Hidupgaya.co – Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan dan dapat diteruskan hingga usia dua tahun atau lebih.
Manfaat ASI telah terbukti memberikan perlindungan bagi bayi, antara lain meningkatkan imunitas, menurunkan peluang obesitas dan penyakit diabetes di masa mendatang, hingga meningkatkan ikatan ibu dan anak (bonding).
“Bagi ibu, memberikan ASI juga memiliki manfaat, di antaranya mencegah kanker ovarium, menurunkan risiko kanker payudara, membantu turun berat badan sekaligus meminimalkan risiko perdarahan pasca melahirkan,” terang dr. Patricia Sowita, dokter laktasi dalam temu media dan komunitas Power Pump Mom di Babywise Flagship Store BSD, baru-baru ini.
ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi. Dokter Patricia menekankan tidak ada kandungan susu formula – yang harganya paling mahal sekalipun – bisa menyamai ASI. “Di susu lain tidak ada kandungan yang samai ciptaan Tuhan, yaitu ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI saja untuk bayi 0-6 bulan, diteruskan hingga usia 2 tahun atau lebih,” terangnya.

Meskipun memberikan ASI dengan menyusui langsung merupakan hal alami, namun tak sedikit ibu yang ‘gagal’ menyusui bayi langsung dari payudara. Banyak faktor yang membuat menyusui langsung menjadi hal menantang dan tak jarang bikin frustrasi, di antaranya perlekatan yang tidak sempurna, volume ASI sedikit, puting susu yang datar, atau kondisi medis tertentu.
Solusi untuk mengatasi hal ini adalah memberikan ASI dengan bantuan memerah menggunakan tangan atau bantuan pompa. Bicara soal kualitas, memang ada perbedaan antara menyusui langsung dengan ASI perah. “Menyusui langsung dan ASI perah memang beda kualitas, namun tidak signifikan. ASI tetap berkualitas dan sesuai dengan kondisi masing-masing bayi. Komposisi ASI berbeda karena ada sel sel hidup di dalamnya. Pastikan saja ibu memerah ASI dengan alat pompa yang terjaga kebersihannya. Dengan alat yang steril kita tetap dapat memberikan yang terbaik untuk bayi,” terang dr. Patricia.
Hal lain yang perlu diperhatikan ibu menyusui adalah menjaga kualitas makanan (bergizi seimbang) dan mencukupi asupan cairan, setidaknya dua liter cairan per hari. “Jangan lupa jaga hormon bahagia agar produksi ASI lancar,” tuturnya.
Cara lain untuk merangsang produksi ASI adalah dengan membawa foto anak atau baju bekas pakai bayi. “Ini efektif untuk ibu bekerja yang tidak bisa setiap saat menyusui langsung jadi harus memompa ASI. Melihat foto bayi atau membaui baju bekas pakai si kecil bisa merangsang aliran ASI lebih lancar,” urai dr. Patricia.
Dia mendorong para ibu untuk tidak patah semangat memberikan ASI bagi si Kecil. “Jika tak bisa menyusui langsung, gunakan bantuan untuk memerah ASI. Lakukan upaya terbaik agar si Kecil tetap bisa mendapat ASI,” tandasnya.
Ulasan 38 pompa asi berbuah rekor MURI
Bicara tentang tantangan menyusui, Stefani Gabriela, mengaku pernah mengalami masalah menyusui buah hatinya secara langsung. “Saat itu saya adalah mama baru. Saya kira menyusui langsung adalah hal natural yang bisa dilakukan dengan mudah. Namun ada kendala perlekatan, jadi payudara terasa bengkak dan sakit,” ujarnya.
Proses menyusui menjadi hal yang tidak mudah bagi Stefani. “Pemberian ASI dengan menyusui langsung menjadi tidak efektif. Berat badan bayi turun. Saya tahu ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, jadi saya terus mencari cara untuk bisa memberikan ASI untuk bayi saya,” terang mom influencer di media sosial yang memiliki banyak pengikut.
Stefani mengakui langkah yang ditempuhnya tidak mudah untuk bisa memberikan ASI dengan pompa. Dia sampai menguji 38 pompa ASI dalam 2 bulan, mencobanya setiap hari untuk menemukan pompa terbaik.
Dia membeli pompa ASI dari harga Rp200 ribu hingga Rp1,8 juta per buah demi menemukan yang pas dan nyaman dipakai. Selama periode Januari hingga Februari 2025, Stefani telah mengulas 38 merek alat pompa ASI dengan berbagai bentuk dan model.
Ulasan-ulasan ini dibagikan melalui akun media sosialnya, sehingga membantu banyak ibu dalam memilih pompa ASI yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Saat menggunakan pompa selang, saya merasa terpenjara karena tidak bisa memompa sembari menggendong bayi. Itu bikin saya down dan sempat baby blues. Saya menguji 38 pompa ASI untuk menemukan mana yang paling cocok. Untuk pompa hands free lebih nyaman karena bisa dilakukan sambil beraktivitas,” bebernya.
Karena ulasan pompa ASI hands free masih terbatas, Stefani membuat ulasan mengenai pompa ASI ini. “Saya berharap ulasan itu bisa membantu para mama untuk memilih pompa ASI terbaik. Kalau ada mama yang gagal menyusui langsung seperti saya, itu bukan akhir segalanya. Dengan pumping, kita tetap bisa mengASIhi,” lanjut Stefani.

Ulasan 38 pompa ASI selama dua bulan itu membuahkan rekor MURI untuk kategori ‘Ibu Menyusui dengan Ulasan Merek Pompa ASI Nirgenggam Terbanyak Melalui Media Sosial’.
Stefani memahami betul perjuangan para ibu dalam memberikan ASI kepada buah hati mereka. Untuk itu, melalui Power Pump Mom, ia ingin merangkul para ibu untuk saling berbagi pengalaman dan solusi, terutama dalam penggunaan alat pompa ASI untuk menghasilkan ASI perah ketika menyusui langsung tidak memungkinkan.
“Saya berharap Power Pump Mom dapat menjadi wadah bagi para ibu untuk saling berbagi, belajar, dan mendapatkan dukungan dalam perjalanan memberikan ASI. Saya berharap semakin banyak ibu yang merasa termotivasi dan tidak merasa sendirian dalam menghadapi tantangan mengASIhi,” pungkas Stefani. (HG)