Hidupgaya.co – Penyanyi Mawar de Jongh didaulat sebagai duta Royale by SoKlin Premium Series. Saat menerima tawaran suatu produk, dia mengaku menimbang sejumlah hal di antaranya, nilai yang diusung merek terkait.
“Jadi gak asal terima tawaran. Aku juga mempertimbangkan value yang diusung merek tersebut,” kata Mawar dalam temu media bertema The Royale Garden: A Soft Touch of Nature #BeFirstBeNatureBeRoyale di Jakarta, baru-baru ini.
Royale by SoKlin Premium Series, pelembut pakaian konsentrat tumbuhan pertama di Indonesia yang dibesut Wings Group, menurut Mawar memiliki nilai yang selaras dengannya.
Menggunakan produk yang terinspirasi dari kebaikan alam, termasuk menggunakan produk-produk berbahan tumbuhan menjadi keunggulan produk pewangi ini.

Marketing Manager Fabric Conditioner Category Wings Group Indonesia, Meliana Sri Rahayu Widodo, menyampaikan bahwa kehadiran produk ini tak lepas dari perkembangan tren dan kebutuhan konsumen di Indonesia.
“Konsumen mendambakan produk yang terinspirasi dari kebaikan alam. Itulah alasan kami berinovasi menggeliatkan pasar fabric conditioner di Indonesia dengan menghadirkan pelembut pakaian konsentrat berbahan tumbuhan pertama di Indonesia, Royale by SoKlin Premium Series,” tuturnya.
Lebih lanjut Meliana menuturkan, Royale by SoKlin Premium Series mengandung 99% Botanical Fusion yang dapat membantu melembutkan pakaian secara optimal.
Untuk diketahui, 99% Botanical Fusion adalah teknologi inovatif berbahan tumbuhan dari Wings Care yang mampu melembutkan pakaian hingga serat terdalam.
“Teknologi pada Royale by SoKlin Premium Series ini telah melewati serangkaian proses dan standar tinggi sehingga teruji dapat melembutkan pakaian menjadi selembut sutra,” urai Meliana.
Mawar sepakat bahwa mengenakan busana yang wangi dapat meningkatkan rasa percaya diri dan meninggalkan first impression terhadap orang-orang yang ditemui.
Selain wangi, penyanyi ini juga menyukai pakaian nyaman yang menunjang penampilan. “Sebagai seorang aktris dan penyanyi yang dituntut harus tampil baik, kelembutan dan wangi pakaian menjadi faktor penting untuk mendukung setiap penampilan aku. Aku tuh suka gaya simpel dan elegan,” ujarnya.
“Gak hanya lembut dan wangi, tapi formula berbahan tumbuhannya bikin aku merasa nyaman ketika memakainya,” tandas Mawar.
Peace Silk, Ramah Lingkungan dan Etik
Kesempatan sama, Melie Indarto, pendiri KaIND, sebuah merek fashion ramah lingkungan dari Pasuruan, Jawa Timur, mengakui sustainable fashion dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan.
“Sebagai sebuah brand, saya ingin menunjukkan bahwa kebaikan alam bisa hadir dalam fashion tanpa mengorbankan kualitas atau estetika. Bagi saya, fashion bukan hanya sekadar tren, tetapi juga suatu komitmen untuk menciptakan dampak positif melalui pilihan yang lebih bijak dan bertanggung-jawab,” bebernya.
Dalam keseharian, Melie mengutamakan pakaian yang menggunakan bahan-bahan alami agar mendukung kenyamanan saat beraktivitas.
“KaIND menggunakan bahan seperti peace silk, serat kulit nanas, dan bahan-bahan dari alam lainnya yang merupakan bahan alami yang lembut dan lebih ramah selama proses produksinya,” urai Melie.

Peace silk, yang disebut juga sutra eri, dibuat secara etik dan ramah lingkungan. “Kalau ulat sutra biasanya makan daun murbei, sutra eri ini ulatnya makan daun singkong,” ujarnya.
Dalam mengolah peace silk, petani tidak membunuh pupa di dalam kepompong. “Saat kepompong kosong baru diolah. Makanya praktiknya etik,” lanjut Melie.
Kelebihan lain peace silk adalah proses produksi bisa dibuat dengan proses sederhana. “Kalau budidaya ulat sutra harus secara industri, sedangkan sutra eri bisa dikembangkan di rumah-rumah petani dengan rak kayu seserhana terbuat dari bambu. Nanti hasil panennya disetor ke KaIND, baru kita olah menjadi benang yang bisa dibuat menjadi baju,” Melie menjabarkan.
Melie mendorong masyarakat untuk mulai memilih bajan pakaian organik seperti katun atau linen. “Katun dan linen itu breathable. Kulit bisa bernapas. Proses produksinya juga berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat,” tandasnya. (HG)