Hidupgaya.co – Ketimpangan sosial di Indonesia masih menjadi masalah yang memprihatinkan. Berdasarkan data dari Kementerian Sosial tahun 2022, Indeks Inklusivitas Indonesia tercatat rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Filipina, Vietnam, Singapura, dan Thailand.
Indonesia berada di peringkat 125 secara global dalam indeks tersebut, yang mencerminkan masih adanya kesenjangan besar dalam akses terhadap pendidikan, peluang ekonomi, hingga layanan keuangan.
Kondisi ketimpangan ini semakin terasa di Indonesia Timur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa tingkat kerawanan pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 14,68 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 4,5 persen.
Selain tantangan iklim, wilayah ini menghadapi keterbatasan infrastruktur, kurangnya akses dan pengetahuan tentang pangan bergizi, serta tingginya kesenjangan ekonomi.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat yang lebih merata dan inklusif agar tidak ada yang tertinggal dalam pembangunan.

Menjawab tantangan ini, Bank DBS Indonesia didukung oleh DBS Foundation mengalokasikan dana sebesar 9 juta dolar Singapura (lebih dari Rp100 miliar) untuk tiga tahun ke depan guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat rentan di Indonesia termasuk perempuan, petani kecil, kaum muda, dan penyandang disabilitas.
Ini merupakan realisasi dari komitmen DBS Group untuk mengalokasikan dana sebesar 1 miliar dolar Singapura selama 10 tahun ke depan untuk mendukung komunitas rentan yang diumumkan pada 2023 lalu.
Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menyampaikan bahwa setiap inisiatif yang dijalankan DBS Foundation dipandu oleh dua fokus utama, yakni menyediakan kebutuhan dasar dan mendorong inklusi bagi masyarakat rentan.
“Dengan memenuhi kebutuhan dasar yang mendesak dan membuka akses bagi setiap individu, fondasi yang kuat untuk perubahan positif dalam jangka panjang dapat dibangun,” kata Mona dalam temu media menandai kolaborasi DBS Foundation dengan The Asia Foundation, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, dan Dicoding di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Mona menyampaikan, kolaborasi itu ditargetkan dapat memberikan manfaat bagi 238.000 orang.
Dia menambahkan, kerja sama strategis itu dilandasi filosofi ‘From a Spark Within to Impact Beyond’ yang diusung DBS Foundation.
“Ini karena kami optimis bahwa ‘spark’ atau percikan kecil yang konsisten dan dilakukan bersama-sama akan menciptakan perubahan yang melampaui generasi dan batasan,” tutur Mona.
Selain memberikan bantuan langsung, kolaborasi itu juga membekali masyarakat rentan dengan pengetahuan, keterampilan, dan peluang yang dapat membuka jalan bagi mereka untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Kerja sama strategis dengan tiga mitra di tahun ini secara khusus dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat rentan di berbagai wilayah, seperti:
Program SHE CAN (Accelerating Financial Inclusion for Marginalised Women) bersama The Asia Foundation (periode 2024-2027 atau tiga tahun) untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kepemimpinan dan kewirusahaan bagi 80.000 perempuan marjinal di Kalimantan Barat.
Program FEAST (Flores Empowerment for Agricultural Sustainability and Transformation) bersama Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (periode 2025-2028 atau tiga tahun) untuk meningkatkan kapasitas petani skala kecil dalam menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan/cerdas iklim.
Selain itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan status nutrisi petani dan keluarganya melalui peran kepemimpinan perempuan dalam diversifikasi pangan dan ketahanan pangan keluarga. Penerima manfaat adalah sekitar 28.000 petani skala kecil (terdiri dari 50 persen perempuan) dan keluarga petani.
Program Coding Camp bersama Dicoding (periode 2024-2026 atau dua tahun) untuk meningkatkan literasi digital melalui pelatihan coding gratis dan soft skill bagi 130.000 pelajar SMK dan mahasiswa termasuk penyandang disabilitas di berbagai wilayah di Indonesia secara daring serta membuka peluang kerja.
Untuk diketahui, DBS Foundation didirikan sejak 2014 dengan komitmen awal sebesar 50 juta dolar Singapura guna mendukung wirausaha sosial atau bisnis inovatif yang tidak hanya mencari keuntungan tetapi turut memberikan dampak berkelanjutan melalui DBS Foundation Business for Impact Grant Award Programme.
Sepanjang perjalanannya, DBS Foundation telah menyalurkan menyalurkan dana hibah sebesar 2,28 juta dolar Singapura kepada 14 wirausaha sosial dan UMKM di Indonesia.

Tahun lalu, empat SE di Indonesia, yaitu Plana, Nafas, Liberty Society, dan Magalarva, menerima hibah senilai Rp8,2 miliar untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan sosial seperti polusi udara, limbah makanan dan plastik, hingga pemberdayaan perempuan.
Tahun lalu DBS Foundation meningkatkan komitmennya dengan pendanaan hingga 1 miliar dolar Singapura selama 10 tahun ke depan yang berfokus pada dua tema di atas serta Business For Impact.
“Seluruh upaya ini sejalan dengan ‘spark’ atau semangat Bank DBS Indonesia untuk menjadi ‘Best Bank for a Better World’, yang tidak hanya berfokus pada keberhasilan finansial, tetapi juga pada kontribusi positif bagi masyarakat luas,” pungkas Mona. (HG)