap menghadapi berbagai tantangan finansial, baik dalam hal perlindungan kesehatan, bisnis, maupun mitigasi risiko keuangan lainnya,” ujar Yulius.
Yulius menyampaikan, terkait dengan perencanaan keuangan, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan:
Plan/Dream (Merencanakan)
Menentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang.
Grow (Mengembangkan)
Mempersiapkan dana dengan usaha, investasi, dan manajemen utang.
Secure (Mengamankan)
Proteksi dari risiko hidup seperti sakit, kecelakaan, cacat tetap, atau meninggal dunia yang dapat menggagalkan rencana.
Preserve (Melestarikan)
Mewariskan mimpi yang telah terwujud dan aset ke generasi berikutnya.
Berangkat pada hal tersebut, asuransi menjadi salah satu jalan dan bentuk tanggung jawab di masa depan.
Yulius menyampaikan ada beberapa manfaat dengan memiliki asuransi, antara lain melindungi aset dan dana tujuan, menjaga arus kas tetap stabil, memberi kepastian keuangan, mengurangi risiko finansial dan mendukung strategi investasi.
Alokasi asuransi
Dia menyarankan masyarakat bisa mengalokasikan minimal 10 persen dari total pendapatan untuk kebutuhan asuransi.

Yulius menerangkan, asuransi juga bisa menghindari konflik warisan di masa depan. Misalnya seorang ayah yang memiliki dua anak. Sang ayah memiliki properti dengan nilai Rp10 miliar. Saat terjadi risiko padanya, bagaimana membagi warisan untuk kedua anaknya? “Karena tidak bisa properti itu dibagi dua, solusinya bisa dibagi dengan menciptakan aset lain sejumlah Rp10 miliar melalui asuransi,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan, Danamon juga menyediakan ragam asuransi sesuai kebutuhan dan tahapan kehidupan nasabah, di antaranya asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa seumur hidup, asuransi PAYDI (unit link), dan asuransi jiwa dwiguna.
Tantangan bisnis asuransi
Tak dimungkiri, bisnis asuransi sedang mengalami tantangan. Karena itu, Danamon menjamin kepercayaan nasabah dengan menggandeng partner asuransi yang memiliki kapabilitas.
Pihaknya selalu mencari perusahaan dengan risk-based capital (RBC) yang tinggi, memiliki variasi dan struktur produk yang wajar. (HG)