Hidupgaya.co – Pentingnya susu dalam pemenuhan gizi memberikan ruang besar bagi perusahaan susu untuk berkontribusi pada pemecahan masalah gizi yang dihadapi Indonesia.

Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, ahli Teknologi Pangan IPB, mengatakan industri susu memiliki peran strategis dalam pembangunan gizi bangsa dan ikut serta membangun daya saing sumber daya manusia Indonesia melalui gizi.

“Melalui penerapan teknologi produksi yang modern dan terkendali secara optimal, industri tidak hanya mampu menjamin keamanan pangan produk susu, tetapi juga menawarkan berbagai pilihan produk susu dengan nilai gizi dan mutu yang lebih beragam,” ujar Prof. Purwiyatno di acara kunjungan pabrik Frisian Flag Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (15/10/2024).

Dengan demikian, masyarakat memiliki akses yang lebih luas terhadap produk susu sesuai dengan kebutuhan gizi mereka. Upaya ini sejalan dengan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui gizi yang optimal.

Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi (dok. hidupgaya.co)

Susu merupakan salah satu sumber protein hewani padat gizi. Namun demikian, produk ini tidak bisa tahan lama, karena susu juga disukai mikroba/bakteri sebagai medium untuk berkembang.

Karenanya untuk memperpanjang usia simpan, susu akan diproses, misalnya dengan pemanasan. Sayangnya, proses pemanasan untuk membunuh bakteri membuat kandungan gizi susu berkurang.

“Namun teknik pemanasan ultra high temperature dalam waktu singkat hanya mengurangi sedikit kandungan gizi susu, di sisi lain dapat membunuh bakteri berbahaya penyebab penyakit,” lanjut Prof. Purwiyatno.

Prof. Purwiyatno menyebut masih banyak salah kaprah terkait proses pemanasan produk susu dikaitkan dengan kandungan gizi.  “UHT jauh lebih baik dalam menjaga nilai gizi dibandingkan pemanasan suhu lebih rendah dalam durasi lebih lama,” tuturnya.

Berkurangnya kandungan gizi itu bisa disiasati dengan teknik restorasi, yaitu menambahkan nutrisi yang hilang akibat pemanasan. “Kandungan gizi relatif lebih mudah direstorasi, bisa ditambahkan tergantung berapa yang hilang,” terang Prof. Purwiyatno

Kesempatan sama, Dr. Marudut Sitompul, MPS, Ketua DPP PERSAGI Bidang Ilmiah, mengatakan masyarakat dapat berpartisipasi aktif membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemenuhan zat gizi yang berkualitas melalui susu.

Menurut dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II, masyarakat perlu memahami pentingnya berbagai zat gizi yang terdapat di dalam susu yang diperlukan di setiap tahap kehidupan.

Di masa – masa awal kehidupan, pemenuhan gizi telah menjadi salah satu perhatian utama pemerintah, dengan prioritas penanggulangan stunting dan peningkatan status gizi anak.

Dr. Marudut Sitompul, MPS (dok. hidupgaya.co)

Hal ini terwujud sebagai prioritas pemerintah dengan disusunnya Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di tanah air.

Namun demikian, penurunan angka stunting masih belum sesuai harapan. Program tersebut dinilai belum mengatasi tiga beban malnutrisi yaitu gizi kurang, defisiensi mikronutrien, dan gizi lebih, sebagaimana juga temuan Studi South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) di Indonesia yang melibatkan 3.000 anak di 21 kabupaten/kota di 15 provinsi.

Selain mendapati masih terjadi triple burden di Indonesia, studi SEANUTS II juga mendapati prevalensi stunting di perkotaan mencapai 20,6% dan di pedesaan mencapai 33,6%.

Susu merupakan bagian dari berbagai jenis pangan yang terdapat di dalam pedoman gizi seimbang yang disusun oleh pemerintah (Permenkes Nomor 41 tahun 2014) untuk dapat meningkatkan status gizi anak, perempuan, dan keluarga secara keseluruhan.

“Berdasarkan best practise di beberapa negara, susu juga mempunyai manfaat yang besar dalam membantu pemerintah menekan tiga beban masalah gizi, yaitu gizi kurang, defisiensi mikronutrien, dan gizi lebih, termasuk di dalamnya stunting, pada masa pertumbuhan anak,” ujar Marudut.

Pada usia dewasa hingga usia lanjut, kandungan kalsium pada susu dapat mengurangi/menekan masalah osteoporosis/kekeroposan tulang.

Marudut menyoroti pentingnya asupan protein hewani, dalam hal ini susu, yang tidak dimiliki protein nabati. “Pada produk protein hewani ada L carnitine yang bisa mengangkut lemak ke sel sebagai sumber energi. Dan hal itu tidak dimiliki protein nabati,” tuturnya.

Akses produk susu lebih luas

Kesempatan sama, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro di sela-sela acara media tur yang mengatakan FFI  siap menjadi mitra pemerintah dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia di setiap tahap kehidupan.

“Hal ini dipertegas dengan diresmikannya pabrik baru di Cikarang yang akan memproduksi 700 juta hingga 1 miliar kilogram produk susu per tahun,” ujar Andrew seraya menambahkan investasi pabrik susu itu mencapai Rp3,8 triliun.

Andrew menambahkan, pabrik baru Cikarang akan menghasilkan produk-produk susu dalam berbagai format yang dibutuhkan keluarga Indonesia. Dalam hal ini, kapasitas produksi di pabrik baru yang lebih besar memungkinkan FFI memberikan akses ke lebih banyak konsumen di setiap tahap kehidupan.

Lebih lanjut dia menyampaikan, pabrik FFI di Cikarang dibangun dengan fasilitas unggulan dan teknologi ramah lingkungan yang menerapkan standar produksi susu dunia.

Pabrik ini menggunakan biomass boiler untuk menghasilkan tenaga uap, pengelolaan air dalam lingkungan pabrik melalui fasilitas waste water recycling, pallet ramah lingkungan, serta menggunakan sistem atap solar panel untuk memanfaatkan sinar matahari menjadi perhatian utama FFI untuk mewujudkan praktik bisnis berkelanjutan.

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro (dok. hidupgaya.co)

Tak dimungkiri, masih ada masyarakat yang belum dapat menikmati manfaat susu. “Salah satunya akses yang belum merata, meskipun kalau dari harga tersedia susu dengan harga terjangkau,” tutur Andrew.

Andrew menyebut, FFI sedang menjalankan pilot project untuk produksi susu dengan harga terjangkau. “Sedang kita uji coba,” tuturnya.

Hal yang tak kalah penting untuk meningkatkan asupan susu di masyarakat adalah dengan meningkatkan pemahaman pentingnya konsumsi protein hewani yang berkualitas.

“Kalau dari kami, akan terus meningkatkan inovasi dan memperluas distribusi. Kami juga mengajak teman teman industri susu untuk meningkatkan awareness manfaat susu, dengan demikian diharapkan konsumsi susu akan naik,” pungkas Andrew. (HG)