Hidupgaya.co – Karya pelukis maestro tanah air, Basoeki Abdullah, akan tampil dalam format digital untuk pertama kalinya, digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
Basoeki Abdullah merupakan maestro lukis Indonesia asal Surakarta yang lahir pada 27 Januari 1915, yang menorehkan banyak prestasi.
Pelukis itu beraliran realis dan naturalis, yang pernah memenangi sayembara melukis Ratu Juliana pada 1948, mengalahkan 87 pelukis Eropa.
Ia pun sempat dipilih oleh Presiden Soekarno sebagai pelukis langganan istana.
Berkat keahliannya dalam bidang seni lukis, Basoeki Abdullah mendapatkan panggilan untuk melukis raja, kepala negara, dan mengadakan pameran lukisan di mancanegara, seperti di Singapura, Italia, Portugal, Inggris, dan beberapa negara lainnya.
Peran Basoeki Abdullah dalam kancah internasional itu membuatnya disebut sebagai duta seni lukis Indonesia.
Karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, di samping menjadi barang koleksi di penjuru dunia.

Basoeki Abdullah mendapat pengakuan internasional dan menjadikannya salah satu pelukis Indonesia yang paling berpengaruh pada abad ke-20.
Sosoknya menorehkan banyak prestasi, mendorong Galeri Indonesia Kaya bekerja sama dengan Gondola Team, sekelompok seniman multidisiplin dari berbagai latar belakang, mencakup seniman lukis, programmer, ahli tata cahaya, seniman instalasi dan ahli kriya, untuk menghadirkan karya-karya yang berakar dari lukisan-lukisan Basoeki Abdullah dengan format digital.
Pameran bertajuk ‘Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah’ digelar 13 November hingga April 2025 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
“Basoeki Abdullah adalah sosok pelukis yang mampu menghadirkan keindahan dan kedalaman emosi dalam setiap goresan kuasnya. Karyanya tidak hanya sekadar lukisan, tetapi juga jendela yang memperlihatkan jiwa bangsa dan kekayaan budaya Indonesia,” kata Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Melalui gaya realisme dan naturalisme yang sangat halus, ia berhasil mengabadikan pesona alam dan keanggunan sosok manusia secara luar biasa.
Kepekaannya terhadap detail, warna, dan ekspresi membuat setiap lukisan Basoeki Abdullah terasa hidup dan berbicara kepada penontonnya.
Renita mengatakan, pameran digital itu memberikan pengalaman virtual melalui sajian imersif karya Basoeki Abdullah yang pertama di Indonesia.
Dengan teknologi digital yang juga interaktif, pameran ini tidak hanya menampilkan potret wajah, tetapi juga keindahan alam dan budaya Indonesia yang digambarkan Basoeki penuh dengan pesona gunung dan sawah, serta kisah-kisah mitologis dan pewayangan.
Pameran digital Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah menyajikan 14 karya sang maestro yang mempresentasikan keberadaan alam dan kisah-kisah lokal Indonesia.
Melalui karya-karyanya yang disajikan melalui media virtual inilah, pengunjung dapat mengetahui dan menikmati dengan mudah dan jelas tentang keberadaan kisah dalam pewayangan, legenda atau mitologi maupun pemandangan alam yang dipenuhi gunung dan sawah di Indonesia.
”Pemilihan 14 lukisan dalam pameran ‘Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah’ dilakukan dengan pertimbangan khusus untuk menunjukkan perjalanan Basoeki Abdullah sebagai maestro lukis,” kata Mikke Susanto, kurator yang telah meneliti sosok dan lukisan Basoeki Abdullah sejak 2004.
Mikke mengatakan, jarya-karya ini menyajikan keindahan lanskap alam seperti gunung dan sawah, hingga figur-figur mitologi dan kisah pewayangan yang lekat dengan identitas budaya lokal.
“Melalui lukisan-lukisan ini, pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan pesona Indonesia yang dikemas dengan teknologi digital,” terang Mikke
Sebagai kurator, dia percaya bahwa 14 karya dari Basoeki Abdullah yang dikemas dengan teknologi interaktif ini mampu menghadirkan Indonesia dalam perspektif yang menyentuh dan immersive, melampaui sekadar representasi visual.
Laila Azra, pemrakarsa Gondola Team, menambahkan karya-karya Basoeki Abdullah merupakan mediator visual yang menarik benak setiap penonton. “Apalagi ketika lukisan-lukisannya ditampilkan dalam format dengan teknologi digital terkini, semakin memanjakan imajinasi bagi yang menonton,” ujarnya.
Laila menyampaikan, menampilkan karya-karyanya dalam format digital bukan berarti mengurangi nilai aslinya, tetapi justru membuatnya lebih mudah diakses oleh semua orang, terutama anak muda yang lebih dekat dengan teknologi.
Para pengunjung Galeri Indonesia Kaya dapat menikmati 14 karya dari Basoeki Abdullah yang diolah dan disajikan kembali melalui media virtual seperti lukisan Flora dan Fauna Kekayaan Langka (1980-an), Perubahan Kehidupan Dunia (1960-70an), Sungai Tak Pernah Kembali (1970-an), Pantai Flores (1942), Jika Tuhan Murka (1950, Pemandangan di Kintamani (1950-an), Landscape of Gunung Merapi (1970-an).
Tak hanya lukisan pemandangan, pameran digital ini juga menampilkan kisah pewayangan seperti lukisan Bima Suci Berjuanglah Sampai Tercapai (1984), Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembadra (1954), Perkelahian Antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita (1950-1954).

Selain itu ada juga lukisan digital dari Potret Diri Basoeki Abdullah (1940-an), Potret Diri RA Kartini (1976), Potret Diri Ir. Soekarno, dan juga Potret Diri dr. Wahidin Sudirohusodo.
Lukisan-lukisan ini merupakan koleksi dari berbagai tempat, antara lain Museum Basoeki Abdullah, Museum Kebangkitan Nasional, Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Kepresidenan Bogor, maupun koleksi pribadi kolektor yang menyukai karya Basoeki Abdullah.
Cecilia Sidhawati, putri Basoeki Abdullah menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan pameran digital Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah. “Bagi kami, pameran digital ini merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap karya Basoeki Abdullah,” ujarnya.
Dia berharap pameran digital itu dapat membuat karya-karya Basoeki Abdullah semakin dikenal dan dikenang oleh masyarakat luas sebagai bagian dari warisan budaya bangsa yang berharga. (HG)