Hidupgaya.co – Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) semarakkan panggung runway JF3 Fashion Festival 2024 hari ketiga di Summarecon Kelapa Gading dengan mengusung tema kolektif ‘Fashion Fusion in Elegance: Bridging Generations’.
Ketua Umum APPMI Poppy Dharsono mengatakan, tema itu memadukan perspektif unik mereka untuk menciptakan koleksi yang harmonis dan elegan untuk merayakan sinergi antara inovasi anak muda dan keahlian berpengalaman, menghadirkan perpaduan gaya kontemporer dan klasik.
APPMI hingga kini tetap konsisten dalam mempresentasikan karya di JF3. Selama 11 tahun, para desainer APPMI telah menghiasi panggung parade show JF3 tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2022, dan 2023.

Pada presentasi APPMI yang kedua belas di JF3 Fashion Festival 2024, APPMI menampilkan karya sang pendiri Poppy Dharsono, bersama dengan Harry Hasibuan, Riki Damanik, dan APPMI Muda Sustainable Fashion.
Poppy Dharsono
Di gelaran JF3 2024, Poppy memanfaatkan denim sebagai bahan utama, dipadu serasi dengan batik untuk tampilan memikat. Blue jeans/denim di tangan Poppy tampil beda dan ‘naik kelas’. Diperkaya dengan teknik jacquard dan sentuhan personal ala Poppy Dharsono, 24 set busana pria dan wanita itu menampilkan look menawan yang bisa dikenakan di segala kesempatan.

“Di koleksi yang tampil di JF3 kali ini, saya ingin me-revive (menghidupkan kembali) jeans. Dunia garmen saat ini sedang kesulitan. Setelah 52 tahun, jeans akhirnya kembali. Saya berharap, dari hulu ke hilir, kita harus jadi tuan rumah di pasar kita sendiri,” ujar Poppy sesaat sebelum pergelaran JF3 2024, Minggu (28/7/2024).
Harry Hasibuan
Harry Hasibuan, desainer di balik merek Haze Be Wear, telah berkarya selama lebih dari 12 tahun dan saat ini menjabat sebagai pengurus APPMI Sumatera Utara.

Koleksi terbaru Harry yang ditampilkan di pamggung JF3 2024 bertajuk ‘Where Classic Meets Chic’ terinspirasi dari kesederhanaan dan quiet luxury.
Koleksi ini menggunakan material linen dan ditujukan untuk mereka yang menginginkan gaya minimalis namun tetap elegan. Busana ini terlihat feminin dan membingkai cantik setiap wanota yang memakainya.

Riki Damanik
Riki Dinamik, seorang desainer busana wanita yang mengkhususkan diri dalam pembuatan made-to-order, berfokus pada upaya pelestarian dan promosi warisan budaya Sumatera Utara dengan memanfaatkan kain tradisional seperti ulos dan songket.
Di tangan Riki, kain tradisional itu mewujud dalam rancangan busana kontemporer yang menggabungkan sentuhan bordir, patch, hiasan manik-manik, dan manipulasi kain.

Riki menampilkan koleksi yang terinspirasi oleh busana klasik seperti kebaya, beskap, dan korset, dengan penggunaan wastra Sumatera Utara, organza, lace, dan sutera satin, menyajikan interpretasi modern dan segar atas siluet tradisional dalam tema ‘Kreasi Wastra dengan Mood Muda dan Fresh’.
Keseluruhan koleksi terlihat memikat, anggun dengan detail apik sehingga busana karya Riki ibarat kulit kedua yang memeluk erat pemakaianya.

Untuk diketahui, APPMI dibesut pada 1993 oleh Poppy Dharsono, Hari Dharsono, dan Pia Alisjahbana. APPMI kini menaungi para perancang busana Indonesia, baik yang fokus pada busana konvensional maupun busana muslim, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Dengan misi merancang, mengembangkan, dan membina dunia mode, APPMI berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia secara umum, serta memajukan dunia mode secara khusus. (HG)