Hidupgaya.co – Terong menjadi sayur yang kerap dipandang remeh. Tersedia melimpah di Indonesia, terong awalnya tumbuh liar di India. Sejak petani Tiongkok kuno pada abad ke-5 SM mulai menanamnya, terong telah menyebar ke seluruh dunia hingga Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.
Terong tumbuh paling baik di daerah dengan suhu antara 70° dan 85° Fahrenheit. Saat ini, Tiongkok, Mesir, Jepang, Italia, dan Turki adalah negara-negara penghasil terong teratas di dunia.
Terong bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Olahan terong yang umum termasuk menggoreng, memanggang, oseng-oseng, hingga dibuat sayuran berkuah.
Hidangan atau camilan populer yang mengandung terong di antaranya sayur lodeh (kari) berkuah santan, kentang goreng terong, kroket terong, lasagna terong, hingga parmesan terong.

Saat memilih terong, pastikan kulitnya halus dan berkilau. Hindari kulit yang pecah atau bernoda. Pastikan batangnya terlihat segar dan terong sedikit memantul saat meremasnya. Tips ini bisa dipraktikkan untuk mendapatkan terong yang tidak terlalu keras atau terlalu lunak.
Terong mengandung serat, mineral seperti mangan, folat, vitamin B1, B3 dan B6 serta vitamin K. Sayuran ini juga banyak mengandung antioksidan.
Satu cangkir terong mengandung 35 kalori, 9 gram karbohidrat, 1 gram protein, 2 gram serat dan 3 gram gula.
Kulit terong bisa dimakan, jadi tak perlu memgupasnya saat menyiapkan sayur ini. Beberapa orang menggarami terong sebelum dimasak untuk mengurangi rasa pahitnya. Jika lebih suka terong yang rasanya tidak terlalu pahit, masukkan kubus atau irisan terong ke dalam saringan dan beri garam secukupnya. Diamkan selama minimal 60 menit, lalu bilas terong dan tekan perlahan di antara tisu untuk membuang sari yang lebih pahit.

Perlu diketahui, semua anggota famili sayuran Solanaceae (termasuk terong) mengandung alkaloid. Dalam dosis yang lebih tinggi, alkaloid beracun bagi manusia. Tembakau adalah tanaman Solanaceae lain yang memiliki kadar alkaloid lebih tinggi dan beracun.
Meskipun Solanaceae yang kita makan lebih rendah alkaloidnya, beberapa ahli percaya bahwa orang-orang tertentu lebih sensitif terhadapnya.
Bagi yang sensitif terhadap sayuran Solanaceae, mungkin lebih baik menghindarinya atau berkonsultasi dwngan ahli gizi jika ingin mengonsumsinya. (HG)