Hidupgaya.co – Kelapa Gading sejak lama menjadi surga destinasi kuliner legendaris karena beragam jenis makanan enak tersaji di kawasan ini, mulai restoran hingga kelas kaki lima. Bagi yang ingin bernostalgia dengan makanan jadul dari berbagai wilayah nusantara juga tersedia, karena tak sedikit usaha kuliner di Kelapa Gading telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Memasuki usia setengah abad di tahun ini, PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon), menghadirkan berbagai acara untuk melihat kembali perjalanan inspiratif pengembangan Kota Terpadu Summarecon Kelapa Gading, di antaranya menghadirkan The Gading Archive (TGA), sebuah upaya untuk mengangkat kembali kekayaan kuliner Kelapa Gading sekaligus merayakan para pelaku industri kuliner dalam mengukir sejarah rasa di kawasan ini.
Direktur Summarecon Soegianto Nagaria menyampaikan, di Kelapa Gading banyak sekali makanan-makanan enak, cerita rasa enak yang mungkin belum banyak diketahui khalayak ramai. “Kalau ke Jakarta, salah satu tujuan wisatanya adalah Kelapa Gading. Di sini banyak kesempatan untuk menikmati berbagai ragam kuliner yang kualitasnya legendaris,” ujarnya di peluncuran The Gading Archive di Gafoy, Summarecon Mall Kelapa Gading Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Singkatnya, program TGA mengarsipkan dan merayakan kuliner legendaris di Kelapa Gading. Bukan sekadar pencatatan tempat makan legendaris dalam sebuah daftar, tapi sebuah ‘museum’ rasa yang hidup, penuh kisah, perjuangan, dan nostalgia.
Menurut pembuat konten kuliner Edwin Pangestu, kawasan Kelapa Gading menyimpan kekayaan rasa yang tak bisa ditawar. Bahkan dia bilang, bagi yang mencari rasa enak, bukan gengsi, Kelapa Gading adalah kawasan yang tepat.
Sebagai warga asli Kelapa Gading, Edwin paham betul area mana saja kuliner enak yang wajib dicicipi semua orang ketika berkunjung ke wilayah itu. Menurutnya, kuliner yang menawarkan cita rasa terbaik adalah mereka yang merintis dari tempat ‘seadanya’, baik di rumah maupun di kaki lima. “Kasta tertinggi makanan Indonesia itu ada di kaki lima,” ujarnya.
Maju dan tumbuh bersama
Soegianto mengatakan, The Gading Archive mengingatkan kembali saat Summarecon melakukan pengembangan kawasan pertama, Summarecon Kelapa Gading pada 1975. Salah satu inovasi dalam menghidupkan kawasan ini adalah dengan mendatangkan pedagang kuliner Pecenongan pada tahun 1983 dalam bentuk warung pinggiran yang masih sederhana.
Upaya ini mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat. Maka seiring waktu, kawasan kian berkembang dan bisnis kuliner semakin maju, sehingga para pelaku usaha kuliner mulai menempati berbagai ruang usaha di ruko dan pusat perbelanjaan.
“Inspirasi ini yang kami angkat sebagai saksi atas berbagai upaya dan kegigihan para pelaku usaha yang maju dan tumbuh bersama dengan Summarecon,” ujar Soegianto. “Sebuah sejarah yang tercipta dari rekam jejak kuliner yang tak hanya memanjakan lidah, namun juga menorehkan begitu banyak cerita antar generasi.”

Musim pertama TGA menghadirkan 20 kuliner dan masih akan berlanjut dengan menghadirkan sejumlah tenant unggulan lainnya yang memiliki cerita menginspirasi di Kelapa Gading.
Sorotan utama The Gading Archive
Dalam gelaran The Gading Archive, dua kurasi kuliner akan menjadi sorotan utama, yakni:
Kuliner Legendaris
Sebagai bentuk penghormatan Summarecon kepada para perintis rasa. Mereka adalah sosok-sosok gigih yang membangun fondasi kuliner Kelapa Gading hingga membentuk identitas rasa yang khas bagi kawasan ini.
Sebanyak 13 cerita akan menjadi representasi dari bagian ini yaitu Homemade Bakery, Pempek Palembang & Otak-otak 161, Gado-gado AA, Bakmi Tan, Rumah Makan Marannu, Warung Tahu, Wiro Sableng, Si Jempol, Sari 21, Bakmi Aloi, Kwetiau Kelapa Gading, Christy Pudding dan Es Krim Brasil.
Kuliner Only in Gading
Ini merupakan harta karun cita rasa yang dapat ditemukan di sudut-sudut Kelapa Gading. Kekayaan kuliner yang tersembunyi di tujuh restoran terpilih, yaitu Martabak Bong Ngian, Bakso Ragil, Ippeke Komachi, Sate Afrika H Ismail Coulibaly, Warung Thailand SCI, Nasi Uduk Lapangan Tenis dan Unank Juice.
Food Passport berhadiah menarik
Melengkapi pameran, TGA juga hadirkan program Food Passport yang mengajak pengunjung untuk dapat bereksplorasi kuliner secara langsung.
Cukup dengan mendaftarkan diri di Gafoy dan mendapatkan TGA Food Passport, maka setiap peserta siap untuk berpetualang rasa di 20 destinasi kuliner terpilih dan berkesempatan mendapatkan hadiah seperti kaos TGA, Topi, botol Corkcicle dan hadiah istimewa berupa Fujifilm Instax Camera.
Selain itu juga digelar workshop gratis setiap akhir minggunya, mulai dari Custom Acrylic Keychain, DIY Drip Coffee Bag with Strada Coffee, DIY postcard/Poster Station, Drink & Kerupuk Kiosk, dan DIY Indonesian Spice Station.

TGA hadir dalam bentuk eksibisi, eksplorasi rasa dan platform digital yang didedikasikan untuk mendukung keberlanjutan wirausaha kuliner, agar dapat terus dinikmati lintas generasi.
Pameran berlokasi di The Gading Archive Pop-Up Space, Gafoy, Summarecon Mall Kelapa Gading, berlangsung 24 Mei hingga 29 Juni 2025.
Pameran TGA dapat dikunjungi setiap hari dari pukul 11.00 – 20.00 WIB, tanpa dipungut biaya.
Informasi lengkap mengenai acara dan program belanja ini dapat diakses melalui website http://www.thegadingarchive.com dan media sosial pada akun Instagram @thegadingarchive. (HG)