Hidupgaya.co – Lebaran tinggal menghitung hari. Tak sedikit yang merayakan Idulfitri dengan makan jor-joran yang berujung pada gangguan pencernaan, bahkan angka kolesterol beranjak naik. Data dari Halodoc Health & Wellness Insight 2025 menunjukkan peningkatan pembelian obat pencernaan sebesar 12% selama pekan Idulfitri, dibandingkan rata-rata tahunan.
Selain Lebaran, gangguan pencernaan juga muncul selama Ramadan. Menurut dr. Nur Aini Hanifiah, SpPD, masalah kesehatan terkait gangguan pencernaan seperti kembung, mual, nyeri ulu hati, heartburn, dan konstipasi kerap meningkat selama Ramadan dibandingkan bulan lainnya.
“Itu terutama dipengaruhi oleh pola makan tinggi karbohidrat dan gula, konsumsi makanan dalam jumlah besar secara tiba-tiba, serta kurangnya kualitas tidur,” kata dr. Aini dalam webinar Halodoc baru-baru ini.
Agar puasa Ramadan berjalan lancar minim gangguan pencernaan, dr. Aini menyarankaj sejumlah tips berikut: Konsumsi makanan kaya serat seperti biji-bijian, sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
Selanjutnya, batasi asupan makanan berlemak dan gula berlebih saat sahur dan berbuka untuk menghindari gangguan pencernaan.

“Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup, serta hindari makan berlebihan saat berbuka agar sistem pencernaan tidak terbebani,” tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam mitra Halodoc.
Selain itu, tetap aktif dengan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit dan pastikan tidur cukup, minimal 7-8 jam per malam, agar metabolisme tetap optimal selama Ramadan.
Waspadai lonjakan kolesterol
Lebaran identik dengan makan enak setelah selama sebulan berpuasa. Namun perilaku makan tanpa kontrol bisa menimbulkan efek samping, antara lain angka kolesterol bergerak naik.
Banyak orang masih sulit menampik makanan khas Lebaran seperti opor, rendang, sambal goreng hati, dan hidangan bersantan serta berlemak lain yang hadir di meja makan. Alih-alih makan secukupnya, banyak yang ‘kalap’ melahap hidangan.
Laporan Halodoc Health & Wellness Insights 2025 juga mencatat bahwa pembelian obat kolesterol meningkat 15% dibandingkan rata-rata tahunan selama pekan Idulfitri.
Terkait hal ini, dr. Aini menyampaikan bahwa gangguan metabolik dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi akibat ketidakseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh. “Bijaklah konsumsi makanan selama Lebaran. Batasi makanan bersantan atau berlemak jenuh tinggi. Boleh makan, tapi secukupnya,” ujarnya.
Selain bijak dalam konsumsi makanan berlemak, rutin melakukan medical check-up secara berkala guna mengetahui kondisi kesehatan setiap individu juga disarankan. “Dengan medical check-up, langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat dapat segera dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mengatasi gejala yang muncul,” saran dr. Aini.
Terkait pemeriksaan kesehatan sebagai upaya pencegahan, Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria menyampaikan Halodoc menyiapkan langkah preventif seperti medical check-up di rumah dengan nyaman.
“Layanan Homecare ini memberikan hasil tes yang mudah dipahami, sekaligus menghubungkan pengguna dengan dokter untuk konsultasi lebih lanjut, memastikan mereka mendapatkan panduan yang tepat untuk menjaga kesehatan,” kata Fibriyani.
Selain itu, Halodoc juga menyediakan layanan kuratif yang mudah diakses, seperti layanan injeksi Happy Tummy (obat lambung) yang dapat dilakukan di rumah oleh tenaga kesehatan profesional.
Layanan ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat, terutama ketika masalah pencernaan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. (HG)