Hidupgaya.co – Merawat kesehatan gigi dan mulut adalah keharusan mengingat ini merupakan garda terdepan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Banyak penyakit masuk ke dalam tubuh bermula dari ketidakpedulian untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, termasuk urusan sikat gigi.
Sikat gigi yang tampaknya sepele namun dampaknya bisa meluas dan serius. Kurangnya edukasi sikat gigi yang benar di waktu yang tepat membuat masyarakat Indonesia masih dihadapkan pada masalah gigi dan mulut.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebut 93% anak Indonesia usia dini mengalami prevalensi gigi berlubang, dan hanya 7% anak Indonesia yang bebas dari karies gigi.
Padahal, gigi berlubang yang tidak ditangani bisa memicu masalah yang berujung pada hilangnya gigi karena tanggal atau dicabut.
“Kunci merawat kesehatan gigi itu sederhana, yaitu menyikat gigi dengan benar,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di acara bakti sosial bertajuk ‘Senyum Sehat Keluarga Indonesia’ yang dihelat Devya Aesthetic Dental & Implant Center bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Jakarta di Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (24/8/2024).

Menkes mendorong masyarakat agar merawat gigi dengan benar untuk menghindari pencabutan gigi sebagai langkah akhir. “Bapak dan ibu giginya jangan sampai dicabut. Supaya gigi sehat caranya sikat gigi dan periksa ke dokter gigi setiap enam bulan sekali,” ujarnya.
Menkes menambahkan, gigi yang tidak sehat biasanya akan bolong. “Kalau sudah bolong, biaya berobat ke dokter gigi bisa mahal,” ujarnya.
Gigi bolong atau berlubang yang dibiarkan lama-lama akan mengenai saraf. Jika hal ini tak diatasi, akan membuat gigi keropos dan harus dicabut. “Menurut diskusi dengan dokter, gigi yang dicabut itu akan berpengaruh pada struktur gigi dan mulut, dan perlu dipasang implan yang biayanya mahal. Untuk mencegah jangan sampai kejadian gigi tanggal atau harus dicabut, rajin sikat gigi setelah makan dan rawat gigi agar selalu sehat,” saran Menkes.
Kesempatan sama, drg. Devya Linda SpBM. FISID, selaku pendiri Devya Aesthetic Dental & Implant Center menyampaikan, penyebab kerusakan gigi di mulut berawal dari sikat gigi yang tidak benar. Gigi yang rusak itu bisa berakhir pada pencabutan. “Pencabutan gigi itu terapi akhir dari perawatan rongga mulut,” ujarnya.
Pencabutan gigi bisa membuahkan perubahan ekosistem di rongga mulut. “Kalau gigi bawah dicabut, maka gigi atas yang maish utuh bisa ikut melorot. Gigi yang dicabut juga kontak kiri kanannya. Selain itu makanan lebih mudah nyelip,” terang drg. Devya.
Dia menjelaskan, di lokasi gigi dicabut maka tulangnya akan melorot, menciut dan memendek. Gigi sebelahnya juga akan ikut goyang. “Gigi itu disupport oleh tulang di sekitar akar gigi. Kalau gigi dicabut, itu akan berdampak juga ke gigi sebelahnya, kanan kirinya, yang akan ikut goyah,” beber drg. Devya.
Dokter spesialis bedah mulut itu mendorong agar masyarakat menyikat gigi dengan baik dan benar di waktu tepat dengan sikat gigi yang tepat. “Sikat gigi sebelum tidur dan setelah makan. Pilih sikat gigi yang tepat. Sikat gigi anak biasanya kepalanya kecil sehingga bisa menjangkau sampai bagian belakang,” ujarnya.
Jangan lupa pilih sikat gigi dengan bulu sikat lembut agar tidak mengikis gigi. “Kalau semua itu dilakukan dengan tepat maka bisa terbebas dari penyakit gigi,” ujar drg. Devya.
Guna mengedukasi pentingnya menyikat gigi dengan benar, Devya Aesthetic Dental & Implant Center bersama PDGI cabang Jakarta mengadakan bakti sosial, di antaranya sikat gigi massal melibatkan seribu anak sekolah.

Selain itu juga diadakan pemeriksaan dan pengobatan gigi gratis, serta penyuluhan kesehatan gigi bagi masyarakat. Acara ini makin meriah dengan hadirnya sejumlah figur publik, di antaranya Melly Goeslaw, Yuni Shara, Titi DJ, Dewi Gita, Indra Bekti dan sebagainya.
“Dengan acara ini kami ingin mengedukasi dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut yang menjadi pangkal kesehatan kita dengan cara yang efektif dan mudah,” ujar drg. Devya.
Semakin banyak keluarga yang mengadopsi praktik kesehatan gigi dan mulut dengan baik, akan membantu menurunkan prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia.
“Kami berharap kegiatan ini akan dapat menginspirasi klinik dan pusat kesehatan lain untuk menyelenggarakan kegiatan serupa,” pungkas drg. Devya. (HG)