Hidupgaya.co – Prevalensi stunting anak Indonesia saat ini masih mencemaskan. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut bahwa 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting.

Berbagai penyebab persoalan itu antara lain rendahnya pemahaman, kurangnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin, dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan.

Tanpa penanganan yang tepat, permasalahan stunting dapat mempengaruhi kesehatan anak di masa depan.

Akses nutrisi yang cukup serta didukung dengan skrining dan edukasi seputar pentingnya pemenuhan zat besi menjadi hal yang krusial untuk dilakukan dalam upaya mencegah anemia dan stunting pada anak.

dr. Agnes Tri Harjaningrum, MsC, Sp.A

Menurut dokter spesialis anak, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MsC, Sp.A kejadian stunting pada anak bahkan dapat dicegah sejak ibu hamil. “Di 1000 hari pertama kehidupan (HPK), harus diperhatikan betul asupan nutrisi dan pemantauan pertumbuhannya, karena jika sudah telanjur stunting dan tidak diperbaiki di usia balita, dampaknya bisa berlanjut hingga dewasa,” tuturnya.

Selain edukasi berkelanjutan mengenai dampak stunting, serta terus meningkatkan skrining secara berkala, penting juga untuk memperhatikan asupan nutrisi yang tepat seperti konsumsi tinggi protein hewani untuk cukupi kebutuhan protein harian anak agar terhindar dari stunting.

Menurut dr. Agnes, hal ini perlu menjadi perhatian kita semua, tidak hanya bagi orangtua dan pemerintah, tetapi juga pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk melawan dan mencegah stunting yang dapat menghambat terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045.

Untuk menurunkan prevalensi angka stunting di Indonesia, Alfamart dan Sarihusada meluncurkan program bersama bertajuk ‘Bantuan Nutrisi Untuk Anak Bangsa’ bertepatan pada momentum Hari Gizi Nasional 2025 yang diselenggarakan di gerai Alfamart Raya Solear, Kabupaten Tangerang (30/1).

Peluncuran program itu sejalan dengan program ‘Satu Telur Sehari’ Alfamart selama enam bulan penuh di 24 lokasi di kota/kabupaten yang menyasar lebih dari 1.000 anak yang terindikasi stunting dan menjadi fokus dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting anak di Indonesia.

Kolaborasi ini juga menghadirkan dukungan skrining status gizi dan edukasi yang diikuti secara antusias oleh masyarakat dan juga menjadi bagian dari Kampanye ‘3 Langkah Maju (3LM)’  untuk menciptakan Generasi Maju Bebas Stunting.

Disampaikan Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya, Alfamart terus melanjutkan komitmen untuk membantu para ibu dan anak Indonesia melalui berbagai program sosial yang dapat dirasakan langsung.

“Pada 2024 Alfamart sukses menjalankan  program satu telur sehari di 12 lokasi kota/kabupaten selama 3-6 bulan. Di tahun 2025, Alfamart akan menjalankan program ini lebih masif lagi dengan 24 lokasi menjadi fokus utama dalam membantu menurunkan angka prevalensi stunting pada anak,” ujar Rani.

Dengan pemberian intervensi telur kepada anak-anak yang terindikasi stunting diharapkan dapat membantu meningkatkan gizi mereka.

Menurutnya, dengan dukungan dari Sarihusada berupa edukasi dan skrining gizi, ini akan memaksimalkan upaya menurunkan angka stunting di tanah air.

Program skrining gizi dan edukasi nutrisi ini bertujuan untuk mendeteksi risiko stunting sejak dini termasuk anemia defisiensi besi, sehingga intervensi yang tepat dapat segera dilakukan oleh para orang tua.

Salah satu inisiatif kolaboratif yang telah dilakukan Sarihusada dan Alfamart adalah program Sahabat Alfamart Generasi Maju yang telah berlangsung sejak 2024 lalu dan berhasil menjangkau lebih dari 10.000 ibu dan anak.

Alfamart dan Sarihusada meluncurkan program bersama bertajuk ‘Bantuan Nutrisi Untuk Anak Bangsa’ bertepatan pada momentum Hari Gizi Nasional 2025 yang diselenggarakan di gerai Alfamart Raya Solear, Kabupaten Tangerang (30/1).

Kesempatan sama, Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin mengatakan untuk dapat memberikan dampak positif ke lebih banyak orang diperlukan kolaborasi strategis multipihak, termasuk dengan kolaborasi bersama Alfamart.

“Kolaborasi multipihak merupakan sebuah komitmen lanjutan dari Sarihusada sebagai perusahaan yg berfokus untuk menyediakan nutrisi di setiap tahapan kehidupan yakni susu untuk fase kehamilan, susu pertumbuhan anak, susu keluarga serta nutrisi untuk kondisi medis khusus demi mewujudkan Generasi Emas 2045,” ujar Arif.

Kolaborasi dengan Alfamart merupakan salah satu bentuk kontribusi multipihak untuk mendukung pemerintah menurunkan prevalensi stunting anak dan merupakan keberlanjutan dari program Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) yang telah diinisiasi Sarihusada sejak 2023.

“Dengan adanya alat bantu skrining status gizi anak yang diharapkan dapat membantu untuk melihat status gizi anak dan mendeteksi lebih dini risiko stunting pada anak sehingga penanganannya lebih efektif,” tandas Arif. (HG)