Hidupgaya.co – Salah satu topik yang sangat diminati oleh pengunjung Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 yang berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran pada 4-6 September silam adalah pembahasan tentang kebijakan sertifikasi halal.
Sertifikasi halal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk.
Selain itu, dengan adanya sertifikasi halal diharapkan dapat menjadi nilai tambah dan daya saing produk Indonesia di dalam dan luar negeri.
Berdasarkan data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, populasi penduduk muslim di dunia diperkirakan akan mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5% dari total populasi dunia pada 2030.
Hal ini akan diiringi dengan permintaan produk halal, terutama produk-produk yang terkait dengan makanan dan minuman.

Terkait hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengatur tentang Jaminan Produk Halal sehingga semua produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikat halal sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014.
Sebagai pameran bahan makanan terbesar di Asia, Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan LPPOM MUI menghadirkan program menarik sebagai sarana edukasi dan sosialisasi tentang sertifikasi halal.
Tahap pertama program wajib sertifikasi halal akan berakhir pada 17 Oktober 2024. Pemerintah aktif melakukan sosialisasi ini agar pelaku usaha, baik dalam negeri maupun luar negeri, dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk memenuhi persyaratan tersebut.
“Saya melihat antusias masyarakat yang begitu tinggi tentang produk halal, khususnya untuk mendapatkan informasi tentang pendaftaran sertifikasi produk halal. Kehadiran BPJPH dalam pameran Food Ingredients (Fi) Asia 2024 merupakan bagian dari program edukasi kami tentang pentingnya produk halal khususnya yang berkaitan tentang bahan baku pangan,” kata Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi BPJPH, Mamat Salamet Burhanudin.
Berdasarkan data dari BPS, jumlah pelaku usaha di bidang makanan dan minuman ada sekitar 8 juta.
“Saat ini kami sudah melayani 2 juta pelaku usaha dengan total jumlah produk yang tersertifikasi sebanyak 5 juta. Kami akan dorong terus agar para pelaku usaha makanan dan minuman mendaftarkan produk-produknya karena untuk mendapatkan sertifikasi halal itu mudah, murah, cepat, dan terukur,” terang Mamat.
Terkait program sosialisasi dan edukasi halal dalam rangkaian Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024, selain BPJPH terdapat pula LPPOM MUI yang membuka Halal Coaching Center.
LPPOM MUI aktif memberikan informasi kepada para pengunjung selama tiga hari pameran berlangsung yang memungkinkan pengunjung berkonsultasi mengenai proses pendaftaran sertifikasi halal.
Halal Coaching Centre ini menjadi peluang berharga bagi pelaku industri makanan dan minuman untuk mendapatkan bimbingan, arahan, serta informasi tentang mekanisme pendaftaran dan perolehan sertifikat halal.
Pengunjung lampaui target
Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 telah sukses menggelar edisi ke-28 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran pada 4 – 6 September, membukukan rekor baru dalam jumlah pengunjung.
Selama tiga hari, acara ini berhasil menarik lebih dari 22.000 pengunjung dari berbagai sektor industri makanan dan minuman.
Pameran ini menjadi wadah strategis bagi para profesional dan pelaku bisnis untuk menjalin koneksi, menjajaki peluang kerja sama, serta mengeksplorasi inovasi terbaru dalam industri bahan makanan dan minuman.
Melibatkan lebih dari 700 perusahaan peserta dari 38 negara, Fi Asia Indonesia 2024 terus membuktikan diri sebagai salah satu acara terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara.
Selain pameran yang diselenggarakan oleh Informa Markets, acara ini juga berhasil menarik daya minat pengunjung dengan fitur event, konferensi dan seminar internasional yang digelar lebih dari 60 topik yang berbeda setiap harinya.

Rose Chitanuwat, Regional Portfolio Director (ASEAN), Informa Markets, mengaku sangat terkesan dengan respons luar biasa yang diterima oleh Fi Asia Indonesia 2024. “Ini bukan hanya tentang jumlah, tetapi juga tentang kualitas interaksi yang terjadi di sini,” ujarnya.
Hal yang menggembirakan, lebih dari 80% peserta pameran telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka kembali pada Fi Asia Indonesia 2026 yang akan diselenggarakan pada 16 – 18 September 2026.
“Ini menunjukkan betapa pentingnya acara ini sebagai platform utama bagi industri makanan dan minuman untuk membangun koneksi bisnis dan membuka peluang kerja sama strategis,” terang Rose.
Sebagai bagian dari rangkaian acara Food Ingredients di Asia, Fi Asia akan kembali hadir di Vietnam pada 9-12 Oktober 2024 di Saigon Exhibition Convention Center, untuk memberikan kesempatan bagi para profesional dan pelaku bisnis di kawasan tersebut untuk terhubung dengan tren dan inovasi terbaru.
Selain itu, Fi Asia Thailand akan digelar pada 17-19 September 2025 di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, menghadirkan platform yang lebih besar dan lebih luas bagi industri bahan makanan dan minuman untuk terus berinovasi dan berkembang di tingkat global. (HG)