Hidupgaya.co – Mengedepankan nilai-nilai ramah lingkungan dalam proses pembuatan produknya, Pleatsmama menjadi jenama asal Korea Selatan pertama yang menggunakan teknologi rajutan inovatif.
Pleatsmama memberikan warna baru pada industri fashion, khususnya tas, dengan menggunakan benang daur ulang ramah lingkungan untuk mengubah limbah menjadi produk tas sekaligus mengembangkan desain yang unik.
Tujuan pemakaian limbah daur ulang itu tak lain untuk memberikan kesempatan kedua dan disulap menjadi produk fashion bernilai tinggi.
“To give discarded wastes a second chance at usefulness adalah tujuan utama berdirinya Pleatsmama. Selama kurang lebih enam tahun, kami berkomitmen tulus terhadap lingkungan dan juga konsumen-konsumen kami,” ujar CEO Pleatsmama, Jong-mi Wang di acara ‘Pleats with Purpose’ menandai peluncuran produk fashion menggunakan limbah daur ulang di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Jong-mi menekankan, sejak dibesut pada November 2017, Pleatsmama konsisten memberikan inovasi-inovasi baru, baik dari segi ide hingga desain.
“Kami terus ingin menghadirkan merek yang lekat dengan konsumen dan memiliki makna tersendiri bagi orang yang memakainya. Di Korea Selatan, Pleatsmama telah menjadi neighbor whom you can share goodness with, and now we’re very excited to become your neighbor here in Indonesia,” tutur Jong-mi Wang.
Jadi, konsumen Indonesia tak perlu jauh-jauh berburu hingga Korea Selatan, kini produk Pleatsmama telah tersedia di gerai Bobo Tokyo Grand Indonesia, Jakarta.
Di balik desain yang modern dan sophisticated, produk Pleatsmama dibuat dari 16 botol plastik yang diubah dengan teknologi inovatif menjadi sebuah tas.
Untuk membuat tas yang unik itu, Pleatsmama mendaur ulang 100% botol PET bekas beserta jaring ikan, pakaian bekas, dan alas tidur.

“Dengan cara ini, Pleatsmama secara signifikan mengurangi emisi karbon dan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir sekaligus menghemat sumber daya,” terang Jong-mi Wang.
Berbagai upaya eksperimen juga dilakukan, termasuk dengan menggunakan metode pewarnaan dope dyeing, material lokal yang tidak menghasilkan limbah cair.
Lebih lanjut Jong-mi Wang menyampaikan, pihaknya terus mencoba mengadopsi berbagai upaya untuk mengurangi emisi karbon dan meminimalkan limbah dalam setiap proses produksi. “Bahan packaging kami pun ramah lingkungan, dengan mengurangi penggunaan kantong plastik dan tinta cetak yang berlebihan,” bebernya.

Sejarah Pleatsmama dimulai pada November 2017, berangkat dari kesadaran akan kenyataan keras yang ada di dalam industri fashion, yaitu tingginya penumpukan limbah pakaian serta benang-benang yang tidak terjual dan terpakai.
Berawal dari isu ini, perjalanan Pleatsmama berlanjut hingga pada 2018 merek fashion asal Korea Selatan ini resmi merilis tas pleats rajut pertama yang diproduksi secara domestik yang terbuat dari benang ramah lingkungan.
Warna tas dari limbah daur ulang ini sangat menarik perhatian dengan desain unik. Buat kalian yang penasaran silakan sambangi gerai Bobo Tokyo Grand Indonesia untuk mendapatkan aneka koleksi tas Pleatsmama yang ramah lingkungan. (HG)